Merangin – Wabup Merangin Nilwan Yahya pada kunjungan kerjanya ke Kecamatan Lembah Masurai, menemukan ketidaksinkronan data stunting antara data Pemerintah Pusat dengan kondisi di lapangan, di Desa Muara Kelukup, Selasa, 7 Februari 2023.
Berdasarkan data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) Pusat di Desa Muara Kelukup, tertera ada sebanyak lima orang anak kasus stunting.
Kelima anak itu, tiga orang anak kondisinya sangat pendek dan dua lagi pendek. Sedangkan dari data fakta di lapangan yang ditemukan Puskesmas setempat dan bidan Desa Muara Kelukup, hanya ada dua orang anak yang kondisi tubuhnya dikategorikan pendek, tidak ada anak yang kondisinya sangat pendek.
“Kategori anak pendek ini, nanti setelah umur tiga tahun dengan makanan tambahan dan asupan gizi yang cukup, Mudah-mudahan apa yang telah dikategorikan stunting bisa normal. Itu harapan kita kedepan,” ujar Wabup.
Wabup minta kepala Puskesmas, camat, pendamping desa, perangkat desa dan tenaga kesehatan yang ada di desa-desa, untuk segera mengecek data dari P3KE Pusat itu, di wilayah kerjanya masing-masing. Kendati demikian diakui wabup, data dari P3KE Pusat tersebut ada yang padan dengan data kondisi di lapangan.
Tapi wabup yakin sebagian dari data P3KE Pusat itu banyak tidak padan-nya.
“Saya minta semua petugas di desa, untuk mengecek betul fakta di lapangan. Apa ada balita atas nama yang tertera di P3KE Pusat itu, dengan kondisi sebenarnya di masyarakat,” ujar Wabup didampingi Wakil Ketua TP PKK Merangin Ny Juniarti Nilwan.
Selanjutnya, Kepala Puskesmas Lembah Masurai Jonefa Befandi menerangkan, data di lapangan itu belum di-update.
“Benar tadinya lima kasus stunting, tapi sampai Februari 2023 ini tinggal dua kasus. Ini merupakan tolak keberhasilan kita,” katanya.
Tampak bersama wabup, Kadis Sosial Merangin Elvis Suryadinata, Sekdin Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Merangin Dedy Candra, utusan dari Dinas PPKB Merangin, Bappeda Merangin, Dukcapil dan Camat Lembah Masurai sera para Kades.
Discussion about this post