TEMUAN
Kelulusan PPPK di Merangin Jadi Polemik, Sarat Dugaan Kecurangan
DETAIL.ID, Merangin – Di penghujung akhir tahun Pemerintah Kabupaten Merangin mengumumkan kelulusan penerimaan seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja atau PPPK. Sayangnya dugaan kecurangan (P3K) di lingkup Pemerintah Kabupaten Merangin kini semakin mencuat ke publik.
Diketahui, pasca pengumuman hasil seleksi P3K guru di Merangin, beberapa peserta yang tidak lulus seleksi mempertanyakan adanya dugaan P3K guru yang lulus namun berstatus honor di Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lain.
Informasi yang dihimpun dari salah satu guru di SDN yang diduga tempat dimana istri Kabid Kepegawaian BKPSDMD Merangin lulus P3K guru.
“Hampir 7 tahun saya honor di SDN 211, dak pernah nampak (istri Kabid) itu ngajar atau megang kelas,” kata salah seorang sumber seraya minta namanya tidak ditulis pada Senin, 1 Januari 2024.
Menurutnya, dirinya tahu persis siapa saja operator dan guru di sekolah dasar yang terletak di Kelurahan Pematang Kandis itu.
“Saya siap bongkar kecurangan Kepsek SDN 211, Fifi yang honor di kantor Bupati Merangin lulus P3K guru itu kan anaknya, sedangkan Kabid Kepegawaian BKD itu menantunya,” ujarnya.
Bahkan nama yang lulus di sekolah dan yang menjadi operator sekolah bukanlah nama yang lulus.
“Sampai kini kami dak tahu Fifi tu siapa sumpahlah. Yang kami tahu operatornya namanya Yoka dan TU-nya Qurrota Ayun itu mereka jugo lulus P3K guru,” ucapnya.
Dan yang lebih mengejutkan lagi, bahwa P3K guru yang lulus namun berstatus honor di Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lain. Tentu saja ini menimbulkan pertanyaan yang membuat banyak orang penasaran.
“Ada yang honor di kantor bupati lulus P3K, honor di Dinas Pendidikan, di kantor Samsat, Dinas Sosial, bahkan ada juga yang tak pernah honor guru sekalipun. Jadi gimana kok bisa masuk ke dalam Dapodik. Saya yakin adanya permainan Kepsek dan Operator Dapodik guna sebagai syarat peserta seleksi P3K,” ujarnya.
Sementara itu, Kabid Kepegawaian BKPSDMD Merangin, Affan dikonfirmasi terkait kabar salah satu peserta P3K guru yang lulus adalah istrinya belum memberi jawaban.
Terpisah Kapolres Merangin AKBP Ruri Roberto melalui Kasatreskrim Polres Merangin, Iptu Mulyono saat dikonfirmasi menjelaskan bahwa pihaknya masih menunggu laporan masyarakat terkait dugaan kecurangan kelulusan PPPK.
“Kami masih menunggu ada warga yang melapor, jika dalam kelulusan PPPK ada dugaan permainan uang tentu kita jerat dengan UU Pemberantasan Korupsi. Namun jika ada pemalsuan dokumen kita jerat dengan pidana umum. Silakan masyarakat laporan jika ada buktinya kami akan sikat,” kata Kasatreskrim.
Reporter: Daryanto
TEMUAN
Diduga Tak Penuhi Syarat! Peserta PPPK Paruh Waktu di Bungo Tetap Lolos, Kepala BPBD Kesbangpol dan Kepala BKD Saling Lempar Tanggung Jawab
DETAIL.ID, Bungo – Ada yang janggal dengan proses pengusulan PPPK paruh waktu di lingkup Pemerintah Kabupaten Bungo. Salah satu peserta seleksi yang disinyalir tak memenuhi kriteria, malah diusulkan dan diloloskan. Temuan ini terjadi pada salah satu peserta di BPBD Kesbangpol Bungo.
Informasi dihimpun bahwa peserta atas nama Budiman yang diloloskan pada jabatan Operator Layanan Operasional sebagaimana pengumuman Pansel BKD tentang Daftar Peserta Alokasi Paruh Waktu yang dikeluarkan 10 September lalu.
Budiman sebenarnya tak dapat lolos jika mengikuti ketentuan yang berlaku. Sebab Budiman disebut-sebut sudah berhenti pada 2023 lalu sebagai honorer BPBD Kesbangpol Bungo. Namun Budiman disinyalir mendapat pengusulan dari BPBD Kesbangpol Bungo untuk PPPK Paruh Waktu Tahun Anggaran 2025, sekalipun tidak melaksanakan tugas selama 2 tahun secara terus-menerus, sebagaimana kriteria.
Soal ini Kepala BPBD Kesbangpol Bungo, Zainadi membantah bahwa dirinya ada mengusulkan Budiman. Dia lempar tangan pada Pansel BKD. Sekalipun kewenangan untuk pengusulan calon tenaga PPPK paruh waktu ada padanya selaku kepala OPD.
“Enggak mungkin saya yang mecat dia, terus saya mengusulkan dia lagi. Saya enggak tahu juga, mungkin itu di BKD panselnya. Kalau saya mecat dia terus mengulkan dia lagi, perlu dipertanyakan juga kebijakan saya kan,” ujar Zainadi pada Jumat kemarin, 24 Oktober 2025.
Sementara itu, Kepala BKD Kabupaten Bungo, R Wahyu Sarjono kembali mengarahkan ke OPD terkait yakni BPBD Kesbangpol Bungo, sebab pengusulan dilakukan oleh OPD terkait.
