DETAIL.ID, Pangururan – Cagar budaya masyarakat Batak Toba di Huta Siallagan semakin terawat dengan baik dan terdigitalisasi, khususnya dalam aktivitas perekonomian warga setempat ketika menyambut para wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
“Semua aktivitas niaga pada pusat suvenir di Huta Siallagan ini nontunai, baik melalui QRIS, kartu debit, san kartu kredit,” kata Deputi Kepala Pimpinan Cabang atau Regional Chief Executive Officer (RCEO) Bank Mandiri Region I/Sumatera, Syafrin Aminullah Tampubolon.
Hal itu ia katakan kepada para wartawan saat bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumut mengunjungi pusat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) masyarakat adat Huta Siallagan di Kabupaten Samosir, Senin sore, 18 November 2024.
Dirinya lalu mempraktikkan penggunaan QRIS Living Mandiri saat membeli sejumlah kaos oblong bermotif Danau Toba dan adat Batak Toba ke sejumlah toko suvenir yang ada di Huta Siallagan tersebut
Kata dia, Bank Mandiri melihat Huta Siallagan sebagai salah satu magnet pariwisata di Pulau Samosir yang memiliki nilai-nilai tradisi dan sejarah dan kini telah bertransformasi menjadi destinasi pariwisata modern.
Sejauh ini pihaknya telah membuktikan kalau praktik nontunai dalam jual beli suvenir adat Batak Toba di Huta Siallagan telah mampu memudahkan proses berbagai proses transaksi.
Apalagi Bank Mandiri, kata Syafrin, pun telah menyediakan mesin electronic data capture (EDC), yaitu sebuah alat yang digunakan untuk menerima pembayaran non-tunai dari pelanggan.
Di samping itu, kata pria kelahiran Pabatu, Tebingtinggi ini, Bank Mandiri pun telah memberikan akses kredit usaha mikro (KUM) dan kredit usaha rakyat (KUR) ke para pelaku UMKM di Huta Siallagan.
“Saat ini tercatat lebih dari Rp 3,5 miliar telah disalurkan ke 18 pelaku usaha di kawasan Huta Siallagan,” ujar Deputi Kepala Pimpinan Cabang atau Regional Chief Executive Officer (RCEO) Bank Mandiri Region I/Sumatera, Syafrin Aminullah Tampubolon.
RR Siallagan yang menjadi tour guide dan merupakan warga asli Huta Siallagan, saat ditemui detail.id secara terpisah juga membenarkan adanya kemudahan bertransaksi saat konsumen dan pelaku UMKM bertransaksi suvenir.
Dirinya justru melihat para wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, sudah terbiasa bertransaksi secara nontunai saat membeli berbagai jenis suvenir di toko-toko yang ada di kawasan Huta Siallagan.
“Malah dengan nontunai Bank Mandiri semakin banyak transaksi yang tercipta. Kalau dicontohkan, dari 500 wisatawan yang mengunjungi Huta Siallagan per hari, 300 di antaranya berbelanja secara nontunai di toko-toko suvenir,” tutur RR Siallagan.
Reporter: Heno
Discussion about this post