Kritik tersebut dilontarkan Irma saat menyinari perlindungan kuliner perhiasan (PMT) berupa biskuit guna menangkal stunting pada balita, tetapi ternyata ada temuan PMT tak layak pangan di sejumlah tempat.
“Terus terperinci saya bicara begini, ini PMT masa ini berdasarkan aku itu PMT yang paling jelek, jamuran, rasanya tidak benar, kualitasnya buruk. Apa sih kerja kalian?,” cecar Irma dalam Rapat Kerja Komisi IX DPR RI bareng Kemenkes di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Kamis , 26 Januari 2023.
“Ini Kemenkes paling jelek kok,” tuturnya.
Irma menyampaikan komunikasi pusat dan daerah seolah terputus, sehingga banyak bunyi di kawasan yang tidak didengar oleh pemerintah pusat. Ia juga mengaku heran dengan data penurunan stunting Kemenkes. Padahal menurutnya masalah stunting di lapangan masih banyak.
Irma bahkan menuding langsung Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Kunta Wibawa Dasa Nugraha yang juga hadir secara fisik dalam Raker tersebut. Irma menyebut Kunta pembohong dan mampu menafikan sesuatu yang sudah disepakati sebelumnya.
“Pak Kunta ini sudah berkali-kali saya bilang tukang bohong. Pak Kunta ini tak mampu diandalkan omongannya Pak Menteri, mohon maaf. Hari ini tempe besok kedelai, itu Pak Kunta,” tuturnya.
Irma juga blak-blakan mengatakan ia mengenali bahwa Menkes Budi sengaja meminjam ‘ekspresi’ Presiden Joko Widodo (Jokowi) supaya PMT biskuit diganti dengan telur.
Sebelumnya, dalam pidato pada Rabu , 25 Januari 2023 kemarin, Presiden Jokowi menyentil Kementerian yang masih mengandalkan bantuan berbentukbiskuit bagi bawah umur balita untuk mencegah stunting alias kondisi gagal tumbuh pada anak.
Jokowi menilai derma biskuit merupakan cara yang gampang namun sebetulnya tidak sempurna target untuk memenuhi keseimbangan gizi pada anak.
“Saya juga tahu Pak Menteri pakai lisan Presiden untuk menghentikan PMT, lalu memasukkan acara kalian yang antah berantah itu,” kata Irma.
“Bisa rakyat dikumpulin di satu daerah dikasih telur? berapa hari sekali dikasih telur?. Terus mereka tiba ke tempat tinggal ke puskesmas mau diapain telur itu di puskesmas?,” cecarnya.
Alih-alih mengubah PMT dengan telur, Irma mengusulkan biar Kemenkes berjanji menyediakan biskuit yang berkualitas dan bergizi, sehingga mampu menghalangi angka stunting pada anak.
“Saya permintaan ke media kemarin aku bicara, di seluruh media. Saya bilang jikalau memang mau dibenerin, beri susu, ganti biskuit dengan susu, dengan ikan makarel, jangan telur. Kalau telur sampean iya gak mampu bau, telur ayam, telur angsa, bisa bacin lho,” kata Irma.
Dalam peluang yang serupa, Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes Maria Endang Sumiwi menyampaikan temuan PMT biskuit yang rusak merupakan PMT pengadaan 2021. Ia mengatakan, Kemenkes pada 2022 permulaan sempat menggunakan stok pengadaan setahun sebelumnya.
“Jadi PMT yang kita punya pada stok 2022 awal itu yakni pengadaan 2021, yang diadakan melalui e-katalog,” kata Maria.
Maria memutuskan Kemenkes sudah melakukan pemeriksaan secara eksklusif ke gudang penyimpanan PMT yang dilaporkan rusak tersebut. Seluruh biskuit yang dilaporkan rusak itu kemudian diambil seluruh batchnya sama dan diperiksa memakai alat khusus. Ia mengklaim saat itu kondisinya masih elok.
Namun Kemenkes juga mendapatkan laporan lebih banyak soal biskuit rusak di beberapa tempat lain, sehingga Kemenkes mengusut satu persatu gudang, dan lalu didapatkan kurang dari satu persen PMT biskuit yang rusak.
Maria melanjutkan Kemenkes telah menilik 55.975 karton biskuit dan lalu ditemukan ada 256 karton yang kondisinya tidak baik alias rusak. Kemenkes menurutnya berencana memusnahkan, namun tidak menyanggupi syarat pemusnahan.
“Kalau ada kerusakan tidak lebih dari satu persen, memang tidak mampu dimusnahkan. Sehingga kami tetap memakai, tetapi dengan catatan terhadap Dinkes agar tetap menilik apalagi dulu, sebelum diberikan kepada penduduk ,” ujar Maria.
“Makara yang berurusan memang pengadaan 2021,” tuturnya.