DETAIL.ID, Jakarta – Chiang Wan An menjadi Wali Kota Taipei termuda setelah menang dalam penyeleksian lazim (pemilu) lokal di Taiwan yang digelar Sabtu , 26 November 2022 kemudian.
Pria berusia 43 tahun itu jadi bintang gres di partai Kuomintang atau KMT usai partai tersebut berhasil mengalahkan Partai Progresif Demokratik (DPP) yang dipimpin oleh Presiden Taiwan Tsai Ing Wen.
Tsai Ing Wen sendiri menetapkan mundur selaku ketua partai setelah calon dari DPP kalah dalam pemilu Wali Kota Taipei. Kekalahan itu menjadi yang paling besar bagi DPP sejak 36 tahun terakhir.
Chiang Wan An menang atas rivalnya dari DPP, Chen Shih Chung dengan perolehan lebih dari 575 ribu bunyi. Sementara itu, Chen mendapatkan 434 ribu bunyi.
Dalam pemilu tersebut, cicit dari mendiang eks Presiden Republik China (Taiwan) Chiang Kai-shek itu juga berhasil mengungguli 11 dari 12 tempat pemilihan, berdasarkan hasil Komisi Pemilihan Umum Pusat.
Kemenangan itu membuat KMT sukses merebut kembali jabatan tertinggi di ibu kota sesudah delapan tahun lalu ialah pada 2014. Saat itu, Taipei dipimpin oleh Wali Kota Ko Wen Je dari Partai Rakyat Taiwan.
“Kemenangan menjadi milik setiap warga Taipei. Ini yakni kemenangan terperinci atas kegelapan dan kebaikan atas kejahatan,” kata Chiang mirip dikutip The South China Morning Post.
Pengamat menganggap kesuksesan Chiang ini kemungkinan disebabkan oleh situasi pandemi Covid-19 di Taipei.
Profesor manajemen kebijakan publik dari Universitas Shih Hsin, Juang Wen Jong, mengatakan Chen, lawan terberat Chiang, sebelumnya menjadi Kepala Pusat Komando Epidemi Pusat. Namun kebijakan anti-Covid-19 Chen tak begitu disukai penduduk .
“Chiang dan para pembantu kampanyenya pada tahap setuturnya mengalihkan konsentrasi untuk mengkritik Chen, dan Presiden Tsai Ing Wen yang sudah meminta Chen untuk mencalonkan diri, karena gagal melindungi kesehatan masyarakat karena [kebijakan] anti-Covid dan vaksin mereka yang buruk,” ujar Juang.
Chen dan Tsai memang sempat menuai kritik pedas sebab disangka memblokir impor vaksin demi melancarkan vaksin yang dikembangkan dalam negeri.
Selain itu, Juang juga menyampaikan usia muda Chiang dan latar belakang keluarganya turut membuat beliau berhasil menjangkau kemenangan.
Meski begitu, terlepas dari itu semua, Juang menganggap peluang Chiang untuk mereplikasi kemenangan pemilu lainnya khususnya dalam pemilihan presiden (pilpres) 2024 kemungkinan sungguh tipis.
Sebab Chiang harus memperbaiki administrasi pemerintahan sebelum mampu terjun pilpres.
Senada, profesor korelasi internasional dan studi strategis dari Universitas Tamkang, Li Da Jung, memandang latar belakang keluarga bukanlah beban maupun aset bagi Chiang.
Menurutnya, Chiang terpilih sebab dinilai sebagai anggota dewan perwakilan rakyat terbaik dan paling perhatian oleh golongan pemantau politik lokal selama dua masa kurun jabatannya.
“Pemilih di Taipei yang relatif lebih berpendidikan condong mempunyai pandangan sendiri dan tidak akan mudah terombang-ambing, khususnya bila menyangkut sejarah keluarga,” ujar Li.
Dia menyampaikan meski penunjang KMT generasi tua kemungkinan memilih Chiang alasannya adalah dia keturunan Chiang Kai Shek, tetapi citra dan dampak keluarga Chiang tak sekuat dulu, utamanya sehabis pemerintah DPP membentuk organisasi yang mencari-cari kesalahan mendiang pemimpin itu.
Meski begitu, kemenangan Chiang di Taipei menurutnya merupakan dorongan besar bagi kemenangan gemilang KMT dalam pemilihan lokal.