Jambi – Sampai saat ini keberadaan stockpile batu bara di Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muarojambi masih terus jadi ancaman serius bagi keberlangsungan lingkungan sekitar candi.
Kini, 2 bulan lebih pasca viral liputan dokumenter Najwa Shihab dalam video dokumenter berjudul “Menelusuri Peradaban yang Hilang di Muarajambi”, dan respons pihak kepolisian serta sejumlah instansi pemerintah yang langsung turun melakukan pengecekan juga pengambilan sampel.
Keberadaan stockpile batu bara yang masuk ke dalam zonasi KCBN Muarojambi tersebut, belum menemukan titik terang. Belum lama ini Kasubdit Tipidter Ditreskrimsus Polda Jambi AKBP Reza Khomeini dikonfirmasi wartawan soal perkembangan kasus tersebut, belum dapat mengungkap secara gamblang dengan dalih masih dalam proses penyelidikan.
“Jadi kasus yang sempat kemaren diberitakan itu masih proses penyelidikan ya. Jadi setelah kita periksa dari Cagar Budaya dari Instansi terkait. Itu masih konsumsi penyidik ya,” kata AKBP Reza, Selasa 22 Oktober 2024.
Kasubdit Tipidter Ditreskrimsus Polda Jambi tersebut bilang, ke depan pihaknya bakal segera memeriksa sejumlah pihak, di antaranya ahli administrasi negara. Hal itu lantaran terdapat beberapa perizinan yang disinyalir keluar pasca peta zonasi KCBN ditetapkan oleh Kemendikbudristek.
“Setelah penetapan kawasan candi itu pada tahun 2012 ya kalau enggak salah, ada kembali terbit entah izin lingkungan. Jadi kita minta keterangan ahli yang terkait untuk dapat mengetahui pertangungjawaban dari pemberian izin tersebut,” ujar Reza.
Sebelumnya Ditreskrimsus Polda Jambi bersama Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jambi, BPTD IV Wilayah Jambi, dan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah V turun mengecek KCBN Muarojambi pada awal Juli lalu.
Saat itu terpantau salah satu perusahaan batu bara yakni PT Pembangunan Mendalo Perkasa berada di areal KCBN Muarojambi, Candi Teluk 1 di kawasan Kemingking Dalam, Taman Rajo.
Tim saat itu juga turut mengambil sejumlah sampel limbah dari aktivitas stockpile batu bara yang menyerobot wilayah KCBN tersebut. Namun dikonfirmasi soal perkembangan hasil uji lab-nya, Kasubdit Tipidter juga belum dapat membeberkan lebih lanjut.
“Nanti, itu masih konsumsi daripada penyidik,” katanya.
Sejauh ini, berdasarkan pengakuan dari Kasubdit Tipidter Ditreskrimsus Polda Jambi terdapat setidaknya belasan saksi yang sudah dimintai keterangan.
Reporter: Juan Ambarita
Discussion about this post