Connect with us

NUSANTARA

Surga Tersembunyi di Ujung Utara Indonesia! Pulau Setanau Bikin Netizen Terpukau

DETAIL.ID

Published

on

DETAIL.ID, Natuna – Bayangkan tempat dengan pasir putih selembut tepung, laut sebening kaca, dan alam bawah laut yang masih perawan—itulah Pulau Setanau, permata tersembunyi di Kabupaten Natuna yang kini mulai mencuri perhatian.

Terletak di gugusan pulau paling barat Natuna, Pulau Setanau belum banyak dijamah wisatawan. Tapi justru itu daya tariknya. Pulau ini masih natural, instagramable, dan penuh dengan potensi petualangan. Mulai dari snorkeling di perairan jernih, trekking di alam hijau, hingga menikmati senja tanpa gangguan, ini adalah definisi escape from reality.

Menariknya, Pulau Setanau bukan cuma indah. Lokasinya yang strategis di wilayah perbatasan juga menjadikannya titik penting bagi kedaulatan maritim Indonesia. Pemerintah daerah pun tak tinggal diam. Mereka sedang gencar mengembangkan infrastruktur dan menggandeng berbagai pihak untuk mempromosikan pulau ini sebagai The Next Big Thing dalam pariwisata Indonesia.

“Pulau Setanau akan jadi ikon baru pariwisata Natuna. Kami ingin masyarakat ikut merasakan manfaat ekonominya,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna.

Netizen mulai ramai membicarakannya. Banyak yang menyebutnya sebagai “Raja Ampat baru di Utara Indonesia.” Apakah kamu siap jadi bagian dari generasi pertama yang menjelajahinya?

Reporter : Saipul Bahari

NUSANTARA

HBB Tolak Silang Hangoluan di Titik Nol Habatakon!

DETAIL.ID

Published

on

DETAIL.ID, Medan – Lamsiang Sitompul, Ketua Umum Horas Bangso Batak (HBB) terus vokal menyuarakan penolakan terhadap Pembangunan ‘Silang Hangoluan’ di titik nol Habatakon  -titik nol peradaban Suku Batak, di Sianjur Mula-Mula, Kab Samosir.

Lewat akun media sosial pribadinya, Ketua Ormas Batak tersebut menyoroti soal campur aduk antara identitas batak sebagai suku, serta religi yang kini sedang dalam tahap pembangunan di areal titik nol Habatakon.

“Point pertama adalah Silang (Salib) yang merupakan simbol Kristen. Saya bukan anti Agama, saya juga Kristen. Tetapi harus kita bedakan antara Agama dan kesukuan. Agama ya Agama! Suku ya Suku!” ujar Lamsing, belum lama ini.

Ketua HBB tersebut menegaskan bahwa Batak sebagai suku memiliki penganut agama dan aliran kepercayaan yang berbeda-beda. Hal itu pun menggarisbawahi bahwa masyarakat suku Batak tak selalu identik dengan beragama Kristen.

Bahkan menurutnya, sedari awal suku batak punya aliran kepercayaan tersendiri yang masih eksis hingga saat ini dari jauh sebelum banyak beralih ke agama agama yg ada saat ini.

Sejalan dengan hal tersebut, dia beranggapan bahwa ketika simbol-simbol agama harus diadakan di titik nol habatakon, maka simbol aliran kepercayaan  Batak yakni Parmalim lah yang seharusnya dibangun di areal titik nol Habatakon.

“Karna Parmalim itu adalah aliran kepercayaan yang berasal dari tanah batak itu sendiri. Jadi itu satu kontroversinya,” katanya.

Selain itu dia juga beranggapan, bahwa mendirikan simbol-simbol Agama Kristen di areal titik nol peradaban Batak sama saja merupakan bentuk pengkerdilan atas ke-2 identitas tersebut.

Alasannya, Kristen sebagai agama terbesar di dunia dinilai sama sekali tidak butuh legitimasi dari Suku Batak. Sementara itu Batak sendiri juga sudah lebih dulu eksis di tanah Batak jauh sebelum misionaris dari agama tersebut datang.

