Kesepakatan tiga parpol tersebut menciptakan ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold) bagi Anies sebagai calon presiden (capres) telah tercukupi. Namun masih ada satu berita yang masih belum disepakati demi memuluskan kemenangan Anies memperebutkan bangku RI 1, adalah nama calon wakil presiden (cawapres).
Utusan tim kecil Anies, Sudirman Said mengaku pembahasan cawapres masih cair untuk menimbang-nimbang sosok yang besar lengan berkuasa dari sisi elektabilitas maupun kinerja.
“Tahapannya, masing-masing partai memberitahukan dukungannya [Capres], lalu deklarasi resmi ketiganya, sudah itu ada Sekber, baru mempertimbangkan bagaimana menentukan pasangannya (cawapres),” kata Sudirman di kawasan Kota Tangerang, Senin , 30 Januari 2023.
Pendiri Lembaga Survei KedaiKOPI Hendri Satrio menyampaikan ketiga parpol tersebut sudah membocorkan sosok cawapres Anies harus mampu menolong dari segi elektoral. Selain itu bisa kerjasama dan komunikasi dalam memperkuat koalisi yang ada dan punya chemistry.
Dengan demikian, Hendri mengatakan tantangan berat akan dihadapi oleh cawapres Anies di Pemilu 2024 mendatang. Pasalnya yang dilawan ialah kubu petahana atau rezim yang sedang berkuasa.
“Ini sebuah kebiasaan politik yang cantik juga karena menyerahkan cawapres ke capres. Namun salah satu tantangannya yaitu, cawapres mesti berani atau siap dikriminalisasi. Harus jalan terus dilarang surut, alasannya ini lawannya rezim,” kata Hendri kepada CNNIndonesia.com.
Cari cawapres yang mampu satukan koalisi dan basis bunyi di Jawa
Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul curiga koalisi pergantian masih ringkih sebab ada kesan partai besutan Surya Paloh itu memaksa Demokrat dan PKS ikut setuju nama cawapres diserahkan ke Anies.
“Karena Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang awalnya ngotot cawapres kesudahannya mendukung Anies juga. Makara ada kesan Demokrat dan PKS dipaksa serahkan nama cawapres ke Anies. Koalisi ini belum seratus persen,” ujar Adib kepada CNNIndonesia.com.
Selain itu, Adib menganggap ketiga parpol tersebut mempunyai kekuatan yang nyaris setara sehingga tarik menarik akan terus berjalan demi menerima posisi tawar yang besar lengan berkuasa di dalam koalisi.
“Posisi cawapres itu akan terus diperebutkan. Bisa jadi koalisi tersebut tidak jadi sebab ada yang tidak setuju dengan cawapres Anies di akhir,” tuturnya.
Oleh alasannya adalah itu, menurutnya, Anies harus mendapatkan cawapres yang mampu menyatukan koalisi agar ada kekuatan antara ketiga partai politik bisa diimbangi. Namun, perlu juga memerhatikan soal penguatan atau preferensi pemilih.
“Cawapres harus bisa menyatukan tiga parpol di koalisi Anies,” kata Adib.
Sejauh ini berdasarkan Adib, Demokrat dan PKS telah seirama dan mudah menyatu sebab tidak mendapatkan apa-apa selama Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjabat.
Ia kemudian meramal ada tiga nama yang bakal alot untuk direbutkan di poros koalisi Anies yakni AHY, eks Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) atau Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Analis Politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Arifki Chaniago juga menyertakan nama eks Panglima Tentara Nasional Indonesia Andika Perkasa bisa masuk bursa.
“Tarik menawan tiga parpol akan terjadi jika timbul nama di luar koalisi mirip Khofifah dan Andika. Ini yang perlu diantisipasi koalisi Anies,” kata Arifiki.
Arifki menganggap cawapres dari wilayah Jawa akan menentukan kemenangan Anies di Pilpres 2024. Harus diakui, basis suara wilayah Jawa Timur atau Jawa Barat masih menjadi kunci kemenangan di pemillu.
“Sebab, kunci kemenangan Pilpres 2024 itu ada di tempat, seperti Jawa Barat dan Timur. Makara, Anies akan mempertaruhkan faktor tersebut,” tuturnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menyampaikan sosok cawapres Anies mampu juga dipertimbangkan dari kelompok non-sipil dan di luar golongan Islam yang selama ini melekat besar lengan berkuasa dengan Anies.
“Cari cawapres yang bisa mendulang elektoral di luar basis suara kalangan Islam biar tidak tumpang tindih,” kata Dedi kepada CNNIndonesia.com.
(psr/DAL)