Connect with us
Advertisement

PERKARA

Pihak YS Bantah Lakukan Pencabulan Anak, Dirreskrimum Polda Jambi Bilang Begini

DETAIL.ID

Published

on

Dirreskrimum Polda Jambi Kombes Pol Andri Ananta Yudisthira. (DETAIL/Frangki)

Jambi – Kasus dugaan pencabulan kepada belasan anak dibawah umur di Jambi menimbulkan teka-teki. Kini, kedua pihak yakni, anak-anak di bawah umur dan tersangka berinisial YS sama-sama mengaku menjadi korban.

Kasus ini mencuat setelah orangtua dari anak- anak tersebut melaporkan dugaan pencabulan yang dilakukan YS ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Ditreskrimum Polda Jambi pada Jumat, 3 Februari 2023. Kemudian, YS pun ditetapkan sebagai tersangka dan.

Sementara itu, berdasarkan keterangan kuasa hukum YS, di hari yang sama pihak YS juga membuat laporan dugaan pemerkosaan yang dilakukan 8 orang anak terhadap YS di Polresta Jambi.

Bahkan, keluarga YS berulang kali membantah jika YS telah melakukan pencabulan, melainkan YS adalah korban pemerkosaan.

“Adik saya itu korban pemerksoaan bukan seorang pelaku dan itu sudah diakui oleh delapan anak yang umurnya belasan tahun,” ujar Meri, kakak kandung YS pada Senin, 13 Februari 2023.

Menanggapi hal tersebut, Dirreskrimum Polda Jambi, Kombes Pol Andri Ananta Yudisthira punya jawaban. Ia tampak hadir dalam proses pemeriksaan kejiwaan YS di Rumah Sakit Jiwa Daerah Jambi hari ini, Senin, 13 Februari 2023.

Kepada DETAIL.ID, Andri menjelaskan pihaknya membuktikan adanya tindak pidana dalam kasus ini.

“Bukan dengan tidak ada bukti dan laporan. Mulai dari laporan, kordinasi UPTD PPA di malam hari, observasi yang mereka lakukan dan keterangannya sama semua, tidak ada yang berubah,” kata Andri Ananta saat ditemui di RS Jiwa Jambi.

Pihaknya telah mengumpulkan keterangan dari korban, keterangan saksi dan petunjuk, sehingga menetapkan YS sebagai tersangka.

“Kalau bilang difitnah, siapa yang difitnah? Itu hak keluarga, kalau keluarga itu wajar membela,” ujarnya.

Terkait keterangan keluarga YS yang mengatakan beberapa orang anak telah mengaku melakukan pemerkosaan kepada YS, Andri menyebut hal itu tidak ada.

Menurutnya, komunikasi YS dengan keluarga merupakan hak mereka dan hal yang wajar. Pihaknya tidak bisa membatasi seseorang dalam menyampaikan apapun.

“Tidak ada. Makanya dia (orang tua anak) buat laoran. Dia (anak-anak) melaporkan ke orangtuanya, posisinya dia sebagai korban, itu lah sebabnya dia buat laporan. Silakan nanti dibuktikan,” tuturnya.

“Itu hak dia untuk menyampaikan kepada keluarga dan pengacara. kita tak boleh membatasi haknya untuk diam, dia mau ngomong apa saja silahkan,” ucapnya.

Andri juga tak menampik adanya pengaduan YS ke Polresta Jambi. Bahkan, ia mengarahkan pihak Polresta Jambi menerima dan memproses pengaduan tersebut.

“Yunita melapor, hak semua warga negara membuat pengaduan,” katanya.

Soal kehadiran Andri dalam proses penyelidikan yang dilakukan Polresta Jambi hari ini di RS Jiwa, ia mengatakan hanya memberikan asistensi dan memastikan pihak Polresta Jambi bekerja dengan baik.

“Saya sebagai pembina fungsi memberikan asistensi dan mengarahkan. Tidak mengintervensi, tapi asistensi dan mengarahkan penyidik Polresta yang menerima pengaduan dari YS Ini,” ujarnya.

“Tidak boleh berasumsi. Yang jelas proses ini terus berlanjut,” ucapnya.

