DETAIL.ID, Jakarta – Kelompok peretas Anonymous dikabarkan berhasil meretas situs kepolisian Minneapolis, Amerika Serikat pasca insiden kematian George Floyd. Kelompok hacker ini menyatakan tidak yakin Kepolisian Minneapolis bisa netral dalam menyelidiki kasus kematian Floyd tersebut.
Floyd diketahui meninggal saat hendak diamankan oleh petugas kepolisian Sektor 3 Minneapolis. Dia meninggal akibat kehabisan nafas beberapa saat setelah lehernya ditekan oleh petugas yang bernama Derek Chauvin.
Kematian Floyd lantas menimbulkan aksi unjuk rasa di sejumlah wilayah di AS. Bahkan, kerusuhan dan penjarahan terjadi saat aksi tersebut.
Kelompok Anonymous ‘beraksi’ pascainsiden kematian Floyd. Mereka menuntut petugas kepolisian yang membunuh penduduk sipil dan melakukan tindak kejahatan harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Kelompok peretas Anonymous bukan pertama kali diketahui melakukan peretasan sebagai bentuk aksi protes. Kelompok itu yang dianggap sebagai ‘aktivis’ telah dikaitkan dengan berbagai insiden terkenal selama bertahun-tahun, termasuk serangan internet terhadap pemerintah, perusahaan besar, lembaga keuangan, dan kelompok agama.
Anonymous mendapat perhatian nasional pada 2008, ketika meretas situs Web Church of Scientology. Meskipun banyak yang memuji Anonymous, anggota kelompok peretasan itu telah menghadapi tuntutan atas tindakan mereka.
FBI telah menuduh Anonymous melakukan cyberstalking, peretasan komputer, dan penipuan.
Melansir ABC, aktivis internet Gregg Housh menyatakan Anonymous sebelumnya adalah sekelompok individu tanpa bentuk yang dapat melibatkan siapa saja yang ingin menggunakan merek tersebut. Dia berkata Anonymous dibuat untuk digunakan dan diadopsi oleh siapa saja, seperti dilansir CNNIndonesia.com.
Housh menuturkan, Anonymus beranggotakan perempuan, laki-laki, Demokrat, Republik, muda, tua, dan orang-orang dari berbagai ras dan kebangsaan. Di dunia nyata, Anonymous telah dipraktikkan oleh orang yang melakukan unjuk rasa dengan mengenakan topeng Guy Fawkes untuk mengaburkan identitas mereka.
Housh menyampaikan tujuan utama dari Anonymous adalah memerangi sensor, mempromosikan kebebasan berbicara, dan melawan kontrol pemerintah yang memicu orang-orang tidak dapat melakukan aksi kolektif. Housh menyebut secara prinsip Anonymous adalah kelompok yang anti-penindasan.
Housh menjelaskan Anonymous tidak memiliki daftar keanggotaan atau organisasi khusus. Salah satu tindakan Anonymous bisa tercipta lewat sebuah koneksi khusus atau obrolan grup.
Namun tidak semua orang yang terkait dengan grup menyetujui setiap tindakan yang diambil atas nama Anonymous.
“Saya tidak berpikir Anda akan dapat menemukan Anon yang tidak akan kecewa tentang setidaknya satu operasi,” ujar Housh.
Di sisi lain, kelompok Anonymous sangat lihai dalam menyerang targetnya. Hal itu telah terbukti dari dikendalikan dan dirusaknya sebuah situs web hingga bocornya informasi yang diretas.
Misalnya, Anonymous diduga meretas dan memposting pesan di situs perusahaan keamanan komputer HPGary dan CEO-nya. Bahkan mengunduh ribuan email dan mengambil kendali atas akun Twitter CEO HPGary.
Pada 2013, Anonymous mendapatkan ketenaran ketika programmer Deric Lostutter bekerja untuk mengungkap penutup dalam kasus pemerkosaan Steubenville. Dia mengirim pesan video yang menyerukan aksi, mendorong aksi pengambilalihan situs, dan mengungkap email pribadi.
Anonymous juga bekerja dengan kelompok-kelompok lain untuk membantu pemberontakan Musim Semi Arab, khususnya di Tunisia dan Mesir untuk menjaga akses ke internet tetap terbuka bagi para penyelenggara di lapangan.
Melansir Wired, kelompok Anonymous tidak memiliki pemimpin sehingga membuatnya tampak mistis. Anonymous adalah kelompok yang bisa menyusup ke dimensi apa pun, untuk memobilisasi tidak hanya mesin tetapi tubuh.
Anonymous diklaim sangat menakutkan bagi lembaga-lembaga kuat di seluruh dunia, mulai dari pemerintah, perusahaan, hingga organisasi nirlaba.
Pola kerja Anonymous terbilang sederhana, yakni individu mengusulkan tindakan, orang lain bergabung (atau tidak), dan kemudian bendera Anonim dikibarkan saat beraksi. Tidak ada orang yang memberikan izin, tidak ada janji pujian, atau penghargaan. Setiap tindakan Anonymous menjadi imbalannya sendiri.
Pada awalnya, Anonymous dikabarkan hanya tentang hiburan. Namun, Anonymous tumbuh tanpa diketahui penyebabnya menjadi semacam sistem dalam internet untuk menyerang balik pada siapa pun yang dianggap sebagai musuh atas kebebasan di dunia internet atau nyata.
Discussion about this post