Manuver itu diluncurkan Putin kala pasukan Rusia makin sempoyongan dan melemah dalam melancarkan invasi ke Ukraina. Salah satu jenderal Rusia bahkan mengakui kesalahan fatal strategi tentara sampai gampang digempur Ukraina.
“Saya yakin bahwa senjata yang besar lengan berkuasa seperti ini akan memungkinkan melindungi Rusia secara mahir dari potensi ancaman eksternal dan akan menolong menentukan kepentingan nasional negara kita,” kata Putin seperti dikutip kantor berita Rusia pada Rabu, 4 Januari 2023.
“Kami akan terus membuatkan kesempatantempur angkatan bersenjata kami,” ucapnya menyertakan.
Putin menyampaikan kapal perang dan metode rudal Zircon itu dikerahkan untuk melakukan serangkaian simulasi latihan. Ia bahkan mengatakan sistem rudal Zircon “tidak ada tandingannya”.
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu ikut mendampingi Putin dalam misi itu. Ia mengatakan konsentrasi utama simulasi ini yakni “melawan bahaya terhadap Rusia dan mendukung perdamaian hingga stabilitas regional.”
“Dalam latihan nanti akan ada pembinaan bagi awak kapal untuk mengerahkan senjata hipersonik dan rudal jelajah jarak jauh,” ucap Shoigu seperti dikutip AFP.
Shoigu menyampaikan rudal Zircon “mampu menanggulangi pertahanan udara modern atau era depan” dan dapat memperlihatkan “serangan yang tepat dan kuat kepada lawan di bahari dan darat”.
Lebih dari 10 bulan sesudah peperangan, Rusia sudah menghadapi serangkaian kemunduran yang memalukan di Ukraina.
Komando tinggi militer Rusia terus dihujani kritikan selama beberapa hari terakhir setelah serangan Ukraina selama malam Tahun Baru menggempur sejumlah daerah pendudukan Rusia hingga menewaskan nyaris 90 pasukan.