Jambi – Melihat potensi kerusakan lingkungan akibat maraknya pembuangan sampah sembarangan, terkhusus di daerah rawa, Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Oase Fakultas Hukum Universitas Jambi buat gebrakan.
Mapala yang berdiri sejak 13 Februari 2005 ini melaksanakan advokasi lingkungan dalam bentuk sosialisai dan penyuluhan dampak sampah bagi daerah rawa di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kuala Tungkal.
Bukan hanya itu, para mahasiswa ini pun terjun langsung melakukan penanaman bibit mangruv di Eko Wisata Mangruv Pangkal Babu, Tungkal Ilir, Kabupaten Tanjungjabung Barat.
Ketua Pelaksana Kegiatan, Raden Arya Satria menyampaikan harapan besar. Langkah sederhana yang mereka lakukan, kiranya dapat menjadi contoh bagi masyarakat, sehingga alam bisa lestari dan terjaga.
“Saya selaku Ketua pelaksana kegiatan ini, berharap kegiatan kami dapat ditiru oleh banyak orang dan meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa menjaga dan melestarikan alam adalah suatu tindakan yang wajib kita lakukan. Hal ini sangat bermanfaat untuk keberlangsungan makhluk hidup dan tumbuhan, karena manusia masuk didalamnya” ujar Raden pada Selasa, 31 Januari 2023.
Ia mengungkap latar belakang kegiatan tersebut. Berawal dari keresahan Anggota Muda (AM) Mapala Oase melihat rendahnya tingkat kesadaran dan kepedulian masyarakat dan kaum milenial akan bahaya sampah terhadap lingkungan, terutama di daerah rawa.
“Membuang sampah berdampak luas. Selain berdampak kepada lingkungan, manusia juga terdampak langsung jika membuang sampah sembarang,” kata Raden.
Selain mencemari lingkungan dan merusak ekosistem, kata Raden dampak membuang sampah sembarangan juga akan merusak pemandangan. Mendatangkan bau yang tidak sedap, mendatangkan banjir level rendah sampai yang tinggi serta menimbulkan beragam penyakit.
Oleh sebab itu, melalui kegiatan di Kabubaten Tanjungjabung Barat ini, AM Mapala Oase memberikan beberapa solusi mengenai penangan sampah.
- Mengurangi penggunaan benda berbahan plastik
-
Hindari pembelian makanan berkemasan
-
Mendaur ulang sampah menjadi kerajinan
-
Membuat sampah menjadi emas dengan bekerjasama dengan bank sampah terutama untuk sampah non organik dan untuk sampah organik dianjurkan untuk menjadi pupuk kompos. Diharapkan dapat membantu perekonomian masyarakat.
Sementara, penanaman bibit pohon mangruv di daerah Eko Wisata Alam Pangkal Babu, bertujuan untuk melindungi pantai dari erosi dan dataran dari hempasan ombak secara langsung, sehingga dataran terlindungi oleh tanaman bakau.
Raden menjelaskan, pihaknya menanam mangruv berjenis bakau merah (Rhizophora Apiculata).
“Jadi tujuan advokasi lingkungan ini adalah untuk upaya-upaya pembelaan dan pemberdayaan yang dilakukan oleh AM Mapala Oase untuk melakukan perubahan ke arah lingkungan hidup yang lebih baik,” tegas Raden.
Diketahui, kegiatan tersebut telah berlangsung dari tanggal 29 sampai 31 Januari 2023. Didukung oleh Kepala Sekolah MAN 1 Kuala Tungkal, warga Pangkal Babu dan komunitas pemuda pesisir.
Reporter: Frangki Pasaribu
Discussion about this post