Menteri Luar Negeri (Menlu) Antony Blinken dijadwalkan terbang ke China pada awal Februari. Namun, imbas insiden itu AS membatalkan lawatan ini.
“AS berkomitmen menjalin hubungan diplomatik dengan China dan saya berencana ke Beijing saat diizinkan,” kata Blinken, seperti dikutip AFP, Sabtu , 4 Februari 2023.
Ia kemudian berujar, “Langkah pertama adalah mengeluarkan aset pengawasan dari wilayah udara kami. Itu fokus kami sekarang.”
Senada, Sekretaris Pers Gedung Putih Jean-Pierre mengatakan kunjungan diplomat tak tepat di waktu sekarang.
“Kehadiran balon ini di wilayah udara kami, jelas merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan kami serta hukum internasional. Dan, kejadian ini tak bisa diterima,” kata Prierre seperti dikutip Associated Press (AP).
Perseteruan China-AS kembali mencuat usai Washington melaporkan penampakan yang diduga balon mata-mata pada Kamis.
Dalam foto yang beredar, tampak benda menyerupai balon putih besar melayang di atas wilayah AS. Insiden ini memicu kecurigaan Washington.
“Kami yakin bahwa balon pengintai dengan altitud tinggi ini milik [Republik Rakyat China},” kata juru bicara Kementerian Pertahanan AS Brigadir Jenderal Patrick Ryder.
Ia kemudian melanjutkan, “Contoh aktivitas semacam ini telah kami amati selama beberapa tahun terakhir, termasuk sebelum pemerintahan sekarang.”
Pentagon menyatakan balon mata-mata China lain ditemukan terbang di atas kawasan Amerika Latin, tanpa menyebutkan negara tertentu.
Ryder, mengutip sejumlah ahli, mengatakan balon itu dianggap memiliki nilai aditif dari perspektif pengumpulan intelijen.
Namun, ia menegaskan alat tersebut tak mengancam aktivitas militer negara atau kegiatan masyarakat di darat. Sementara itu, China mengakui benda diduga balon mata-mata itu milik warga sipil mereka yang digunakan untuk penelitian meteorologi.
Beijing juga membantah alat tersebut bagian dari pengintai.
Kementerian Luar Negeri China mengklaim balon udara itu terbang ke luar jalur yang seharusnya. Benda tersebut diklaim memiliki kemampuan kemudi yang tak terbatas sehingga menyimpang dari jalur.
“Pemerintah China menyesalkan masuknya balon udara yang tak disengaja ke wilayah udara AS karena force majeure,” kata juru bicara Kemlu China dalam pernyataan resmi.
(isa/lth)