Medan – Selama beberapa hari belakangan ini warga Kota Medan mengeluhkan kesulitan mendapatkan pasokan elpiji ukuran 3 kilogram (Kg) atau elpiji melon.
Warga ibukota Provinsi Sumatera Utara, baik warga biasa maupun pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), bahkan menyebutkan elpiji melon tak hanya susah didapat, melainkan mahal.
“Kalau pun ada harganya melambung jadi Rp 30 ribu per tabung. Padahal, harga eceran tertinggi (HET) gas elpiji 3 kg hanya Rp 18 ribu per tabung,” kata Wandi, warga Kecamatan Medan Baru, Medan, kepada para wartawan di Medan pada Selasa, 25 Juli 2023.
Linda (46), warga Kecamatan Medan Tuntungan, bahkan mengaku kesulitan mencari elpiji melon di berbagai kios atau distributor.
Hal yang sama juga dialami oleh Winda dan Merlin Ginting (57), dua warga Kecamatan Medan Johor.
Mereka berdua bahan bingung ke mana harus mendapatkan elpiji melon untuk kebutuhan rumahtangga mereka.
Hal ini pun menjadi perhatian Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Utara (Sumbagut), Susanto August Satria.
Dalam keterangan resmi yang diterima para wartawan, ia mengklaim penyaluran elpiji 3 Kg malah meningkat dibandingkan periode sebelumnya.
“Tren penyaluran elpiji 3 Kg menunjukkan kenaikan. Tercatat hingga Juni 2023 penyaluran elpiji 3 Kg di wilayah Sumut berada di angka 180.907 metrik ton (MT) dibandingkan dengan penyaluran ada bulan Januari – Juni 2022 sebesar 175.498 MT,” ucapnya.
Bahkan, kata dia, penyaluran elpiji 3 Kg sudah overkuota sekitar 3% dari yang ditentukan pemerintah.
Untuk mengatasi kelangkaan, pihaknya akan menerapkan subsidi tepat elpiji 3 Kg.
“Kami mendapat keluhan bahwa masyarakat sulit mendapatkan elpiji 3 Kg,” kata dia.
Kata dia, hal ini dilakukan sebagai upaya mengatasi problem tersebut dan sesuai dengan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 37.K/MG.01/MEM.M/2023.
Yakni tentang Petunjuk Teknis Pendistribusian Isi Ulang Liquefied Petroleum Gas Tertentu Tepat Sasaran.
“Untuk itu akan diterapkan subsidi tepat elpiji 3 Kg,” ujarnya.
Menurut Satria, tahapan yang sedang berjalan saat ini adalah registrasi dan verifikasi pangkalan untuk implementasi program subsidi tepat elpiji 3 Kg.
Kata dia, tahapan registrasi sudah berlangsung sejak pertengahan Juli 2023 dann higga saat ini, ujarnya, di wilayah Sumut sudah mencapai 70% dari 13 ribu pangkalan sudah registrasi dan 30 Juli target 100%.
“Proses registrasi mencakup update lokasi pangkalan (geo tagging) dan sarana yang dimiliki pangkalan,” urainya.
Satria mengakui selama ini penggunaan elpiji tabung 3 kg banyak yang tidak tepat sasaran.
Karena itu pihaknya berharap dengan subsidi tepat elpiji 3 Kg, akan menerapkan sistem digitalisasi yang terintegrasi dengan data keluarga penerima manfaat yang berasal dari pemerintahan.
“Dengan adanya upaya ini, tujuannya agar penyaluran LPG 3 Kg dapat tepat sasaran bagi masyarakat miskin,” ucapnya.
Menurut Satria, di wilayah Sumut dan provinsi lainnya masih banyak ditemukan sektor usaha menengah ke atas, peternakan dan jasa yang menggunakan LPG 3 kg.
“Pada pekan ini akan dilaksanakan pertemuan dengan pemerintah daerah terkait koordinasi sistem pembelian elpiji 3 Kg dengan subsidi tepat,” ujarnya.
Pihaknya bersinergi dengan pemerintah setempat agar melakukan pengawasan terkait penyaluran elpiji 3 Kg.
“Termasuk dengan cara melakukan sidak-sidak ke sektor-sektor usaha yang tidak berhak mendapatkan elpiji 3 Kg,” ujar Satria tegas.
Reporter: Heno
Discussion about this post