NIAGA
Ekspor CPO Masih Rendah, Gapki Jambi Jelaskan Penyebabnya

DETAIL.ID, Jambi – Stok CPO di Indonesia dikabarkan menumpuk lantaran stok melimpah dan ekspor yang masih rendah meski keran ekspor sudah dibuka. Hal ini tentunya memicu berbagai gejolak. Pabrik-pabrik banyak berhenti beroperasi dan menurunkan harga beli tandan buah segar (TBS) sawit. Ada pula pabrik yang menerapkan sistem buka tutup guna menahan stok CPO agar tidak melimpah.
Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia Cabang Jambi, Tidar Bagaskara pun menjelaskan kondisi ini. Menurutnya, masalah utamanya berada di sisi hilir industri.
“Yang bermasalah itu di hilir, di hilir itu dalam arti di buyer ya, terutama di konsumen luar negeri atau sektor ekspor. Nah, saat ini untuk target satu juta ton saja ya Indonesia itu baru terealisasi itu 20 persen yang flush out-nya itu belum sampai 20%,” ujar Tidar pada Rabu, 23 Juni 2022, malam.
Tidar melanjutkan, hal tersebut berarti bahwa sekarang itu banyak CPO itu yang belum terealisasi ekspor.
“Itu kondisi sebetulnya. Nah, ini disebabkan ini banyak faktor, yang pertama adalah bisa saja dengan stagnan kemarin dari keputusan regulasi pemerintah. Ya kan. Ekspor pada April yang menurun karena pembatasan dan pada Mei kemarin itu yang ditutup berpengaruh terhadap buyer mencari komoditi lain. Pembeli mencari komoditi lain pengganti atau kompetitor CPO. Kedua, ini masalah angkutan, jadi banyak yang tadinya sudah kontrak terhadap angkutan CPO ke luar negeri ini mengalihkan kepada angkutan-angkutan lain. Gitu,” ujarnya.
Pengangkut yang dimaksud adalah kapal-kapal yang mengirimkan ekspor CPO ke negara tujuan. Dampak penghentian ini menyebabkan kontrak pengangkutan terhganggu dan kapal pengangkut beralih mengantarkan komoditi lain.
“Nah yang ketiga, berkaitan dengan kebijakan-kebijakan di negara-negara lainnya, negara-negara yang menjadi konsumen CPO. Inilah yang membuat ekspor belum lancar,” tutur Tidar Bagaskara.
Kondisi ini disebut merata di seluruh Indonesia, termasuk Jambi. “Di Jambi sendiri mengalami hal yang sama. Artinya gini, CPO itu diekspor kan melalui beberapa pelabuhan. Kalau di Pelabuhan Talang Duku sih enggak terlalu terlihat hanya pelabuhan transit,” ucap Tidar.
Ia menekankan bahwa merilis kembali hubungan dengan konsumen luar negeri juga tidak gampang karena sempat mengalami stagnan.
“Mereka otomatis mencari komoditi lain gitu kan? Karena ini kan regulasi negara, ya gitu, regulasi negara itu pasti ya akan mengacaukan daripada kontrak-kontrak yang selama ini sudah ada antara produsen CPO dengan konsumen terutama di Pakistan, India dan Eropa ya,” katanya.
Reporter: Febri Firsandi
NIAGA
DBH Sawit Bagi Provinsi Jambi Alami Tren Penurunan Sejak 2023

