PERISTIWA
PAN Berduka, Sasmi: Bu Sofia Membawa PAN Pemenang Pemilu

DETAIL.ID, Batanghari – Duka mendalam menyelimuti Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Amanat Nasional (PAN) Kabupaten Batanghari, Jambi sejak kepergian Sofia Joesoef menghadap khalik, Senin (25/5/2020) akibat serangan jantung.
“Mendiang Bu Sofia memiliki semangat membesarkan PAN sangat tinggi. Meski usia menjabat Ketua DPD PAN Batanghari tergolong baru, namun rasa memiliki partai begitu luar biasa,” kata Sekretaris DPD PAN Batanghari, Sasmi Irawan dikonfirmasi detail, Rabu (27/5/2020).
Sasmi berujar Sofia menjabat Ketua DPD PAN Kabupaten Batanghari tiga bulan sebelum Pemilu 2019 sampai sekarang. Istri mantan Bupati Batanghari Abdul Fattah ini suka lembaga yang dipimpinnya perfek.
“Bu Sofia membawa PAN sebagai pemenang pemilu,” ucapnya.
Semangat juang Sofia cukup terasa bagi seluruh kader partai ketika menyampaikan pidato. Begitu pun kala Sofia berbuat demi kemajuan organisasi semasa kepemimpinannya.
“Yang paling dirasakan kawan-kawan adalah, biasanya ada tukang marah, sekarang yang tukang marah tidak ada lagi. Beliau orangnya spontan. Begitu tidak cocok, beliau akan marah sembari memberikan nasehat,” ujarnya.
Menurut Sasmi, figur seperti ini cuma ada dengan Sofia Joesoef. Seluruh kader PAN dan simpatisan begitu berduka atas wafatnya mertua Ketua DPRD Kabupaten Batanghari, Anita Yasmin.
“Meski track record keluarga mendiang bukan PAN, tapi setelah masuk PAN muncul rasa memiliki, rasa juang dan semangat membesarkan partai tinggi,” kata Sasmi.
Suasana kekeluargaan terbangun selama PAN Batanghari dipimpin Abdul Fattah dan Sofia Joesoef. Visi perkembangan organisasi lebih pantastis. Apalagi sewaktu suami Sofia masih hidup.
“Pengorbanan mereka untuk lembaga, loyalitas dan pengabdian itu lebih. Kalau ado kader yang disakiti, mendiang tidak terima. Beliau sanggup pasang badan. Itulah rasa kekeluargaan yang mereka tanamkan kepada kader partai,” ujarnya.
Sasmi mengenang sempat tercetus dari mendiang Abdul Fattah bahwa sejak bergabung di PAN terasa beda. Tidak sama dengan lembaga-lembaga terdahulu yang pernah diikuti.
“Kalau tau PAN seperti ini, dari dahulu aku masuk PAN. Ini pengakuan pak Fattah. Ini salah satu apresiasi dari mereka untuk PAN, hingga PAN diteruskan oleh mendiang Sofia Joesoef,” ucapnya.
Masa kepemimpinan Sofia Joesoef melanjutkan perjuangan Abdul Fattah sebagai Ketua DPD PAN Batanghari, kata Sasmi, satu periode belum selesai. Seyogyanya masa jabatan berakhir Desember 2020, bahkan kemungkinan setelah Pilkada serentak.
“Komunikasi saya terakhir dengan mendiang dua hari sebelum lebaran melalui sambungan telepon. Beliau mengucapkan terima kasih telah banyak membantu selama kepemimpinan beliau,” katanya.
Dalam percakapan itu, Sofia meminta permohonan maaf kepada seluruh kader PAN Batanghari. Hal ini karena Idul Fitri 1441 H tidak memungkinkan untuk gelaran open house akibat pandemi COVID-19.
“Bahkan nama-nama pun disebutkan satu persatu. Bu Sofia bilang halal bi halal menggunakan aplikasi video call saja. Sampai jam berapa saja ibu angkat. Tolong kasih tahu kawan-kawan,” katanya.
Sofia mengucapkan terima kasih kader PAN Batanghari saling bahu membahu untuk kebersamaan. Ia meminta maaf apabila terdapat salah dan khilaf selama kepemimpinannya.
“Mungkin masing-masing individu kawan-kawan video call telah terlaksana. Rencananya memang mau daring. Tapi setelah lebaran hari pertama, beliau wafat akibat serangan jantung. Intinya beliau memiliki jiwa muda penuh semangat. Kalau pidato berapi-api,” ujarnya.