“Saya menganggap tidak perlu simbol-simbol itu. Simbol Kekristenan itu sudah banyak di Tanah Batak. Gereja sudah ada dimana-mana, di Sibea-bea sudah ada patung Yesus terbesar di dunia. Di Dairi sudah ada Taman Wisata Iman,” kata Lamsiang. “Jadi kami tetap dalam sikap tidak sependapat. Nanti bagaimana aksi kami, akan kami sampaikan lebih lanjut.”

Titik Nol Habatakon, Dimana?

Pada umumnya, Batak sebagai suku terdiri atas 6 Sub yang masih umum dikategorikan sebagai Suku Batak, yakni Batak Toba, Simalungun, Karo, Pak-Pak, Mandailing, dan Angkola.

Lalu dengan munculnya klaim titik nol habatakon sebagaimana dipelopori oleh ormas Suku Batak Parsadaan Pomparan Limbong Mulana Indonesia (PPLMI) pada rentang 2022 lalu, yang tampak seolah dibenarkan oleh Pemkab Samosir. Kontroversi pun mengiringi pembangunannya, terlebih dengan adanya simbol salah satu agama di arealnya.

Klaim titik nol habatakon di kawasan Sianjur Mula-Mula yang terkesan sepihak alias tidak ada keterlibatan berarti dari 6 sub Suku Batak pun, alhasil menimbulkan keraguan atas keabsahannya.

Dalam lawatan Ketua HBB, Lamsiang Sitompul ke Candi Bahal 1, di Kabupaten Padang Lawas Utara. Dia juga meragukan soal titik awal atau titik mula peradaban batak.

“Jangan-jangan titik awal peradaban Batak disini,” ujar Lamsiang.

Minimnya peran serta pemerintah serta keterlibatan dari masing-masing peewakilan sub suku bayak dalam penentuan titik nol habatakon pun bikin masalah tambah ruwet.

“Sebenarnya kalau kita bicara titik nol habatakon, Batak yang mana? Apakah pernah kita ajak dukuk bersama orang itu?
Jadi jangan terlalu cepat menentukan titik nol habatakon itu ada disitu. Sebaiknya kita duduk bersama. Mari pelajari sejarah, kajian ilmiah. Baru kita sama-sama sepakat bahwasanya pusat peradaban Batak itu disitu,” katanya.

HBB Tolak Silang Hangoluan di Titik Nol Habatakon

Dari prosedur penentuan titik nol habatakon yang terkesan ‘suka-suka’, dan sepihak hingga adanya campur aduk pembangunan ikon salah satu agama dalam prosesnya dengan dalih objek wisata budaya religi yang baru, yang bakal menambah PAD daerah.

Ketua HBB kembali menegaskan bahwa pihaknya menolak keras pembangunan ‘Silang Hangoluan’ di areal Titik Nol Habatakon.

Terlepas dari dasar penentuan titik peradaban batak yang belum sepenuhnya terjawab. Soal pembangunan simbol Kristen yang dinamai Silang Hangoluan atau Salib Kehidupan tersebut, HBB tegas menolak.

“Kami dari Dewan Pimpinan Pusat Horas Bangso Batak, dengan ini menolak dengan keras pembangunan Silang Hangoluan di Sianjur Mula-Mula sebagai titik nol habatakon,” kata Lamsiang.

Ketua Umum HBB tersebut lagi-lagi menekankan agar pemerintah setempat serta kalangan Batak yang terdiri dari berbagai macam latar belakang agar tidak mencampur adukkan antara Kesukuan dan Agama.

“Saya juga Kristen. Tapi ketika kita bicara tentang habatakon ya habatakon! Ketika kita bicara tentang Agama Kristen, ada ruang yang berbeda.” kata dia.

