Lanskap ancaman siber terus berubah meski jenis ancaman utama tetap sama, mirip phishing, scam, dan malware. Selain itu, iming-iming yang dipakai penipu sangat bermacam-macam tergantung pada waktu tahun, kejadian besar terkini, saat-saat, gosip, dan lain-lain.
Pada 2022, perusahaan keamanan siber Kaspersky melihat lonjakan acara penjahat dunia maya yang ditujukan terhadap pengguna di tengah isu terkini belanja dan momen kembali ke sekolah, acara budaya pop besar mirip Grammy dan Oscar, pemutaran perdana film, rilis ponsel pintar, hingga peluncuran game.
Daftar tersebut masih mampu terus berlanjut, karena penjahat dunia maya cepat mengikuti keadaan dengan tren sosial, politik, ekonomi, dan budaya baru.
Berikut potensi target ancaman para penjahat siber:
Game
Pada 2023, Kaspersky memperkirakan pengguna akan menghadapi lebih banyak penipuan game berlangganan.
PlayStation Plus Sony mulai bersaing dengan layanan berlangganan Microsoft, GamePass, dan menawarkan untuk memainkan game berlangganan tidak hanya di konsol, namun juga di PC, untuk mengembangkan pangsa pasar.
Semakin besar basis langganan, makin besar jumlah sketsa penipuan pemasaran kunci dan upaya pencurian akun.
Selain eksploitasi pada layanan, penjahat siber juga bisa mengeksploitasi keperluan perangkat game. Bentuknya, presale artifisial, kado, atau diskon ke kandidat korbannya dengan mengkloning toko online asli.
Kemudian, mata duit virtual dalam game juga diperkirakan akan menjadi target penjahat siber alasannya adalah sebagian besar game terbaru telah memperkenalkan monetisasi lewat penjualan item dan booster, serta penggunaan mata duit dalam game.
Item dalam game dan uang ialah beberapa tujuan utama penyerang yang mencuri akun pemain. Musim panas ini contohnya, pencuri dunia maya mencuri item senilai US$2 juta yang mereka retas.
Selain dengan peretasan, scammer juga dapat memperdaya korbannya agar melaksanakan transaksi dalam game.
Lebih lanjut, penjahat siber juga mungkin memanfaatkan game keluaran modern untuk memancing korbannya. Para penjahat membuat game artifisial yang sudah disematkan malware dan berbagi game tersebut ke korbannya.
Beberapa game seperti Diablo IV, Alan Wake 2, dan Stalker 2 mungkin akan dijadikan kedok.
Streaming
Pada 2023, banyak film baru akan ditayangkan. Kaspersky melihat akan lebih banyak Trojan yang didistribusikan memakai layanan streaming artifisial yang menyamar selaku platform asli seperti Netflix.
Penjahat siber juga mungkin memiliki berbagai sketsa phishing dan penipuan yang ditujukan kepada penggunanya. Daftar film yang dieksploitasi sungguh bervariasi sebab penipu online cepat beradaptasi dengan selera pelanggan.
Media sosial dan metaverse
Kaspersky menyaksikan dalam waktu erat akan muncul fenomena revolusioner gres di dunia jejaring sosial. Mungkin ini sudah terjadi di VR (virtual reality), tetapi belum di AR (augmented reality). Namun, ketika aplikasi trendi gres timbul, begitu juga risiko bagi penggunanya.
Penjahat dunia maya dapat mulai mendistribusikan aplikasi trojan palsu dan menginfeksi ponsel korban untuk tujuan berbahaya lebih lanjut. Bahaya yang timbul terkait dengan pencurian data dan uang, serta halaman phishing yang ditujukan untuk membajak akun di media sosial gres.
Area privasi kemungkinan besar juga akan menjadi perhatian utama, alasannya adalah banyak startup gegabah mengonfigurasi aplikasi mereka sesuai dengan praktik terbaik sumbangan privasi. Sikap ini dapat menimbulkan risiko tinggi kompromi data langsung dan cyberbullying di media sosial baru.
Aplikasi kesehatan mental
Peningkatan penggunaan aplikasi kesehatan mental menciptakan risiko data sensitif ini bocor secara tidak sengaja atau diperoleh pihak ketiga melalui akun yang diretas juga akan meningkat.
Kemudian, data dari aplikasi kesehatan mental tersebut sangat mungkin digunakan dalam serangan rekayasa sosial yang ditargetkan secara akurat.
Platform edukasi
Platform edukasi yang marak berkembang di abad pandemi Covid-19 mungkin menjadi target gres bagi penjahat siber. Namun, pertumbuhan ruang belajar ini juga sejalan dengan pertumbuhan kesempatanserangan siber.
File trojan dan halaman phishing yang menggandakan platform edukasi online dan layanan konferensi video, serta pencurian kredensial learning management system (LMS) siap berkembang pada 2023.