PERISTIWA
3 Kendaran Terlibat Kecelakaan Beruntun di Batipuh Selatan Tanah Datar, Diduga Rem Blong

DETAIL.ID, Tanah Datar – Sebanyak 3 kendaraan terlibat kecelakaan beruntun di Jalan Raya Padang Panjang-Solok, di Jorong Galanggang, Nagari Batu Taba, Kecamatan Batipuh Selatan, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.
Kecelakaan terjadi pada Rabu, 20 Agustus 2025 sekira pukul 17:30 WIB.
Kecelakaan melibatkan 2 truk dan 1 mikro bus, salah satu truk membawa muatan telur, sehingga saat kecelakaan terjadi, telur berserakan di badan jalan.
KBO satlantas Polres Padang Panjang, IPDA Dedi Kuswanto menjelaskan kronologi kejadian.
Kata IPDA Dedi, awal mula kejadian berawal dari kendaraan truk dengan nomor polisi BA 9039 BU yang dikendarai oleh Syafryddin datang dari arah Padang Panjang menuju Solok.
“Sesampainya di tempat kejadian, rem kendaraannya tidak berfungsi dan menabrak mikro bus Hiace dengan nopol BH 7512 FI,” ujarnya.
Ia menjelaskan, kendaraan mikro bus tersebut dikendarai oleh Hendri Wilyan.
“Setelah truk menabrak mikro bus, kemudian mikro bus menabrak truk nopol BG 8780 yang berada di depannya,” katanya.
“Truk dengan nopol BG 8780 tersebut dikendarai oleh Suardinata yang juga membawa seorang penumpang atas nama Suparman,” katanya.
Kemudian, IPDA Dedi menambahkan, akibat rem blon dan menabrak mikro bus, truk dengan nopol BA 9039 BU membanting stir ke arah sisi kanan jalan.
“Jika dilihat, posisinya dari arah Padang Panjang menuju solok,” tuturnya.
“Akibat kejadian tersebut, kendaraan yang terlibat kecelakaan mengalami kerusakan,” katanya.
Sementara itu, IPDA Dedi mengatakan tidak ada korban jiwa akibat kecelakaan tersebut.
Reporter: Diona
PERISTIWA
Risetcar Terbukti Penipuan, Ratusan Ribu Anggota Alami Kerugian Puluhan Miliar Rupiah

DETAIL.ID – Aplikasi investasi Risetcar dipastikan sebagai penipuan (scam) setelah dalam sepekan terakhir menutup fitur penarikan dana dari para penggunanya.
Seluruh permintaan pencairan saldo anggota gagal diproses, memicu kepanikan dan menimbulkan kerugian besar di kalangan pengguna.
Risetcar sebelumnya mengklaim sebagai platform investasi kendaraan tanpa sopir berbasis di Amerika Serikat dengan cabang di Jakarta. Skema ini sukses menarik ratusan ribu anggota berkat promosi masif, terutama di wilayah pelosok Indonesia.
Menurut laporan, jumlah anggota Risetcar mencapai sekitar 200.000 orang dengan estimasi kerugian puluhan miliar rupiah. Beberapa sumber bahkan menyebut jumlah akun yang terdaftar bisa menembus lebih dari 600.000 pengguna.
Awalnya Menjanjikan, Berakhir Menghilang
Salah satu korban yang enggan disebutkan namanya mengaku tertarik bergabung setelah diajak teman dekat.
“Awalnya lancar, pembagian keuntungan sesuai jadwal, dan tampilannya profesional. Ada narasi teknologi canggih, jadi terlihat masuk akal,” ujarnya pada Jumat, 15 Agustus 2025.
Namun, keuntungan mulai macet dan komunikasi pihak Risetcar kian tidak jelas. Puncaknya, anggota menerima pesan WhatsApp bernada ancaman: “Harap selesaikan penyewaan kendaraan Anda di Jakarta dalam 6 jam ke depan, atau Anda akan kehilangan keanggotaan Risetcar Anda.”
Pesan itu dikirim dari nomor berkode negara Hong Kong (+852), disertai klaim sedang bernegosiasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Kementerian Perhubungan. Dalam pesan tersebut, anggota diminta melakukan “penyewaan kendaraan uji coba” sebagai bukti operasional.