Adapun suku Batak, sebagai salah satu suku tertua di Indonesia, tentu menyimpan berbagai kekayaan budaya yang semestinya dapat dieksplorasi untuk dilestarikan kepada lintas generasi. Bukan malah dicampur adukkan dengan agama dengan dalih untuk kepentingan menambah pundi-pundi PAD. Yang terkesan bakal menggerus nilai-nilai original dari kesukuan itu sendiri.

Reporter: Juan Ambarita

Continue Reading

NUSANTARA

Pro Kontra Silang Hangoluan di Titik Nol Habatahon, Campur Aduk Religi dan Identitas Batak

DETAIL.ID

Published

on

Titik Nil Habatahon. (ist)

DETAIL.ID, Medan – Proyek akulturasi budaya dan religi yakni pembangunan Silang Hangoluan (Salib Kehidupan) di lokasi Titik Nol Habatahon (Batak) di Huta Parik Sabungan, Desa Simarrihit Limbong, Sianjur Mula-Mula, Kabupaten Samosir, tak henti-hentinya menuai perbincangan.

Pro dan kontra bergulir dikalangan etnis Batak, yang terdiri dari beragam penganut agama, kepercayaan dan marga berbeda-beda. Selain masalah identitas budaya serta religi yang terkesan dipaksa campur aduk, proyek tersebut terkesan minim
kajian akademik serta musyawarah terbuka dalam penentuan titik nol peradaban suku Batak di daerah Limbong.

Namun ditengah peliknya ketidaksepahaman serta tak ada alasan yang dapat diterima akal sehat, Pemerintah Samosir bersama beberapa organisasi yang mengatasnamakan marga tetap tancap gas dalam proyek tersebut. Dan belakangan kian pelik dengan adanya pembangunan simbol salah satu agama.

Awal Maret lalu tepatnya pada 12 Maret 2025, Wakil Bupati Samosir, Ariston Tua Sidauruk bersama Ketua Parsadaan Pomparan Limbong Mulana Indonesia (PPLMI), Mayjen (Purn) Bernhard Limbong sudah meletakkan batu pertama pembangunan salib suci ‘Silang Hangoluan’ di Titik Nol Habatahon.

Ceritanya, salib Silang Hangoluan bakal dibangun dengan tinggi keseluruhan 52 meter, sekaligus menjadi ikon salib tertinggi di dunia. Kalau berdasarkan klaim Benhard sebagaimana tersebar dalam berbagai media massa, pembangunan salib tersebut menelan biaya Rp 52 Milliar dan bersumber dari dana pribadinya.

“Menjadi suatu ikon salib tertinggi di dunia. Ini bukan mimpi, saya tidak pemberi harapan palsu, sebelum saya dipanggil Tuhan, saya akan berbuat sesuai dengan berkat yang diberi Tuhan,” kata Bernhard.

Namun Ketua PPLMI tersebut juga tak lupa menyinggung soal peran serta dari Pemkab Samosir. Ditengah efisiensi anggaran saat ini, Bernhard meminta Pemkab Samosir menjalin kerjasama agar dapat mencari PAD sehingga pembangunan dapat tetap berjalan.

Wakil Bupati Samosir, Ariston Tua Sidauruk pun mengapresiasi pembangunan Salib Suci ‘Silang Hangoluan’. Menurut dia, Salib Suci yang berada di kawasan Titik Nol Habatahon itu bakal menjadi objek wisata religi baru yang berfokus pada spiritual. Seluruh masyarakat dihimbau mendukung pembangunan salib suci, karna diyakini bakal berdampak bagi perekonomian masyarakat.

“Saya tertegun dan sangat senang dalam acara ini. Masih ada putra daerah yang sangat peduli dengan daerah asalnya, mulai dari perencanaan sampai pembangunan. Saya yakin tempat ini akan menjadi salah satu ikon yang layak dikunjungi wisatawan dan menjadi suatu kebanggaan masyarakat Samosir,” ujar Ariston, saat itu.

