DETAIL.ID, Jakarta – Bursa Efek Indonesia (BEI) terus mengajak perusahaan-perusahaan rintisan (startup) untuk melakukan pencatatan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) pada 2021.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Nyoman Gede Yetna menyatakan, BEI berupaya untuk mendorong perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk memanfaatkan pasar modal sebagai rumah pertumbuhan (house of growth) dalam rangka pengembangan bisnis mereka. Tanpa terkecuali perusahaan startup atau tekonologi di Indonesia.
“Kami optimis terhadap meningkatnya tren IPO startup maupun perusahaan yang bergerak di bidang teknologi di Indonesia tahun depan,” kata Nyoman dalam pesan tertulisnya, dilansir liputan6 Jumat 25 Desember 2020.
Nyoman menyebutkan, pihak otoritas bursa memiliki beberapa program, kebijakan dan peraturan yang telah dipersiapkan seperti Papan Akselerasi dan IDX Incubator.
IDX Incubator mempunyai program road to IPO untuk perusahaan startup yang ingin mempersiapkan pencatatan saham perdana. Sudah terdapat 42 perusahaan telah mengikuti program tersebut, dimana 4 perusahaan diantaranya sedang dalam tahap persiapan IPO.
Sebagai informasi, telah terdapat 3 perusahaan startup binaan IDX Incubator yang telah IPO, dimana salah satunya merupakan PT Cashlez Worldwide Indonesia Tbk (CASH).
“Bursa juga membuka banyak kesempatan diskusi terkait IPO dengan para founders startup maupun dengan investor startup seperti Private Equity dan modal ventura,” tutup Nyoman.
Tokopedia Siap IPO Tahun Depan?
Sebelumnya, Tokopedia dikabarkan tengah mempersiapkan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) senilai US$ 1 miliar atau sekitar Rp 14,2 triliun pada tahun 2021.
Dilaporkan Reuters, sebagaimana dilansir Merdeka.com, Selasa 22 Desember 2020, berdasarkan dua orang yang mengetahui informasi ini kabarnya Tokopedia merencanakan IPO di dua negara yaitu Amerika Serikat dan Indonesia.
Jika IPO ini sukses, valuasi Tokopedia diperkirakan akan mencapai US$ 10 miliar atau sekitar Rp 142 triliun.
Rencana melantai di dua bursa saham disebut-sebut dipilih untuk menarik investor Amerika Serikat dengan antusiasme kuat pada saham terkait perusahaan teknologi.
Jika berhasil, Tokopedia akan menjadi perusahaan kedua yang memiliki listing AS-Indonesia setelah PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom).
Salah satu sumber Reuters mengatakan, Tokopedia akan menggunakan dana dari listing untuk mengembangkan bisnisnya dan membantu menciptakan likuiditas untuk saham.
Menurut perwakilan dari Tokopedia, pertumbuhan adopsi pasar semakin mendorong pertumbuhan bisnis Tokopedia selama masa pandemi. Pihaknya tengah mempertimbangkan langkah IPO tersebut.
“Kami tengah mempertimbangkan untuk mengakselerasi rencana kami untuk menjadi perusahaan publik, dan telah menunjuk Morgan Stanley dan Citi sebagai penasihat kami dalam hal ini. Saat ini, kami belum memutuskan pasar dan metode untuk ini,” jelasnya.
Pihaknya juga mengatakan, Special Purpose Acquisition Company (SPAC) merupakan salah satu opsi yang potensial yang bakal pertimbangkan.
“Namun belum ada yang kami putuskan untuk saat ini,” pungkasnya.
Discussion about this post