Reporter: Frangki Pasaribu

Advertisement Advertisement

PERKARA

Laporan Buruh Sawit Berproses di Polres Tebo, Kuasa Hukum Berharap Profesionalitas Aparat

DETAIL.ID

Published

on

DETAIL.ID, Jambi – Laporan seorang buruh sawit yakni Eri yang diduga mengalami pengancaman dan perampasan truk bermuatan sawit yang dilakukan oleh Heri dan Rustam dengan membawa beberapa warga, beberapa waktu lalu, kini berproses di Polres Tebo.

Kasat Reskrim Polres Tebo Iptu Rimhot Nainggolan ketika dikonfirmasi menyampaikan bahwa laporan kini sedang diproses. Namun Nainggolan, masih enggan untuk berkomentar lebih lanjut.

“Ini masih kita proses,” ujar Iptu Nainggolan pada Jumat kemarin, 28 November 2025.

Menurut Kasat Reskrim Polres Tebo itu, sejauh ini kasus yang dilaporkan oleh Eri merupakan perkara pengancaman. Soal laporan itu pihak penyidik kepolisian masih mendalami kasusnya.

Disisi lain, kuasa hukum pelapor M Azri berharap agar Polres Tebo mengusut tuntas kasus yang dilaporkan oleh kliennya. Menurutnya dalam hal ini kleinnya telah jelas-jelas mengalami intimidasi, pengancaman, hingga perampasan kendaraan bermuatan TBS yang baru dipanen, atas lahan yang sudah lama dimenangkan lewat jalur peradilan.

“Kita berharap profesionalitas pihak Kepolisian lah, ini jelas. Kita punya alas hak. Kalau mereka memang merasa itu lahan mereka, kenapa enggak digugat dari dulu, yang jelas dasar hukum kami menguasai lahan tersebut adalah putusan pengadilan yang telah inkrah dan sudah dieksekusi sesuai dengan aturan hukum yang berlaku” katanya.

Reporter: Juan Ambarita

Continue Reading

PERKARA

Dilaporkan ke Polisi, Amin Lok Klaim Tak Tau Menau Soal Dugaan Perampasan Truk Bermuatan TBS

DETAIL.ID

Published

on

DETAIL.ID, Jambi – Mantan Dewan Provinsi Jambi, Muhammad Amin alias Amin Lok, sosok yang diduga sebagai dalang dibalik dugaan perampasan kendaraan bermuatan TBS di Desa Kunangan, Tebo Ilir, Kabupaten Tebo beberapa waktu lalu, Kamis, 27 November 2025, membantah keterlibatan dirinya.

Ketika dikonfirmasi, Amin Lok membantah bahwa dirinya yang memerintahkan Heri dan Rustam serta puluhan warga Teluk Rendah Pasar untuk mencegat dan merampas kendaraan bermuatan TBS, yang baru dipanen oleh pihak pemilik lahan.

“Urusan itu saya belom juga tau. Karena saya tak di lapang ikut urusan itu.
Memang ada yang hp saya masalah urusan di kebun, saya sarankan selesaikan lah di lapangan,” kata M Amin yang akrab disapa Amin Lok, lewat WhatsApp, Jumat, 28 November 2025.

Lagi-lagi, dugaan perampasan kendaraan bermuatan TBS yang berujung ditinggalkan oleh para warga di tengah jalan dibantah oleh Amin Lok.

“Tapi cerita itu sampai di polsek mobil itu saya juga tak ngerti,” ujarnya.

Disinggung kembali soal perintah kepada sejumlah warga untuk merampas kendaraan bermuatan TBS itu, Amin Lok bertanya balik. “Bukan, memerintahkan apa,” katanya.

Mantan Anggota DPRD Provinsi Jambi tersebut mengklaim, bahwa para warga yang berada di TKP saat itu merasa punya lahan di wilayah Teluk Rendah Pasar. Ia pun menilai wajar, jika mereka mempertanyakan si pemilik lahan yakni Japar, punya lahan dimana dan beli dari siapa?

Klaim Amin Lok, berlanjut bahwa sebelumnya pernah ada kesepakatan antara sejumlah pihak yang disaksikan oleh Babinsa agar lahan yang sedang kisruh tersebut jangan dipanen sebelum diselesaikan.

“Yang merampas TBS siapa, yang muat TBS merekalah ke mobil. Info supaya jelas penyelesainnya mereka bawa ke polsek tapi mobilnya, masuk angin (mogok) tak jadi, yang ngantar mobil ke Polsek saya tak tau juga,” katanya.