Faktanya, imbauan itu hanyalah taktik untuk menekan anggota agar kembali menyetor dana, padahal saldo dan aset di aplikasi sudah tidak bisa dicairkan.
Legalitas Dipertanyakan
Hasil penelusuran redaksi tidak menemukan nama Risetcar atau entitas terkait terdaftar di OJK maupun lembaga resmi lainnya. Tidak ada transparansi dokumen legal, izin usaha, atau pengawasan yang sah, sehingga memperkuat dugaan bahwa Risetcar merupakan skema investasi ilegal berkedok teknologi.
Langkah yang Harus Dilakukan Korban
- Laporkan kasus ke Satgas Waspada Investasi OJK.
- Laporkan nomor rekening tujuan transfer di cekrekening.id.
- Buat laporan ke Patrolisiber Polri melalui patrolisiber.id.
- Simpan semua bukti komunikasi, termasuk pesan dari nomor luar negeri.
Imbauan untuk Masyarakat
Modus penipuan semacam ini biasanya diawali dari ajakan teman, iming-iming keuntungan cepat, sistem bonus referral, hingga tekanan psikologis agar terus “berpartisipasi”.
Sebelum berinvestasi, pastikan:
- Cek legalitas di ojk.go.id.
- Periksa nomor rekening di cekrekening.id.
- Jangan transfer dana tanpa kejelasan hukum dan kontrak resmi. (*)
PERISTIWA
Aplikasi RisetCar Diduga Investasi Bodong, Pengguna Keluhkan Gagal Tarik Dana

DETAIL.ID, Palu – Aplikasi RisetCar kembali menjadi sorotan publik setelah sejumlah warganet mengeluhkan kesulitan menarik dana. Berdasarkan penelusuran pada Rabu, 13 Agustus 2025, keluhan tersebut ramai dibagikan di berbagai platform media sosial.
“Bisa ditariknya kapan? Kendaraan baru saja habis kontraknya, tapi tombol transfernya masih transparan dan tidak bisa dipencet,” tulis Josh di salah satu grup Facebook.
Pengguna lain mengaku penarikannya terus-menerus ditolak. “Update terbaru, narik dari tanggal 8 sampai sekarang statusnya ditolak dua kali. Ini sudah bahaya, guys,” ujarnya.
RisetCar sebelumnya menjanjikan keuntungan dari mobil tanpa sopir yang diklaim mampu beroperasi dan menghasilkan uang secara otomatis. Namun, penelusuran lebih lanjut menunjukkan bahwa kendaraan yang dimaksud tidak pernah ada.
“Mobilnya mana? Adanya cuma aplikasinya,” kata Roy Shakti, YouTuber yang kerap mengedukasi masyarakat soal literasi digital dan keuangan.
Menariknya, berbeda dengan kebanyakan platform investasi ilegal, RisetCar tersedia di Google Play Store. Namun, kehadiran di toko aplikasi resmi tidak otomatis menjamin legalitasnya.
Roy menduga, RisetCar menerapkan skema ponzi klasik. “Ini aplikasi ponzi. Prediksi saya, ini dari Kamboja lagi. Cuma ganti casing saja,” ujarnya. Ia menjelaskan, modus yang digunakan mirip dengan investasi ilegal sebelumnya, yakni mewajibkan pengguna melakukan top up serta merekrut anggota baru.
Platform ini menawarkan 10 level keanggotaan, mulai dari LV1 hingga SSVIP3, dengan top up antara Rp 50 ribu hingga Rp 150 juta. Semakin besar nominal top up, semakin besar komisi yang dijanjikan.
Kepala OJK Sulawesi Tengah, Bonny Hardi Putra, mengingatkan pentingnya prinsip 2L sebelum berinvestasi: Logis dan Legal. “Kalau mau investasi, perhatikan dua hal: logis nggak? legal nggak?” katanya.
Ia memastikan bahwa RisetCar tidak terdaftar sebagai Penyelenggara Usaha Jasa Keuangan (PUJK) di OJK. “RisetCar tidak terdaftar,” kata Bonny belum lama ini.
OJK juga menegaskan bahwa semua usaha yang menghimpun dana masyarakat, baik konvensional maupun syariah, wajib memiliki izin resmi. Fenomena serupa sebelumnya pernah terjadi pada kasus OMC Group, yang mayoritas korbannya adalah ibu rumah tangga tergiur janji keuntungan instan. (*)