MENDAPATKAN kabar peresmian jalan Bayung Lencir – Tempino seksi 3 maka dipastikan Provinsi Jambi masuk jalur jalan tol Sumatra. Menghubungkan Jambi hingga ke Bakauheni.
Pembangunan ruas tol yang memakan biaya Rp 5,6 triliun rupiah berhasil menghubungkan antara Bayung Lencir ke Tempino. Salah satu ruas utama menempuh perjalanan trans timur. Menghubungkan antara Provinsi satu dengan provinsi lain di Pulau Sumatra.
Sempat macet jalur tol Bakauheni – Palembang hingga tahun 2020, Pemerintah Provinsi Jambi di bawah koordinasi langsung Al Haris sebagai Gubernur Jambi.
Sebagai pemerintah daerah maka kewajiban Pemerintah daerah terutama Provinsi Jambi kemudian memulai langkah-langkah penting. Dimulai penetapan lokasi (penlok) pembebasan tanah, memperjuangkan sekaligus memastikan Pemerintah Pusat untuk melakukan pembebasan tanah, memperjuangkan dukungan dari pemerintah pusat untuk melakukan infrastruktur pembangunan jalan tol hingga terus mendapatkan dukungan agar jalan tol yang menghubungkan provinsi-provinsi di Sumatra.
Tiada henti-hentinya, Al Haris berhubungan Kementerian PUPR, mendapatkan dukungan agar pembayaran pembebasan tanah yang semula macet sehingga tidak mangkrak. Upaya yang selama 3 tahun sebelumnya sama sekali tidak menunjukkan upaya serius Pemerintah Provinsi Jambi.
Dengan terbangunnya jalan tol Bayung Lencir – Tempino seksi 3 di Jambi maka dapat memangkas jarak tempuh dan waktu. Semula hampir 64 km dengan waktu tempuh rata-rata bisa mencapai 2 jam kemudian memangkas jarak cuma 34 km. Dan dipastikan hanya menempuh waktu paling lam 20-30 menit.
Sehingga dipastikan waktu tempuh ke Bakauheni sebelum penyeberangan ke Jakarta bisa mencapai 12-14 jam dapat dipangkas menjadi paling lama 6 – 7 jam. Bahkan waktu tempuh ke Palembang yang paling cepat 6 – 7 jam dapat hanya ditempuh 2-3 jam. Sebuah penghematan waktu sekaligus jarak tempuh yang relatif pendek.
Jalan Tol Sumatera adalah salah satu jalur darat tersibuk di Sumatera. Menghubungkan Bakauheni, Palembang, Jambi, Pekanbaru, Tebing Tinggi (Sumatera Utara) hingga ke Banda Aceh. Rute yang sudah lama digagas Presiden Jokowi sejak awal tahun 2014.
Namun jalur yang panjang hanya terhenti Bakauheni – Palembang (2018). Dari Medan hanya dapat ditempuh hingga ke Lubuk Pakam (Tebing Tinggi). Begitu juga jalan tol Pekanbaru ke Dumai (2020). Sehingga praktis jalan tol menjadi terputus dan sporadik. Belum mampu menghubungkan Bakauheni – Banda Aceh.
Sehingga tidak salah kemudian jalan tol di Sumatera jauh kalah dibandingkan Tol Jawa. Yang menghubungkan Jakarta – Surabaya (1.167 km). Yang telah diresmikan tahun 2018.
Tertatih-tatihnya pembangunan jalan tol di Sumatra (Kecuali di Sumsel) menyebabkan jalan trans Timur Sumatera menjadi jalur maut yang paling mengerikan. Selain membosankan. Jarak tempuh, waktu hingga kerusakan di berbagai tempat menyebabkan Pulau Sumatera jauh Tertinggal dibandingkan dengan Pulau lain di Indonesia.
Dengan demikian tidak salah kemudian kepentingan Provinsi Jambi yang mampu memangkas jarak tempuh hingga waktu tempuh ke Bakauheni begitu mendesak. Sekaligus menempatkan Jambi didalam lintasan kepentingan ekonomi.
Ditengah-tengah Provinsi lain yang tidak begitu signifikan mengalami kemajuan, Jalan Tol Bayung – Lencir – Tempino mampu dituntaskan Al Haris sebagai Gubernur Jambi. Dukungan, upaya terus menerus berhasil meletakkan Jambi menjadi poros penting didalam lintasan ekonomi. Belum lagi mulai dikerjakan jalan tol Jambi – Rengat (Provinsi Riau). Sehingga dapat menjadi lintasan penting dan menyambungkan semangat pembangunan jalan tol Sumatra.
Sehingga tidak salah kemudian lagi-lagi Al haris disebutkan sebagai Bapak infrastruktur di Jambi.
Terima kasih Pak Gub. Demikian setiap ucapan tulus dari pengendara jalan raya. Termasuk juga pengguna jalan raya termasuk saya.
Tidak salah kami memilihmu. Sehingga program-program infrastruktur di Jambi dapat dilanjutkan. (***)
*Direktur Media Publikasi Tim Pemenangan Al Haris-Sani
Discussion about this post