DETAIL.ID, Jambi – Sekilas wajah pemukiman warga di Lorong Merpati, Kota Jambi tampak berubah. Dari yang sebagian kumuh kini berubah asri. Jalan setapak diwarnai. Sebagian dilukis dengan wajah Gubernur Zola dan Walikota, Fasha.
Itu terjadi sejak akhir 2017 lalu. Setelah terlaksananya proyek Peningkatan Kualitas Pemukiman Kumuh Perkotaan Kawasan Kota Jambi yang lagi-lagi didanai APBN 2017. Nilainya mencapai Rp4,7 miliar.
Namun 17 lampu jalan LED berkekuatan 70 watt yang terpasang sampai kini belum ada yang menyala. “Kalau tak salah, jumlahnya mencapai 17 lampu. Sejak dipasang sampai sekarang, belum ada yang menyala,” kata Yus (48), warga setempat kepada detail, Jumat (19/1/2018) sore.
Bahkan, menurut Yus, sampai sekarang proyek itu belum diresmikan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi Jambi. “Belum ada peresmian proyek ini,” ujarnya.
Detail sempat kebingungan mencari lokasi pekerjaan tersebut. Hampir tak penandanya. Hanya beberapa umbul-umbul yang bertuliskan “Kawasan Beringin” Satker PKP (Pengembangan Kawasan Pemukiman) Provinsi Jambi yang menjadi penandanya. Terpasang persis di seberang pemakaman umum “Kebon Jahe”.
Ironisnya, sarana dan prasarana pendukung belum maksimal. Sebut saja misalnya MCK (mandi cuci kakus) belum bisa digunakan warga diakibatkan belum terkoneksinya sumber air. Bak penampung air pun tampak pecah dan belum dipasangi keramik.
Belum lagi dengan pekerjaan jalan setapak ditemukan tidak memenuhi standar PUPR. Soalnya, banyak ditemukan jalan yang bergelombang dan mengalami keretakan. Ornamen-ornamen pun terlihat dipasang dengan serampangan. Dibikin tidak sejajar antara jalan dengan badan jalan. Ketebalan badan jalan pun bervariasi.
Presiden Joko Widodo selalu gencar menggalakkan agar pemerintah daerah menyediakan ruang publik. Namun pesan Jokowi Widodo itu justru direspons negatif oleh para pengambil kebijakan di daerah.
“Saya kira pesan Jokowi itu tak didengar oleh pengambil kebijakan di daerah. Mereka hanya semata-mata membuat ruang publik namun tidak dikerjakan dengan sepenuh hati. Terbukti dengan sarana prasarana yang tidak dikerjakan dengan maksimal,” kata Jonie, aktivis Development of Global Reform (DOGER) – sebuah lembaga pemerhati kebijakan publik kepada detail, Jumat (19/11/2018) malam.
Jonie menyayangkan pula lampu jalan yang belum bisa dinikmati oleh masyarakat. Padahal, katanya, fasilitas pendukung tersebut juga sangat penting. Kondisi ini menurut Jonie, sangat ironis karena program Nawacita Jokowi hanya menjadi sekadar slogan belaka.
Oleh karena itu, Joni menilai bahwa Arif Rahman selaku Satker PKP, kinerjanya mesti dievaluasi mengingat selama ini pekerjaannya belum maksimal. “Kalau memang tak bekerja maksimal, saya sarankan untuk mundur saja. Masih banyak orang lain yang mau bekerja dengan sepenuh hati,” ujar Jonie. (DE 01/DE 02)
Discussion about this post