DETAIL.ID, Sarolangun – Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Thaha Jambi, melakukan pemetaan dan penelitian tanaman obat herbal dalam kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD) di Desa Pematang Kabau, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi, Selasa 13 Oktober 2020.
Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Thaha Saifuddin Jambi Prof. Dr. H. Su’aidi, MA, Ph.D mengatakan pemetaan tanaman herbal dan tabib bertujuan untuk pemetaan jenis obat-obat apa saja dan daun-daun apa saja dan dimana saja adanya serta dukun dimana saja yang menggunakan daun itu selama ini.
“Setelah memperoleh informasi itu, contoh-contoh sampel ini akan kita tanam, akan kita budidayakan untuk keberlanjutan dan pada saatnya nanti akan kita uji di labor. Target jangka panjangnya itu adalah obat-obatan herbal, kalau bahasa kita ini obat dusun,” katanya kepada Detail, Rabu 14 Oktober 2020.
Ia menyebut, sebelum memasuki kawasan TNBD ini pihaknya sudah memutari Kabupaten Tebo, Bungo, Merangin, Jangkat, Gunung Masurai, Danau Pauh dan sekarang di kawasan Bukit Duabelas.
“Ekspedisi kali ini, kami sampai pada pemetaan secara keseluruhan jenis-jenis obat-obatan, dedaunan, jumlah dukun, dukun apa saja yang ada di Provinsi Jambi ini dan seluruh Kabupaten/Kota,” ujarnya.
Setelah itu nanti, setelah kami mengatahui sudah pemetaan ini. Langkah berikutnya itu pihaknya akan mengadakan penanaman di kawasan Kampus Mendalo Jambi, setelah itu nanti akan di uji labor jenis-jenis obat yang disampaikan tadi.
“Obat dusun yang selama ini dipakai dedaunan dengan air semacamnya besok kita ubah kecil dalam bentuk sederhana, sehingga terjangkau oleh masyarakat luas walaupun mereka jauh dari hutan seperti ini,” katanya.
Ia menjelaskan, pada ujungnya dari kegiatan ini, bahwa UIN Jambi ingin memproduksi obat-obatan herbal ini.
Tapi katanya, target yang lebih penting yaitu juga ikut bersama-sama memelihara alam ini, lingkungan hidup ini.
Kemudian dengan adanya pembudidayaan ini nanti muncul kesadaran betapa pentingnya alam yang selama ini di rusak, sekarang mencoba menjaganya wabil khusus dedaunan, tumbuh-tumbuhan, pepohonan, yang selama ini ternyata bermanfaat berkhasiat untuk obat-obatan.
“Jadi, jangka pendeknya itu pemetaan, setelah itu kita uji coba, setelah itu tentu dalam bentuk produk obat-obat herbal dan itu mungkin langkah yang berikutnya,” ujar Su’aidi.
Yang dilibatkan dalam program kegiatan ini yaitu tim pemetaan kawasan, dari laboratorium, biologi, ahli tumbuh-tumbuhan, ahli sosial politik yang kaitannya dengan pengelolaan seperti ini.
Nanti mau dilihat saran dan rekomendasi tindaklanjut apa saja yang cocok sekarang diambil oleh Pemerintah terkait, nasional dan internasional.
Karena menurutnya, memelihara alam seperti ini sangat penting, ketika orang lain berusaha untuk mengeksploitasinya. Jadi, jangka panjangnya ingin ada produk-produk herbal yang keluar dari khasanah kekayaan alam disini yang nanti bisa membantu masyarakat luas lokal, nasional dan internasional.
“Dalam kegiatan kali ini kita juga melibatkan Suku Anak Dalam (SAD), yaitu pak Betaring dan temenggung rimbo, dalam penelitiannya nanti Temenggung Rimbo itu kita minta sebagai asisten penelitian kita dilapangan untuk jangka panjang dan terus menerus,” katanya.
Dalam pantauan Detail, pelaksanaan kegiatan yang dilakukan pihak UIN ini juga di dampingi pihak pengelola Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD) melalui resort Air Hitam di awali dengan pemaparan tentang kawasan TNBD tersebut.
Kepala resort Air Hitam Wawan Hermawan mengatakan, taman nasional ini termasuk yang unik di Indonesia, karena berbeda dengan yang lain.
Jika ditempat lain lebih kepada flora dan faunanya, kalau disini ada penghuninya. Yaitu warga Suku Anak Dalam (SAD) dan berbagai tanaman obat.
“Tanaman obat ini lebih kurang 1 hektar berada di zona pemanfaatan. Penelitian tentang penetapan tanaman obat ini dilakukan sejak tahun 1998. Yang dilakukan bersama Dinas Kesehatan, Lipi, IPB dan juga melibatkan tokoh Suku Anak Dalam (SAD),” kata Wawan.
Pemetaan ini juga dalam pantauan Pemerintah Kabupaten Sarolangun, melalui Camat Air Hitam, Bustra Desman, dan di dampingi tim Palala Sarolangun sebuah komunitas yang konsen mengeksplorasi berbagai objek wisata dalam Kabupaten Sarolangun.
Reporter: Warsun Arbain Â
Discussion about this post