DETAIL.ID, Jambi – Pasca selesai dibangun hingga diresmikan, gedung terminal Rawa Sari yang menelan anggaran sekitar Rp 15 miliar masih juga belum tampak optimal pengelolaannya sebagaimana digadang-gadang sebelumnya.
Sehari-hari hanya tampak beberapa angkutan umum yang mangkal di lokasi tersebut. Dari sisi ekonomi juga tak banyak tenant atau tempat yang terisi untuk kegiatan usaha masyarakat.
Padahal dulunya terminal rawa sari digadang-gadang oleh Pemerintah Kota Jambi sebagai terminal modern yang lengkap dengan para pelaku UMKM di sana. Namun kalau melihat kondisinya sekarang yakni sekitar 2 tahun usai terminal milik Pemerintah Kota Jambi itu selesai diremajakan. Semua konsep awal hanya jadi angan-angan.
Bangunan terminal yang bersumber dari dana pinjaman PT Sarana Multi Infrastruktur hanya berdiri tegak tanpa pengelolaan yang sesuai dengan semua angan-angan di awal proyek itu.
Dinas Perhubungan Kota Jambi selaku pengelola berdalih bahwa batalnya peremajaan angkutan BUMD Siginjai jadi salah satu kendala.
“Tahun depan sudah kita rencanakan lagi terkait ini,” kata Kadishub Kota Jambi, Saleh Rido pada Selasa kemarin, 7 Mei 2024.
Menurut dia di tahun 2025 pihaknya sudah mengajukan perencanaan untuk pengadaan angkot sebanyak 15 angkot sebagai pionir.
“Setelah nanti BUMD-nya telah ada susunan yang baru yang menjadi salah satu unit bisnisnya maka akan dilakukan hibah aset penyertaan modal kepada BUMD. Direncanakan begitu,” ujarnya.
Masalahnya dengan kondisi BUMD Siginjai saat ini yang juga tak luput dari sejumlah persoalan. Apakah rencana pengajuan Dishub tersebut bakal ada tindak lanjutnya? Yang ini masih belum ada kepastian.
Sama dengan jawaban Kadishub Kota Jambi itu yang juga bernada ketidakpastian.
Reporter: Juan Ambarita
Discussion about this post