DETAIL.ID, Saham – PT Waskita Karya Tbk (WSKT) memperkirakan masih membutuhkan dana kisaran Rp 15 triliun-Rp 20 triliun untuk membiayai kebutuhan dana penyelesaian seluruh proyek jalan tol yang sedang digarapnya.
Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono mengatakan kebutuhan dana ini diharapkan bisa dipenuhi dengan upaya divestasi aset-aset tol yang saat ini telah beroperasi ataupun menggandeng partner strategis.
“Untuk menyelesaikan ruas yang ada butuh Rp 15 triliun-Rp 20 triliun. Tapi kebutuhan itu nantinya selain dari proses divestasi kami mencoba berpartner, ini dalam proses, dengan perusahaan yang bisa sekaligus financing sehingga ga terbebani utang,” kata Destiawan dalam sebuah webinar, Kamis 21 Januari 2021.
Dia menjelaskan, saat ini secara total perusahaan tengah menyelesaikan pengerjaan jalan tol sepanjang 1.087 kilometer. Total kebutuhan dana untuk seluruh proyek tersebut mencapai Rp 180 triliun.
Jalan tol ini tersebar di beberapa wilayah Indonesia dengan periode pengerjaan yang telah dilakukan dalam waktu lima tahun terakhir.
Beberapa ruas tol yang saat ini dalam proses finalisasi kesepakatan kerja sama pembiayaan dengan partnernya seperti tol di Sumatera Selatan, Tol Becakayu dan Ciawi-Sukabumi.
Adapun saat ini perusahaan memiliki total nilai utang berbunga atau interest bearing debt (IBD) perusahaan nilainya mencapai Rp 68,9 triliun hingga akhir September 2020 lalu. Porsi utang ini paling tinggi atau sebesar 34% berupa fasilitas modal kerja jangka pendek.
Mengacu laporan keuangan, total liabilitas Waskita Karya per September 2020 mencapai Rp 91,86 triliun, turun dari Desember 2019 Rp 93,47 triliun.
Dari jumlah itu liabilitas jangka pendek sebesar Rp 38,79 triliun dan jangka panjang Rp 53,07 triliun.
Perusahaan mengharapkan bisa mendivestasikan 9-11 ruas tol yang dimilikinya tahun ini sehingga perusahaan bisa memperoleh dana untuk mengurangi beban utang dan penyelesaian proyek berjalannya ini.
“Program yang kami lakukan dan disiapkan untuk divestasi proyek tol, ruas-ruas tol yang kami miliki yaitu yang mayoritas maupun yang minoritas kurang lebih 11 ruas. Itu potensinya bisa mencapai Rp 31 triliun dan mudah-mudahan bisa terealisasi di 2021,” kata Destiawan dalam sebuah webinar, dikutip Selasa 29 Desember 2020.
Discussion about this post