DETAIL.ID, Jambi – Calon DPR RI dari dapil Provinsi Jambi nomor urut 4 dari Partai Demokrat yaitu Bursah Zarnubi SE sangat prihatin dengan kondisi bangsa yang tidak memerhatikan guru yang merupakan kunci kemajuan peradaban bangsa.
Hal ini disampaikan saat dia berkunjung ke posko pemenangannya di Sungai Kambang, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi pada Kamis, 26 Oktober 2023.
“Kondisi guru di negara kita ini sangat tidak dihargai, apabila kita melihat ke negara tetangga seperti Malaysia, para guru disetarakan dengan tingkatan Menteri,” ucapnya.
Bursah Zarnubi yang juga mantan aktivis HMI sekaligus pendiri Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK) ini menjelaskan, banyak guru-guru potensial di Indonesia memilih ke luar negeri karena tidak dihargai oleh bangsanya sendiri.
“Banyak guru-guru yang potensial dalam ilmu yang bersekolah di luar negeri, saat kembali ke Indonesia malah tidak dihargai, akhirnya mereka memilih kembali keluar negeri karena tidak dihargai bangsanya sendiri,” ujarnya.
Dia juga menyampaikan guru itu harus dimuliakan dan diperhatikan kesejahteraannya.
“Sekarang ini banyak guru di negara kita yang selesai mengajar itu ngoceh karena tidak diperhatikan kesejahteraannya, padahal sebagai pendidik anak bangsa, guru itu harus dimuliakan,” ucapnya.
Bursah Zarnubi juga mengatakan bahwa bangsa Indonesia akan terus tertinggal dari negara lainnya, apabila hanya memperhatikan pembangunan infrastruktur tidak mengutamakan kemajuan pendidikan.
“Kita akan terus tertinggal apabila pemerintah kita hanyalah memperhatikan infrastruktur yang sifatnya tidak permanen, seharusnya pendidikan lah yang diutamakan,” katanya.
Dia juga melakukan komparasi tingkat kesejahteraan guru di Indonesia dengan negara Brunei Darussalam yang pendapatan guru berkali-kali lipat di atas pendapatan guru di Indonesia.
“Di Brunei itu semuanya berlomba-lomba jadi guru di sana. Misalnya pendapatan guru di Indonesia Rp 10 juta di sana bisa Rp 76 juta. Sangat jauh berbeda,” katanya.
Hal ini membuat banyak guru yang tidak mampu secara ekonomi. Keadaan ini memaksa guru di Indonesia untuk mencari sumber rezeki lain guna mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka.
“Ada yang narik ojek, berdagang, sehingga tidak maksimal dalam mentransfer pengetahuannya kepada para muridnya,” ucapnya.
Dia berpendapat hal seperti itu harus dihentikan, dan dia mengatakan dirinya akan maksimal untuk mengembalikan guru pada posisi selayaknya.
“Saya akan berjuang untuk kesejahteraan guru demi peradaban bangsa yang lebih baik,” tuturnya.
Reporter: Ados Sianturi
Discussion about this post