Upaya mendapat informasi perihal ijazah anaknya terus dilakukan Bejo. Ia lalu mendatangi SDN 48/I Panerokan. Namun tiba di sekolah sang anak, ada oknum guru emosi dengan kehadiran Bejo. Mungkin karena merasa lelah setiap hari kedatangan orang tua murid.
“Bahkan oknum guru berkata kalau ada orang tua murid datang minta ijazah, kita berikan dan biar mereka sendiri yang tandatangani,” kata Bejo menirukan kata-kata oknum guru itu.
Kemarahan itu bagi Bejo sangat wajar. Sebab, hampir setiap hari orang tua murid datang bertanya soal ijazah. Dan memang permasalahan orang tua datang ke sekolah cuma itu.
“Setiap orang tua murid datang, pertanyaannya selalu tentang ijazah. Tapi memang permasalahannya itu. Kami bingung kenapa hak anak-anak tidak bisa keluar selama tiga tahun. Saya tidak mau tahu ada masalah apa di Dinas PDK. Saya orang kecil, kewajiban saya mendanai anak untuk sekolah biar baik perilakunya, budi pekerti dan akhlak,” ujarnya.
Jumlah murid SDN 48 Panerokan yang belum mendapatkan ijazah jumlahnya 47 murid. Gara-garanya beberapa bulan jabatan kepala sekolah kosong ditinggal Juminten yang pensiun.
“Setelah itu masuk Bambang sebagai Plt Kepala SD Negeri 48 Panerokan menggantikan Juminten. Saya sebagai orang tua percaya saja, kan masih lama juga. Pemikiran saya tidak mungkin sampai tiga empat tahun seperti ini,” ucapnya.
Anggota Komisi I DPRD Kabupaten Batanghari, Suip turut serta memberikan pencerahan kepada masyarakat. Ia menyempatkan diri bertatap muka langsung dengan orang tua murid. Sehingga segala bentuk keluhan dan rasa cemas, bisa dipanggil Kepala Dinas PDK.
“Insya Allah, Senin pekan depan kami berangkat ke Jakarta bersama Dinas PDK Batanghari. Kami berharap permasalahan ijazah melibatkan 664 murid bisa selesai dan tidak terulang lagi di masa mendatang,” ucapnya.
Reporter: Ardian Faisal
Discussion about this post