Ia mengaku beberapa kali menerima surat tersebut dari Eny. Dalam periode waktu satu pekan, Eny mengantarkan surat sebanyak dua kali kepadanya. Surat itu, kata dia, dikirimkan melalui perantara anak semata wayangnya yang berjulukan Pulung Mustika Abima alias Tiko (23).
“Dia bawa surat, nulis noted. Assalamu’alaikum ibu haji. Ini aku butuh beras. Saya mau jual pot. terus ya udah dibantu,” kata Fadly di Komplek PLN, Jatinegara, Cakung, Jakarta Timur, Kamis, 5 Januari 2023.
Kala itu, Tiko masih duduk di bangku sekolah dasar sebelum balasannya memutuskan untuk putus sekolah pada kelas satu SMP sebab keterbatasan ekonomi.
Fadly mengungkapkan barang-barang yang dijual Eny berupa pot bunga, gorden, almari, sampai barang pecah belah.
“Makara Tiko bawa pot ke rumah, bawa gorden di rumah dijual barang-barang dari rumahnya. Saat itu mungkin Tiko masih SD mau SMP. Ya udah kita bantu,” ujarnya.
Namun, Eny tak memasarkan barang-barang itu ke sembarang orang. Menurut Fadly, Eny hanya menjual ke orang yang memang dianggap bersahabat. Lebih lanjut, Fadly mengatakan saat warga hendak memberikan tunjangan berupa sembako ke rumah Eny, baru sampai depan pintu, warga eksklusif diusir.
“Baru buka pintu itu pribadi diusir. Histeris ‘heh kau ngapain itu? mau maling ia itu’ tapi ia enggak pernah mengusik keluarga di sini,” kata Fadly.
Ia mengatakan Eny enggan mendapatkan bantuan dari warga karena merasa dirinya bisa mencukupi kehidupan sehari-hari.
“Dia enggak ingin ada yang masuk rumah. Dia merasa masih bisa, ‘saya orang kaya, aku enggak mau dibantu’ kira-kira gitu lah secara biasanya,” ucapnya.
Sejak keadaan jiwanya memburuk, Eny disebut menjadi langsung yang tertutup.
“Dia kayak gitu dia kan orang cerdik, sarjana kan. Pastinya ia menutup diri alasannya adalah masih merasa bisa,” katanya.
Tiko merawat sang ibu disangka mengalami stress selama 12 tahun di rumah mewahnya yang terbengkalai tersebut. Keduanya hidup tanpa listrik dan air bersih selama beberapa tahun.
Tiko merawat ibunya semenjak 2010 sempurna sehabis sang ayah pergi meninggalkan mereka sampai sekarang tak kembali.
“Udah kurang lebih 12 tahunan (merawat )dari tahun 2010. Kan papah pergi udah hampir 12 tahun,” kata Tiko dikala dijumpai di rumahnya di Komplek PLN, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, Kamis, 5 Januari 2023.
Tiko mengatakan setelah kepergian sang ayah, keadaan kesehatan jiwa ibunya mulai terusik dan mengalami depresi.
Tiko mengira kondisi ibunya yang mengalami tertekan dipicu oleh kepergian ayahnya dan diperparah dengan perjuangan keluarga yang secara tiba-tiba melarat. Kondisi itu pun membuat Tiko harus putus sekolah sejak kelas satu SMP.