Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Sigit Reliantoro menyebut kualitas udara sepanjang 2022 itu terpantau mengalami penurunan di 57 kabupaten/kota dan tersebar di 162 titik. Namun,Ā Sigit tak membeberkan secara detail daftar ratusan titik itu.
“162 titik pemantauan mengalami penurunan. 57 kabupaten/kota yang mengalami penurunan kualitas udara,” kata Sigit di program daring, Rabu, 4 Januari 2023.
Meski begitu, kata Sigit, secara biasa kualitas udara di Indonesia mengalami peningkatan 0,97 poin. KLHK mencatat mutu udara membaik di 341 titik di 215 kabupaten/kota.
“Indeks kualitas udara mengalami peningkatan 0,97 poin sebab 341 titik pemantauan mengalami perbaikan atau ada 215 kabupaten/kota yang mengalami perbaikan,” ujarnya.
Indeks Kualitas Udara ialah ukuran yang dipakai untuk menilai pencemaran udara di suatu kawasan. Kualitas udara yakni salah satu parameter dari Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH).
Dalam paparannya, Sigit menyatakan nilai IKLH Indonesia periode waktu 2018-2022 terus bertambah. Ia memaparkan berturut-turut nilai IKLH Indonesia kurun waktu 2018-2022 yakni 65,14, 66,55, 70,27, 71,45 dan 72,42 poin.
Sigit menyebut perhitungan nilai IKLH tersebut diperoleh dari 7.331 lokasi pemantauan kualitas air, 3.076 lokasi pemantauan kualitas udara, dan 970 lokasi pemantauan mutu air laut di seluruh Indonesia.
Sementara itu, 514 data pemantauan kualitas tutupan lahan diperoleh dari seluruh kabupaten/kota di Indonesia.
“Jika dilihat per media lingkungan, peningkatan nilai IKLH Indonesia pada tahun ini disebabkan kenaikan nilai Indeks Kualitas Air, Indeks Kualitas Udara, dan Indeks Kualitas Air Laut, meskipun Indeks Kualitas Lahan sama dengan tahun lalu, tidak terlampau besar lengan berkuasa kepada agregat nilai IKLH,” kata Sigit.