DETAIL.ID, Jambi – Alokasi Dana Bagi Hasil (DBH) Sawit yang dikucurkan oleh Pemerintah Pusat bagi Provinsi Jambi tercatat mengalami tren penurunan sejak 2023 lalu.
Berdasarkan penjelasan Kadis Perkebunan Provinsi Jambi, Hendrizal, alokasi DBH Sawit untuk Provinsi Jambi senilai Rp 23 M untuk tahun 2025. Lebih kecil dari tahun sebelumnya yakni Rp 33 M. Padahal awalnya di 2023 alokasi dana mencapai Rp 38 M.
Menurut Hendrizal, pasca ditransfer ke kas daerah atau BPKPD duit DBH tersebut bakal diperuntukkan bagi pendataan, rencana aksi daerah tentang kelapa sawit berkelanjutan, hingga jaminan sosial bagi buruh tani sawit.
“Sejauh ini porsinya sesuai PMK 91, porsi maksimal 20% di bidang perkebunan. 80% untuk infrastruktur,” ujar Hendrizal, Selasa, 24 Juni 2025.
Dia pun menyoal porsi dana yang bersumber dari Pungutan Ekspor CPO yang ditetapkan oleh pusat tersebut. Sebab menurutnya jika peruntukan dana lebih difokuskan spesifik pada infratruktur semacam jalan usaha tani, tentu bakal lebih menopang produktivitas hasil perkebunan rakyat.
Sementara itu terkait program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), dimana insentif dana peremajaan sawit kini menjadi Rp 60 per hektar sejak September 2024 lalu. Kadis Perkebunan Provinsi Jambi tersebut menilai belum berdampak signifikan terhadap animo petani untuk ikut PSR.
“Kondisi di daerah beda-beda ya. Untuk petani yang lahannya cuman sedikit, misal cuman 2 ha dia ga akan mau. Karna ketika ditebang mau makan apa sampai 5 tahun. Beda dengan yang punya lahan luas,” katanya.
Adapun untuk tahun 2025, Disbun Provinsi Jambi menargetkan PSR seluas 14.100 hektar. Sebelumnya di tahun 2023 lalu, dari 10 ribu ha target PSR, terealisasi seluas 7800 ha atau sekitar 70% dari target.
“2025 target 14.100. Mestinya tercapai inikan masih proses. Yang lama itu tadi penyiapan status tanah. Itukan minimal 50 ha, anggota kelompok minimal 20. Kita optimislah, kalaupun tidak 100%, 70% mungkin terkejar,” katanya.
Reporter: Juan Ambarita
NIAGA
Harga TBS Sawit Periode 6 – 12 Juni Turun Tipis

DETAIL.ID, Jambi – Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Provinsi Jambi untuk periode 6 – 12 Juni 2025 mengalami penurunan, Kamis, 5 Juni 2025.
Berdasarkan hasil rapat penetapan harga oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, harga TBS untuk usia tanaman 10 – 20 tahun ditetapkan sebesar Rp 3.287,72 per kilogram, turun Rp 1,09 dari periode sebelumnya.
Penurunan harga juga tercatat secara rata-rata pada seluruh umur tanaman, yaitu sebesar Rp 0,68 per kilogram.
“Harga rata-rata minyak sawit mentah (CPO) pada periode ini tercatat sebesar Rp 13.026,14 per kilogram, sementara harga rata-rata inti sawit mencapai Rp 11.879,60 per kilogram,” kata Kadis Perkebunan Hendrizal, Kamis 5 Juni 2025.
Harga tersebut berdasarkan pada indeks K yang digunakan dalam penetapan harga adalah 94,56 persen.
Reporter: Juan Ambarita
NIAGA
Harga TBS Sawit Provinsi Jambi Turun Periode 16–22 Mei 2025, Berikut Harga CPO dan Kernel

DETAIL.ID, Jambi – Pemerintah Provinsi Jambi melalui Dinas Perkebunan (Disbun) Bidang PSPHP telah menetapkan harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit untuk periode 16 hingga 22 Mei 2025.
Hasil rapat yang digelar pada Kamis, 15 Mei 2025 mencatat adanya penurunan harga TBS dibandingkan periode sebelumnya.
“Harga TBS untuk umur tanaman 10–20 tahun ditetapkan sebesar Rp 3.292,77/kg, turun Rp 149,39/kg dari harga pekan lalu. Rata-rata penurunan harga TBS berdasarkan umur tanaman mencapai Rp 136,40/kg,” kata Kabid Sarpas Disbun Provinsi Jambi, Bukri pada Jumat, 16 Mei 2025.
Adapun harga rata-rata Crude Palm Oil (CPO) tercatat sebesar Rp 12.797,50 sementara harga rata-rata inti sawit atau kernel mencapai Rp 12.921,05 dengan indeks K yang digunakan dalam perhitungan harga berada pada angka 94,18%.
Menurut Bukri, penurunan harga TBS disebabkan oleh melemahnya permintaan pasar global serta turunnya harga minyak nabati lainnya, yang turut memengaruhi harga sawit.
“Penyebab harga turun, permintaan melemah. Minyak nabati lain juga turun,” katanya.
Reporter: Juan Ambarita