Benhard dan Ariston bersepakat dan saling sanjung atas proyek gede tersebut. Banyak masyarakat juga menyambut baik, namun tak sedikit yang getol mengkritisi dan mempersoalkan proyek itu. Salah satunya tokoh masyarakat batak sekaligus Ketua Umum Ormas Horas Bangso Batak (HBB), Lamsiang Sitompul.

Ketua Umum HBB tersebut secara vokal menolak pembangunan Salib Suci di areal Titik Nol Habatahon. Lantaran dinilai masalah kesukuan (Batak) sudah ditarik-tarik kedalam spritual (Agama). Video penolakannya pun beredar luas di media sosial.

“Kalau titik nol peradaban orang batak, bikin aja Titik Nol Habatahon. Kalau titik nol ha-kristenon, bikin aja titik nol ha-kristenon. Harus kita pisahkan lah. Jangan paksa. Orang batak itu ada yang muslim, mungkin Hindu, Budha dan kepercayaan lain,” ujar Lamsiang, di media sosialnya, belum lama ini.

Ketua Umum HBB tersebut pun mengajak agar etnis Batak pada umumnya baik di dalam pemerintahan atau diluar agar lebih bijak dalam memahami konteks. Sebab Batak sebagai identitas suku adat istiadat dan budaya jauh lebih dulu eksis sebelum agama konvensional masuk ke dalam sendi kehidupan masyarakat Indonesia.

Disamping hal tersebut, pembangunan proyek yang berdiri atas nama kesukuan dan religi yang menelan dana miliaran rupiah tersebut juga tak luput dari sorotan atas segala ketertiban administrasi macam Amdal serta berbagai perizinan terkait lainnya hingga kejelasan sumber pendanaan.

Namun dengan segala gejolak pro kontra yang ditimbulkan, pembangunan tetap berlanjut. Tanpa adanya penjelasan lebih lanjut dari pemerintah setempat yang dapat memecah persoalan yang ada.

Reporter: Juan Ambarita 

Continue Reading

NASIONAL

Membuka Peluang Global untuk Mahasiswa

DETAIL.ID

Published

on

DI era globalisasi saat ini, memiliki perspektif global menjadi salah satu kunci kesuksesan dalam berbagai bidang. Sampoerna University, sebagai salah satu universitas terkemuka di Indonesia, memahami pentingnya mempersiapkan mahasiswanya dengan kompetensi dan pengalaman internasional. Melalui serangkaian program dan inisiatif, universitas ini berkomitmen untuk membuka peluang global bagi para mahasiswanya, memastikan mereka siap menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang di panggung dunia.

Program dan Inisiatif Global Sampoerna University

Sampoerna University menawarkan berbagai program yang dirancang untuk memperluas cakrawala mahasiswanya ke kancah internasional. Program pertukaran mahasiswa internasional, misalnya, memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar di universitas partner di luar negeri, seperti di Amerika Serikat, Eropa, dan Asia.

Pengalaman ini tidak hanya memperkaya pengetahuan akademik mereka tetapi juga mengembangkan keterampilan sosial dan budaya yang penting dalam bekerja di lingkungan multikultural.

Salah satu inisiatif penting yang menandai komitmen Sampoerna University terhadap pendidikan global adalah kemitraannya dengan Universitas Arizona. Melalui program dual degree ini, mahasiswa Sampoerna University berkesempatan untuk meraih dua gelar sekaligus, satu dari Sampoerna University dan satu lagi dari Universitas Arizona, yang merupakan salah satu universitas terkemuka di Amerika Serikat.

Program ini tidak hanya memperluas cakrawala akademik mahasiswa tetapi juga memberi mereka keunggulan kompetitif di pasar kerja global.

Program pertukaran mahasiswa internasional lainnya juga terus dikembangkan, memungkinkan mahasiswa untuk menghabiskan satu atau dua semester di universitas partner di luar negeri. Pengalaman ini membantu mahasiswa mengembangkan pemahaman lintas budaya dan keterampilan adaptasi yang penting dalam dunia yang semakin terkoneksi.

