DETAIL.ID, Jakarta – Industri sepeda kini sedang naik daun, Minat masyarakat untuk gowes belakangan sangat tinggi.
Permintaan pun ikut terkerek naik. Namun, Ketua Asosiasi Industri Persepedaan Indonesia (AIPI) Rudiyono menilai momentum ini bersifat situasional, atau hanya bertahan beberapa bulan.
“Ini ibaratnya hanya sesaat aja kayanya, nanti kembali ke normal lagi,” katanya, Seperti dilansir CNBC Indonesia, Selasa (16/6/2020).
Namun, momen saat ini sangat membantu pelaku usaha untuk bisa bertahan. Permintaan yang awalnya normal kini tiba-tiba terus meningkat. Rudiyono mengaku anggotanya yang terdiri dari 12 produsen sepeda tidak menyangka kondisi ini terjadi.
Padahal, saat ini adalah masa pandemi, dimana kesulitan ekonomi sedang banyak melanda masyarakat.
“Dalam kondisi prihatin seperti ini kita pun surprise. Nggak sangka sebenarnya kebutuhannya kok jadi kaya gini, orang di rumah semua, nggak keluar. Ko malah gini,” ujarnya.
Namun, Ia belum berani mematok target besar dari kondisi ini. Tahun-tahun sebelumnya, penjualan sepeda dalam negeri mencapai angka 2-2,5 juta unit.
“Kayanya belum pernah 3 juta, Itu kan situasional, mungkin 1 bulan 2 bulan ini aja. Ke depannya nggak tau juga,” ucapnya.
Meski angka produksi dalam negeri terlihat tinggi, namun sebenarnya kebutuhannya jauh lebih besar dari itu, yakni mencapai 6 juta unit.
Namun, produsen dalam negeri tidak kuasa menghadapi impor sepeda dari China.
“Pengusaha impor nggak diem, belum lagi ada peranan partnernya di Chinanya. Untuk segi pembiayaan mereka lebih agresif, dan kelihatannya lebih kreatif, nyari celahnya bisa,” ujarnya.
Discussion about this post