DETAIL.ID, Merangin – Dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari PT Sumber Guna Nabati (SGN) ternyata dikelola sendiri tanpa melalui badan CSR Kabupaten Merangin dan diserahkan ke masyarakat sekitar pabrik.
Manajemen PT SGN, Bangun Prakoso kepada anggota Komisi III DPRD Merangin mengakui, selama ini banyak program CSR yang dikerjakan langsung oleh perusahaan.
“Dalam mengelola CSR kita kelola secara mandiri tanpa melalui pengelolaan CSR kabupaten. Dan tepat sasaran!” kata Bangun Prakoso.
Selama ini, perusahaan sudah memiliki perjanjian dengan warga, setiap enam bulan sekali jalan dari PT SGN sampai batas Desa SPA di-greder.
“Setiap tahun kita rawat jalan dengan digreder, ini dari mulut jalan PT SGN sampai ke batas Desa SPA,” ujarnya.
Bangun mengatakan, untuk bantuan jenis sembako diberikan langsung ke warga yang layak dan berhak mendapatkan sembako.
“Kita juga membagi sembako kepada warga sekitar. Itu kita lakukan secara langsung turun ke warga,” ucapnya.
Menanggapi hal itu, Anggota Komisi III DPRD Merangin, Mulyadi mengatakan jika memang benar sudah dilakukan, tentu sudah baik pelaksanaannya tetapi sebaiknya pengelolaan dana CSR wajib diserahkan kepada pengelolaan CSR Kabupaten.
“Kalau memang benar dilakukan itu sudah baik tetapi harus melalui lembaga atau desa ikut dilibatkan, jangan sampai tidak sampai sebab ketika saya di periode lalu jadi Ketua Komisi III pernah sidak ke sini juga atas pengaduan masyarakat, sebaiknya PT SGN berbenahlah, jangan ada lagi keluhan masyarakat sekitar pabrik. Perhatikan betul warga yang terdampak seperti Pak Sawal. Kita ingin PT SGN eksis di Merangin tanpa ada masalah lagi,” ujar Mulyadi.
Berbeda dengan penjelasan Pemerintah Desa Bungo Antoi bahwa PT SGN pernah sekali meminta data masyarakat miskin dan anak yatim piatu, tetapi pemerintah desa tidak memberikan data.
“Itu pun mereka minta data saat bermasalah dengan warga Bungo Antoi dan sempat dilakukan pemblokiran jalan menuju PT SGN, entahlah kalau pengakuan mereka memberikan sembako langsung ke masyarakat, kita akan cek kebenarannya,” kata Karmanto, Kades Bungo Antoi yang akrab disapa Bendil.
Sementara itu selama ini jalan berdebu jarang disiram oleh perusahaan. Anehnya saat ada kunjungan kerja Komisi III DPRD Merangin tiba-tiba jalannya disiram air.
“Selama ini tidak pernah, soal pengrederan jalan Bungo Antoi sampai Desa SPA memiliki panjang jalan sampai 10 km, mereka bekerja hanya tiga hari bagaimana bisa efektif jalan jadi bagus. Kalau hanya sekali jalan saja seperti sapu jalan, mestinya mereka lebih seriuslah untuk memperbaiki jalan sesuai perjanjian dengan masyarakat,” kata Bendil.
Reporter: Daryanto