Namun dengan semua klaim Amin Lok, korban yakni Eri sudah bikin laporan resmi di Polres Tebo. Kasus dugaan perampasan disertai intimidasi kini tengah bergulir ditangan Polisi.

Reporter: Juan Ambarita

Continue Reading

PERKARA

Sawit Dirampas dari Buruh Panen, Diduga Didalangi Oknum Mantan Dewan Provinsi Jambi

DETAIL.ID

Published

on

DETAIL.ID, Jambi – Eri, seorang buruh panen sawit di Desa Kunangan, Tebo Ilir, Kabupaten Tebo jadi korban intimidasi dan perampasan Tandan Buah Segar (TBS) sawit hasil panen oleh sejumlah massa yang mengaku warga Desa Teluk Rendah Pasar, diduga atas perintah mantan anggota DPRD Provinsi Jambi pada Senin sore, 24 November 2025.

Padahal ia hanyalah buruh panen yang bekerja atas dasar perintah si pemilik lahan. Tak terima, Eri lantas melaporkan peristiwa tersebut ke Polres Tebo malam harinya yang teregister dengan Nomor: STBPP/226/XI/2025/SPKT/Polres Tebo Polda Jambi.

“Jadi kejadiannya, waktu saya manen di kebun sore itu, dan membawa hasil TBS untuk dijual ke loading sawit. Tiba-tiba saat di pertengahan jalan saya diadang dan dikerumuni massa ada sekitar 40 orang. Ada yang namanya Heri dan Rustam. Mereka nanya, siapa yang nyuruh kamu. Ini kan lahan Teluk Rendah,” ujar Eri.

Di bawah tekanan massa, Eri pun menyampaikan bahwa ia hanya pekerja yang tidak paham masalah surat-surat atau dokumen lahan. Namun salah seorang yang bernama Heri, malah terus-menerus mengintimidasi pelapor.

“Orang tuo ni nak mati, banyak nian cerito, buah ni kami bawa ke Teluk Rendah,” ujar Eri, menirukan perkataan Heri padanya.

Heri dan Rustam, ujungnya diduga merampas hasil panen Eri, berupa 1 unit truk PS berisi TBS dengan cara menyuruh Eri membawa mobil dan mereka giring menuju Teluk Rendah.

Sebelumnya beberapa saat usai mengintimidasi, Rustam menyerahkan handphone yang sudah tersambung dengan seseorang yang mengaku bernama Amin Lok. Sosok yang diduga sebagai otak dari pengerahan massa dan perampasan TBS hasil panen Eri.

Menurut Eri, awalnya Amin Lok mempertanyakan identitas Eri. Mendengar penjelasannya, Amin Lok, kata Eri mengatakan agar kisruh tersebut diselesaikan di lapangan, lantaran dirinya sedang berada di Palembang.

Massa akhirnya menggiring buah beserta kendaraan menuju ke Teluk Rendah. Namun saat posisi di tengah jalan dan kondisi agak ramai, korban memberhentikan mobilnya lalu lari menyelamatkan diri menuju Polres Tebo untuk melaporkan kejadian perampasan tersebut.

Anehnya, pasca Eri melapor ke Polres Tebo, dirinya malah diminta untuk menjemput kembali truk dan TBS yang sudah dirampas tersebut oleh penyidik ke tempat kejadian perkara.

Sementara itu kuasa hukum Eri, yakni Dr. Muhammad Azri, S.H, M.H merasa sangat kecewa dengan kinerja penyidik Polres Tebo. Menurut dia, seharusnya penyidik setelah menerima laporan pengaduan, melakukan investigasi turun ke TKP dan mengamankan mobil yang bermuatan TBS tersebut agar dijadikan barang bukti.

“Karena berdasarkan kronologis dari pelapor jelas, niat terlapor adalah melakukan perampasan dengan niat ingin menguasai hasil panen TBS dari korban, bukan sekadar pidana pengancaman,” ujar Azri.

Kini, menurut Azri, dirinya sedang berkoordinasi dengan pihak korban. Jika kinerja penyidik tidak profesional maka pihaknya akan melaporkan penyidik ke Propam Polda Jambi.

Sampai saat ini kisruh perampasan truk berisi TBS ini masih terus menarik perhatian. Awak media masih berupaya menghimpun informasi lebih lanjut dari berbagai pihak terkait.

Reporter: Juan Ambarita

Continue Reading
Advertisement Advertisement
Advertisement ads

Dilarang menyalin atau mengambil artikel dan property pada situs