Meski Pentagon mengatakan balon itu bukan ancaman militer dan tidak memberi China kemampuan pengawasan apa pun, tetapi AS tetap membuka opsi untuk menembak dan akan terus memantau penerbangan balon tersebut.
“Untuk saat ini, para pejabat mengatakan AS akan memantaunya, menggunakan berbagai metode termasuk pesawat terbang,” seperti dikutip Associated Press, Sabtu , 4 Februari 2023.
Anggota parlemen AS Jim Himes menyarankan agar pemerintah AS menangkap balon untuk kemudian mempelajarinya.
“Saya lebih suka memiliki balon pengintai China daripada membersihkan satu bidang puing seluas lebih dari 100 mil persegi,” kata Himes.
Menurut salah satu pejabat senior AS, Presiden Joe Biden awalnya ingin menembak jatuh balon tersebut. Keinginan itu didukung oleh beberapa anggota kongres yang turut menggemakan pernyataan tersebut.
Namun, para pemimpin di Pentagon menyarankan Biden untuk tidak melakukan langkah itu karena berisiko terhadap keselamatan orang-orang di lapangan. Biiden pun menyetujui hal itu.
Sementara itu, seorang pejabat AS mengatakan paket sensor yang dibawa balon tersebut beratnya mencapai 1.000 pound. Balon itu cukup besar dan cukup tinggi di udara sehingga bidang puing-puing potensial dapat membentang bermil-mil, tanpa kendali di mana ia akhirnya akan mendarat.
Kabar penampakan balon tersebut pertama kali dilaporkan pada Kamis , 2 Februari 2023. Terlihat dalam foto yang beredar benda bulan yang menyerupai balon putih besar sedang melayang di atas wilayah AS.
Penampakan balon itu pun memantik kecurigaan AS bahwa itu merupakan balon pengintai yang sengaja diluncurkan China.
“Kami yakin bahwa balon pengintai dengan altitud tinggi ini milik (China),” kata juru bicara Kementerian Pertahanan AS Brigadir Jenderal Patrick Ryder.
Ia kemudian mengatakan contoh aktivitas semacam ini telah diamati selama beberapa tahun terakhir, termasuk sebelum pemerintahan sekarang.
Pentagon menyatakan balon mata-mata China lain ditemukan terbang di atas kawasan Amerika Latin, tanpa menyebutkan negara tertentu.
Ryder, mengutip sejumlah ahli, mengatakan balon itu dianggap memiliki nilai aditif dari perspektif pengumpulan intelijen. Namun, ia menegaskan balon itu tak mengancam aktivitas militer negara atau kegiatan masyarakat di darat.
Sementara itu, China mengakui benda diduga balon mata-mata itu milik warga sipil mereka yang digunakan untuk penelitian meteorologi. Beijing juga membantah alat tersebut bagian dari pengintai.
Kementerian Luar Negeri China mengklaim balon udara itu terbang ke luar jalur yang seharusnya. Benda tersebut diklaim memiliki kemampuan kemudi yang tak terbatas sehingga menyimpang dari jalur.
“Pemerintah China menyesalkan masuknya balon udara yang tak disengaja ke wilayah udara AS karena force majeure,” kata juru bicara Kemlu China dalam pernyataan resmi.