“Nabizada bersama dengan salah satu pengawalnya ditembak mati di rumahnya,” kata juru bicara kepolisian Kabul, Khalid Zadran, seperti dilansir AFP, Minggu, 15 Januari 2023.
Dalam insiden itu, kerabat laki-laki Mursal juga mengalami luka-luka.
“Pasukan keselamatan sudah memulai pengusutan serius atas insiden tersebut,” katanya.
Mursal Nabizada terpilih anggota dewan legislatif pada 2018, saat pemerintahan sebelumnya yang didukung Amerika Serikat masih berkuasa. Namun, Taliban merebut kekuasaan pada Agustus 2021.
Ia yaitu salah satu sosok yang menentang represi terhadap kelonggaran perempuan usai Taliban kembali berkuasa.
Mantan anggota badan legislatif lainnya, Mariam Solaimankhil, mengungkapkan Mursal yakni sosok yang tak kenal takut untuk Afghanistan.
“Seorang perintis sejati, wanita besar lengan berkuasa dan blak-blakan yang membela apa yang dia yakini, bahkan ketika menghadapi ancaman,” katanya.
“Meski ditawari potensi untuk meninggalkan Afghanistan, ia menentukan tinggal dan berjuang untuk rakyatnya.”
Sebelum Taliban kembali berkuasa, banyak wanita melaksanakan pekerjaan di posisi strategis di Afghanistan selama dua dekade sejak invasi yang dipimpin AS.
Saat itu, perempuan mengisi posisi-posisi penting dengan profesi selaku hakim, jurnalis, hingga politikus. Namun, perempuan-wanita yang sudah merasakan keleluasaan berprofesi itu meninggalkan Afghanistan sejak Taliban kembali berkuasa.
Setelah merebut kekuasaan, Taliban pribadi menekan perempuan di hampir semua aspek kehidupan publik.
Mereka melarang wanita mengakses pendidikan menengah dan tinggi dan pekerjaan sektor publik. Taliban bahkan melarang wanita mengunjungi taman dan pemandian lazim.
Mereka juga memerintahkan para perempuan untuk menggunakan burkak untuk menutupi badan di depan biasa.