DETAIL.ID, Jambi – Pengalaman tidak menyenangkan dialami seorang warga Kota Jambi yang tidak bersedia menyebutkan namanya.
Pria yang tinggal di Perumahan Bougenville itu terheran-heran saat membayar tagihan air di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mayang.
Kepada DETAIL.ID, ia mengaku sangat terkejut melihat besaran tagihan penggunaan air yang diserahkan oleh petugas PDAM pada Selasa, 29 November 2022.
Pria itu tak menyangka nominal tagihan PDAM yang harus ia bayar membengkak, yakni sebesar Rp 1.255.000. Padahal biasanya ia hanya membayar sebesar Rp 40 ribu sebulan.
“Biasanya tagihan saya Rp 40 ribu, tiba-tiba melompat menjadi Rp 1 jutaan lebih,” katanya pada Rabu, 30 November 2022.
Tak terima dengan besaran tagihan tersebut, ia lantas bertanya kepada petugas PDAM, mengapa tagihan air di rumahnya bisa sebanyak itu.
“Katanya pemakaian saya sebanyak 200 kubik yang diakumulasikan dari tahun 2020. Alasannya karena tidak kebaca,” ujarnya terheran-heran.
Ia jelas meragukan jumlah pemakaian yang disampaikan pihak PDAM tersebut. Hal itu lantaran air PDAM hanya digunakan untuk keperluan mandi dan buang air saja. Itu pun hanya mereka berdua. Ia dan ibunya.
“Sudah dua tahun tapi kok tidak ada pemberitahuan. Ini tiba-tiba melompat, enggak tahu dimana salahnya,” katanya.
Ternyata bukan cuma pria itu yang mengalami pembengkakan tagihan. Ia mengatakan banyak pelanggan yang komplain karena tagihan air tiba-tiba melompat jauh.
“Terkait besaran ini menjadi pertanyaan. Bukan cuma saya saja, tapi banyak dan keluhannya sama. Berarti permasalahannya ada di perusahaan, jangan dibebankan ke pelanggan,” ujarnya dengan tegas.
“Biasa saya bayar Rp 40 ribu, kadang Rp 79 ribu. Lah kok tiba-tiba meloncat,” ucapnya mengeluh.
Sempat terjadi perdebatan antara pelanggan yang komplain dengan petugas PDAM. Ia mengatakan petugas PDAM menyuruh membuat surat permohonan keringanan untuk tagihan yang diterimanya.
“Saya enggak yakin dengan surat. Kejadiannya bukan hanya satu atau dua orang, tapi banyak. Harusnya ada evaluasi dari perusahaan. Kenapa justru kami yang bayar bebannya segini,” katanya.
Reporter: Frangki Pasaribu
Discussion about this post