Mengutip Reuters, Rabu , 1 Februari 2023, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) naik 97 sen atau setara 1,3 persen ke posisi US$78,87 per barel.
Sementara itu, harga minyak mentah berjangka Brent menguat 96 sen atau 1 persen ke level US$85,46 per barel.
Harga minyak Brent dan WTI berjangka sempat menyentuh level paling rendah dalam nyaris tiga ahad. Ini terjadi alasannya para pedagang cemas perihal kesempatan peningkatan suku bunga AS, ditambah ajaran minyak mentah Rusia yang melimpah.
Sementara itu, Administrasi Informasi Energi AS melaporkan bahwa undangan minyak mentah dan produk minyak AS naik 178 ribu barel per hari (bph) pada November kemudian, menjadi 20,59 juta bph. Ini merupakan catatan tertinggi sejak Agustus.
Di lain segi, Analis UBS Giovanni Staunovo menyebut benchmark minyak mentah juga didukung oleh dolar AS yang melemah. Ia menyebut pelemahan tersebut membuat minyak mentah berdenominasi dolar lebih murah bagi pembeli abnormal.
Indeks dolar berbalik negatif setelah data AS menunjukkan ongkos tenaga kerja meningkat pada laju paling lambat dalam satu tahun di kuartal keempat karena perkembangan upah melambat. Hal ini memperkuat ekspektasi bahwa The Fed akan memperlambat peningkatan suku bunga.
Investor mengharapkan The Fed memaksimalkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada hari ini. Ekspektasi itu disusul dengan proyeksi peningkatan setengah poin persentase dari Bank of England dan Bank Sentral Eropa pada hari berikutnya.
Sementara itu, panel OPEC diprediksi akan menganjurkan semoga kebijakan buatan kelompok mereka tidak berubah saat berjumpa pada hari ini.
(skt/dzu)