Merangin – Komunitas Pecinta Seni (Kompeni) merupakan salah satu band beraliran reggae yang lahir dari Desa Tambang Emas, Kecamatan Pamenang Selatan, Kabupaten Merangin, Jambi.
Band Kompeni yang mengusung aliran reggae digawangi oleh Febri dan Fita di posisi vokal, gitaris diisi oleh Afif dan Iwan, posisi bas diisi Tri, drum diisi Sutar dan posisi perkusi dan jimbe oleh Agus Uye.
Band Kompeni yang diisi oleh anak muda bertalenta, memadukan musik reggae menjadi lebih asyik dibawakan dan banyak digemari kaum muda di setiap pementasan Kompeni.
“Band Kompeni pada awalnya hanya sarana komunitas pencinta seni, dan sering nongkrong di angkringan. Tapi berkembangnya waktu, kawan-kawan kemudian bersepakat menjadikan band agar lebih enak berkumpul menyalurkan hobi musik. Saat itu ada Ketuanya Yoyo dan saat ini dipegang Weri,” kata Agus Uye salah satu pentolan Kompeni pada Sabtu, 18 Maret 2023.
Bukan soal honor tampil saja, tapi bagi Kompeni berbuat untuk sesama juga perlu dilakukan. Seperti yang dilakukan di beberapa tempat untuk menggalang donasi bagi warga eks trans yang tengah dirundung musibah, Kompeni dengan suka rela manggung untuk kemanusiaan.
“Kalau honor saat manggung di acara resmi tentu ada hitungannya, tapi bagi kami bukan soal honor yang utama. Berbagi untuk menggalang donasi bagi warga yang kesusahan seperti menderita sakit dan tidak mampu untuk berobat, kita akan turun manggung menggalang donasi. Ini murni untuk kemanusiaan, cara kami membantu hanya dengan manggung,” ucapnya.
Band Kompeni pernah jadi band pembuka saat pementasan Steven Jam di KONI Merangin, bahkan band papan atas Tipe-X pernah menghubungi untuk tampil bareng.
“Alhamdulillah kita pernah jadi band pembuka saat konser band papan atas Steven Jam. Bahkan kami pernah dihubungi untuk bisa manggung bareng band Tipe-X, tapi sayang Covid-19 melanda negeri. Pementasan bareng jadi tertunda,” ujarnya.
Suka duka pernah dialami Kompeni. Mereka pernah juga tidak dibayar penuh oleh sponsor saat manggung mengisi acara di luar Kabupaten Merangin.
“Kalau sukanya banyak sekali. Dukanya pernah tidak dibayar lunas oleh sponsor. Kita sudah manggung di luar kabupaten tapi honornya tidak dibayar penuh. Jadi pengalaman berharga bagi kita untuk lebih selektif menerima sponsor,” tuturnya.
Tantangan terbesar Kompeni adalah segera merilis singel lagu, agar fans Kompeni yang sudah tersebar di sejumlah daerah di Provinsi Jambi bisa menikmati musik musik karya Kompeni.
“Masih terus berproses lagu. Masih kita coba tulis agar lagu yang diciptakan menjadi salah satu ikon yang khas di setiap pementasan kompeni,” ujarnya.
Bagi Kompeni menikmati musik bukan hanya soal selera aliran musik, tapi cara menikmati musik dengan kedamaian.
“Menikmati musik lebih indah dengan cinta damai, No Drug No Seks. Prestasi yes,” ucapnya menutup perbincangan.
Reporter: Daryanto
Discussion about this post