DETAIL.ID, Jakarta – Iran pekan ini memperingati satu tahun kematian Komandan Pasukan Quds Jenderal Qasem Soleimani yang dibunuh oleh Amerika Serikat.
Iran memperingatinya dengan pertemuan besar-besaran di Teheran pada Jumat, 1 Januari 2021.
Soleimani tewas pada 3 Januari 2020 dalam serangan oleh pesawat tak berawak AS di Baghdad dan kematiannya memicu duka cita di seluruh Iran.
Dilansir dari Anadolu, Kepala Kehakiman Iran sekaligus mantan calon presiden Ebrahim Raeesi menegaskan kembali seruan untuk membalas kematian Soleimani.
Dia mengatakan “balas dendam berat” sedang menunggu “para pelaku kejahatan yang akan ditentukan oleh pasukan perlawanan”.
Pasukan yang dimaksud mengacu pada Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran dan kelompok-kelompok yang didukung Iran di wilayah tersebut.
Lebih lanjut, dia menuturkan Presiden AS Donald Trump seharusnya tidak menganggap dirinya kebal terhadap hukum. Ia menegaskan bahwa “pelaku kejahatan tidak akan aman di mana pun di dunia”.
Pengganti Soleimani sekaligus kepala Pasukan Quds saat ini, Esmaeil Qaani, juga berpidato dalam pertemuan itu. Dia mengatakan kematian Soleimani dapat dibalas oleh “orang-orang di dalam AS”.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Iran pada Jumat (1/1) mengatakan AS telah “melanggar hukum internasional dan piagam PBB yang jelas-jelas melanggar kedaulatan Irak” dengan membunuh Soleimani.
“Iran tidak akan menyerah sampai pihak berwenang membawa tindakan ini ke pengadilan,” bunyi pernyataan itu.
Sebelumnya pada Kamis 31 Desember 2020, Presiden Iran Hassan Rouhani menyebut pembunuhan Soleimani sebagai “kejahatan yang tak termaafkan”. Dia juga mengatakan balas dendam akan diputuskan pada waktu yang tepat.
Sementara itu, kepala IRGC Hossein Salami mengatakan negaranya “siap untuk segala kemungkinan”, mengacu pada peningkatan ketegangan baru-baru ini dengan AS di kawasan Teluk.
Bulan lalu, AS menerbangkan dua pembom strategis di atas Teluk Persia pada Rabu untuk kedua kalinya. Menurut para ahli, langkah itu sebagai pesan untuk mencegah Iran menyerang pasukannya di wilayah tersebut.
AS khawatir Iran atau sekutunya merencanakan serangan terhadap instalasi militer mreka di Irak menjelang peringatan kematian Soleimani.
Trump memperingatkan jika hal itu terjadi Iran harus bertanggung jawab.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif mengatakan laporan “intelijen” dari Irak menunjukkan “sebuah plot untuk mengarang dalih perang”.
Setelah pembunuhan Soleimani tahun lalu, kedua negara sempat berada di ambang konfrontasi militer secara langsung, meskipun pada akhirnya dapat dihindari.
Discussion about this post