“Konfirmasi ke OPD-nya, karena kami proses ke paruh waktu berdasar surat pertanggungjawaban dari OPD masing-masing,” kata Wahyu.
Sikap saling lempar tangan antar kedua OPD tersebut kian menguatkan dugaan akan proses bermasalah dalam pengusulan dan penetapan alokasi dalam seleksi PPPK paruh waktu di lingkup Pemkab Bungo. Hingga berita ini terbit, awak media masih berupaya menghimpun infomasi lebih lanjut kepada pihak terkait.
Reporter: Juan Ambarita
TEMUAN
Dugaan Bagi-Bagi Jatah Program P3-TGAI di BWSS VI Jambi, Tani Merdeka Indonesia Ungkap Keterlibatan 2 Dewan Ini…
DETAIL.ID, Jambi – Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) di lingkungan Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) VI Jambi diduga sarat praktik bagi-bagi jatah. Informasi ini mencuat setelah Kepala BWSS VI Jambi, Joni Raslansyah disebut mengakui bahwa penentuan kelompok tani penerima program harus melalui dua politisi asal Jambi yakni H Bakri dan Edi Purwanto.
Keterangan tersebut disampaikan oleh sumber yang mendengar langsung pernyataan Kepala BWSS VI Jambi. Dalam pernyataan itu, Joni diduga mengatakan bahwa setiap kelompok tani yang ingin mendapatkan program P3A-TGAI wajib terlebih dahulu melapor kepada kedua politisi tersebut.
“Kalau ingin mendapatkan program P3A, mesti lapor dulu ke H Bakri dan Edi Purwanto. Karena itu pikir mereka,” ujar sumber menirukan pernyataan Joni Raslansyah.
Pernyataan ini menimbulkan kejanggalan karena program pemerintah seharusnya dijalankan secara profesional dan tidak diintervensi oleh pihak di luar struktur birokrasi. Sebagai pimpinan balai, Joni Raslansyah dinilai semestinya dapat memastikan pelaksanaan program secara adil dan merata di seluruh wilayah Jambi.
Ketua DPW Tani Merdeka Indonesia Provinsi Jambi, Candra Andika turut menyoroti permasalahan tersebut. Ia menyebut banyak kejanggalan dalam pelaksanaan proyek irigasi P3-TGAI, termasuk buruknya kualitas hasil pekerjaan di lapangan.
“Kami memegang bukti buruknya kinerja Kepala BWSS VI Jambi, Joni Raslansyah. Jika sistem yang janggal ini tidak diperbaiki, kami akan menugaskan LBH Tani Merdeka Provinsi Jambi untuk melaporkan dugaan pelanggaran ini ke aparat penegak hukum,” kata Candra.
Candra juga menyebut pihaknya siap mengerahkan kelompok tani binaan untuk melakukan aksi serentak di seluruh kabupaten di Provinsi Jambi sebagai bentuk protes terhadap dugaan penyimpangan tersebut.
Hingga berita ini diterbitkan, belum diperoleh keterangan dari pihak BWSS VI Jambi, H Bakri, dan Edi Purwanto belum memberikan tanggapan resmi terkait dugaan keterlibatan mereka dalam penentuan penerima program P3-TGAI. (*)
TEMUAN
Soal Dugaan Pemalsuan Data Sespri Untuk PPPK, Pejabat BNN RI Bilang Begini…
DETAIL.ID, Jambi – Sampai saat ini, Kepala BNN Kabupaten Tanjungjabung Timur, Emanuel Hendri Wijaya, yang tengah diterpa isu tak sedap terkait dugaan pemalsuan data pegawai honor dalam pengajuan PPPK TA 2025 ke BKN RI, masih jadi perbincangan menarik.
Namun pejabat BNN yang dalam waktu dekat bakal menduduki jabatan baru sebagai Kepala Bagian Umum BNN Provinsi Jambi tersebut, tampak tidak merespons sama sekali upaya konfirmasi yang dilayangkan awak media lewat WhatsApp.
Sementara itu Plt Kabiro SDM dan Organisasi BNN RI, Brigjen Pol Deni Dharmapala hanya merespons singkat terkait dugaan kasus pemalsuan yang menyeret nama Emanuel Hendri.
“Terima kasih, akan ditindaklanjuti,” kata Brigjen Pol Deni lewat pesan WhatsApp pada Kamis, 25 September 2025.
Emanuel Hendri Wijaya menarik perhatian lantaran diduga memalsukan dokumen masa kerja sekretaris pribadi/ajudan nya untuk PPPK TA 2025 ke BKN RI. Informasi dihimpun bahwa NN, sosok ajudan Hendri sebenarnya baru bekerja hitungan bulan sebagai tenaga honor di BNNK Tanjabtim.
Namun oleh Hendri, dibuatkan seolah-olah sudah bekerja selama 2 tahun agar syarat mutlak minimal telah bekerja terpenuhi. Hal itupun tampak miris, sebab masih dalam lingkup BNNP Jambi yakni BNNK Jambi dan Batanghari terdapat honorer atau PPNPN yang tidak dapat diajukan menjadi PPPK lantaran belum mencapai masa kerja minimal 2 tahun.
Hal tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Kepala BNNK di wilayah tersebut benar-benar mempedomani aturan yang disyaratkan okeh BKN RI.
Sementara Emanuel Hendri Wijaya sendiri dikonfirmasi lewat pesan WhatsApp pada Rabu 24 September lalu, memilih untuk tidak merespons.
Reporter: Juan Ambarita

