Jakarta – Selain berinvestasi di saham, sebenarnya ada peluang yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mendapatkan cuan dari pasar modal.
Peluang itu, kata Kepala PT Bursa Efek Indonesia (BEI), adalah reksa dana.
“Bahkan dengan Rp 100.000, masyarakat bisa berinvestasi di reksa dana,” ujar Pintor kepada para wartawan di Medan pada Rabu, 28 Juni 2023.
Ia mengatakan hal itu bukan tidak mungkin terjadi. Apalagi, ujarnya, saat ini yang namanya berinvestasi saham sudah menjadi gaya hidup masyarakat, termasuk bagi kelompok milenial.
Ia bilang, berkembangnya investasi saham dipicu oleh informasi yang semakin mudah diakses semua elemen di masyarakat.
Lalu, kata dia, ditambah lagi dengan hadirnya grup-grup investasi saham di sosial media (sosmed) yang ikut membuat orang tergerak untuk memilih investasi saham sebagai lifestyle.
“Bagi investor saham pemula, sebaiknya sebelum terjun berinvestasi secara langsung, ada baiknya mempelajari mengenai investasi saham melalui reksa dana saham,” kata Pintor.
Selain untuk memahami proses berinvestasi di pasar saham, ia bilang kelebihan reksa dana adalah modal investasinya relatif kecil, sehingga terjangkau bagi berbagai kalangan.
Meskipun modal investasi kecil, reksa dana sudah memenuhi prinsip diversifikasi investasi untuk meminimalisasi risiko investasi.
Ketika berinvestasi saham secara langsung, ia bilang seorang investor biasanya butuh modal besar untuk melakukan diversifikasi.
“Karena untuk satu saham saja, seorang investor harus membeli satu lot saham yang berisi 100 lembar saham,” katanya.
Artinya, Pintor menambahkan, jika melakukan diversifikasi 20 saham, maka investor harus membeli 2 ribu lembar saham.
Reksa dana sendiri, beber Pintor, adalah kumpulan dana yang dimiliki investor dalam bentuk unit reksa dana.
“Kumpulan dana bersama inilah yang kemudian dibelikan saham oleh manajer investasi yang memiliki lisensi sebagai wakil manajer investasi dan tercatat di Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” ujarnya.
Sehingga, ujarnya, walaupun modal investor hanya sebesar Rp100 ribu, seorang investor sudah menjadi bagian dari pemilik portofolio investasi satu reksa dana saham.
Ia menjelaskan, manajer investasi yang menjadi pengelola reksa dana dibentuk berdasarkan Kontrak Investasi Kolektif (KIK) dengan bank kustodian yang menyimpan dana milik investor.
“Bank kustodian inilah yang setiap hari menginformasikan harga unit reksa dana yang dikelola oleh si manajer investasi tadi,” kata Pintor.
Harga unit inilah, ungkit Pintor Nasution, yang menjadi acuan harga beli dan harga jual reksa dana.
Ia mengatakan, ada keunggulan investasi reksa dana, yakni investor tidak membutuhkan sebuah keahlian khusus.
Ia bilang hal ini bisa terjadi karena investor reksa dana bersifat pasif dan hanya menyerahkan keputusan investasi seperti menjual dan membeli reksa dana kepada manajer investasi.
“Investor hanya menentukan kapan dia mau membeli reksa dana atau menjual kembali reksa dana yang dimilikinya,” ucap Pintor Nasution.
Dengan kata lain, kata dia, calon investor akan lebih mudah dan meminimalisir risiko berinvestasi pada saham dengan cara berinvestasi melalui reksa dana saham.
Karena, naik turunnya harga reksa dana saham sudah berdasarkan kebijakan dan analisis investasi manajer investasi.
Paling tidak, sambung Pintor, investor reksa dana saham sudah memahami mengenai adanya risiko fluktuasi reksa dana saham untuk bekal ketika mereka berinvestasi secara langsung di bursa saham.
Reporter: Heno
Discussion about this post