Kolaborasi akademik dan penelitian dengan lembaga dan universitas internasional lainnya merupakan bagian penting dari strategi global Sampoerna University. Melalui kolaborasi ini, mahasiswa dan dosen berkesempatan untuk terlibat dalam proyek bersama, memperluas jaringan profesional mereka, dan berkontribusi pada pengetahuan global.

Program beasiswa untuk studi di luar negeri juga diperluas, memberikan lebih banyak mahasiswa kesempatan untuk mendapatkan pengalaman internasional. Beasiswa ini mencakup berbagai program, dari pertukaran singkat hingga studi penuh waktu di universitas partner.

Pengembangan Kompetensi Global Mahasiswa

Di luar program dan inisiatif spesifik, Sampoerna University terus berusaha untuk mengintegrasikan perspektif global ke dalam kurikulum dan kegiatan ekstrakurikuler.

Course program yang dirancang untuk menyiapkan mahasiswa menghadapi pasar global, kegiatan yang menumbuhkan keterampilan kepemimpinan internasional, dan layanan dukungan karir yang fokus pada peluang kerja global, semuanya bertujuan untuk membekali mahasiswa dengan kompetensi yang mereka butuhkan untuk berhasil di kancah internasional.

Kegiatan ekstrakurikuler dan organisasi mahasiswa berorientasi internasional juga menawarkan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan dan kerja sama tim yang esensial di dunia kerja global.

Layanan dukungan karir universitas juga berperan penting dalam mempersiapkan mahasiswa untuk peluang karir internasional. Melalui konseling karir, workshop, dan jaringan alumni, mahasiswa dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk berhasil dalam pencarian kerja dan mengembangkan karir di perusahaan multinasional dan organisasi internasional.

Tantangan dan Strategi

Meskipun peluang global terbuka lebar, tidak dipungkiri bahwa terdapat tantangan yang harus dihadapi mahasiswa dan universitas. Mulai dari persaingan ketat, perbedaan budaya, hingga kendala finansial.

Namun, Sampoerna University terus berinovasi dan mengembangkan strategi untuk mengatasi tantangan tersebut, termasuk memperkuat kerjasama internasional, meningkatkan akses ke beasiswa, dan menyediakan program pembinaan dan pengembangan yang komprehensif.

Tentang Sampoerna University

Sampoerna University telah menetapkan dirinya sebagai institusi pendidikan tinggi yang berkomitmen pada pengembangan talenta global di Indonesia. Melalui kurikulum inovatif, kemitraan internasional, dan lingkungan belajar yang mendukung, universitas ini terus mendorong batas pendidikan untuk mempersiapkan generasi pemimpin yang siap menghadapi tantangan global.

Dengan fokus pada pengalaman internasional, Sampoerna University tidak hanya menyediakan pendidikan yang berkualitas tetapi juga memperkaya mahasiswanya dengan perspektif global, keterampilan yang relevan, dan pengetahuan yang mendalam yang diperlukan untuk berhasil dalam karir mereka.

Bagi calon mahasiswa yang tertarik untuk mengembangkan potensi global mereka dan menjadi bagian dari komunitas yang inovatif, Sampoerna University menawarkan kesempatan unik untuk belajar, tumbuh, dan berkembang.

Dengan program dual degree bersama Universitas Arizona dan berbagai inisiatif internasional lainnya, mahasiswa akan mendapatkan pengalaman yang tidak ternilai dan mempersiapkan diri untuk kesuksesan di panggung dunia. Mari bergabung dengan kami di Sampoerna University, tempat masa depan global Anda dimulai.

Segera daftar untuk ikut proses penerimaan mahasiswa baru tahun ajaran 2023-2024 disini. Admission Team kami akan segera menghubungi untuk memberi informasi lebih detail.

 

Jadwalkan dengan kami kapanpun kamu ingin visit tour kampus on-site atau virtual!

Continue Reading
Advertisement ads ads
Advertisement ads