TEMUAN
Monopoli Beras ASN Ala Bupati Anwar Sadat, Robby: Itu Ilegal karena Tak Punya Payung Hukum

DETAIL.ID, Tanjungjabung Barat – Bupati Tanjungjabung Barat, H. Anwar Sadat melakukan sebuah terobosan. Ia mengganti tunjangan beras untuk ASN, dari bentuk uang tunai bersalin menjadi beras 7 kilogram bagi setiap ASN.
Terobosan ini sebenarnya bagus. Bisa pula meningkatkan penghasilan petani sawah. Namun sayangnya, terobosan ini justru beraroma politis. Caranya pun keliru. Bupati Anwar Sadat main asal tunjuk penyalur berasnya, yaitu Ketua DPC Senyerang, Ismail. Tanpa melalui payung hukum dan tanpa badan hukum.
Ini diakui oleh Kepala Ketahanan Pangan Tanjungjabung Barat, Isumar. “Kita ini belum memiliki payung hukumnya, nanti saya kabari lagi karena saat ini kita lagi rapat,” ujar Isumar, belum lama ini.
Ketua Lembaga Sosial Kontrol Kinerja Daerah (LSK2DN), Robby Cahyadi menilai terobosan Anwar Sadat adalah ilegal dan tindakan monopoli serta mengarah pada perbuatan korupsi.
[jnews_element_newsticker newsticker_title=”Baca Juga” newsticker_icon=”empty” enable_autoplay=”true” autoplay_delay=”2500″ newsticker_animation=”vertical”]
Menurut Robby, praktik dugaan monopoli penyaluran beras untuk ASN ini tentu bertentangan dengan UU Nomor 53 Tahun 1999 tentang Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
“Terobosan ini pernah dilakukan pemerintah pusat, namun penyalurannya tetap melalui Bulog. Bukan dengan cara monopoli begini,” kata Robby kepada detail, Sabtu 17 Juli 2021.
Ia berkata idealnya, sebuah program yang baik seharusnya melalui proses dan tata cara yang baik secara hukum sehingga jauh dari kesan memperkaya diri sendiri dan atau kelompok dengan mengatas namakan petani.
Kepala Bagian Hukum Setda Tanjungjabung Barat, Angsori tidak dapat dihubungi dan memberikan keterangan karena sedang sakit.
Sebelumnya, Anwar Sadat telah menunjuk salah satu Ketua DPC-nya untuk menjadi penyalur beras satu pintu bagi ASN. Ismail sebagai Ketua DPC Partai Amanat Nasional (PAN) Kecamatan Senyerang mengakui bila dirinya ditunjuk sebagai penyalur satu pintu untuk mengkoordinasikan serta mengembangkan gapoktan-gapoktan binaan pemerintah.
“Saya hanya ditunjuk sebagai penyalur satu pintu untuk mengkoordinasikan serta mengembangkan gapoktan-gapoktan binaan pemerintah. Bagi gapoktan yang ingin kerja sama atau bermitra silakan, namun masuknya lewat saya, karena kontrak kerja sama itu atas nama saya,” ujarnya.
Penunjukan sepihak itu menimbulkan kecurigaan banyak pihak. Terlebih lagi, Ismail mengelola satu pintu penyaluran beras buat 4.000 ASN Pemkab Tanjungjabungbarat. Apabila dijumlahkan, mencapai 28 ton beras. Gile bener!
Reporter: Febri Firsandi

TEMUAN
Soal Dugaan Pemalsuan Data Sespri Untuk PPPK, Pejabat BNN RI Bilang Begini…

DETAIL.ID, Jambi – Sampai saat ini, Kepala BNN Kabupaten Tanjungjabung Timur, Emanuel Hendri Wijaya, yang tengah diterpa isu tak sedap terkait dugaan pemalsuan data pegawai honor dalam pengajuan PPPK TA 2025 ke BKN RI, masih jadi perbincangan menarik.
Namun pejabat BNN yang dalam waktu dekat bakal menduduki jabatan baru sebagai Kepala Bagian Umum BNN Provinsi Jambi tersebut, tampak tidak merespons sama sekali upaya konfirmasi yang dilayangkan awak media lewat WhatsApp.
Sementara itu Plt Kabiro SDM dan Organisasi BNN RI, Brigjen Pol Deni Dharmapala hanya merespons singkat terkait dugaan kasus pemalsuan yang menyeret nama Emanuel Hendri.
“Terima kasih, akan ditindaklanjuti,” kata Brigjen Pol Deni lewat pesan WhatsApp pada Kamis, 25 September 2025.
Emanuel Hendri Wijaya menarik perhatian lantaran diduga memalsukan dokumen masa kerja sekretaris pribadi/ajudan nya untuk PPPK TA 2025 ke BKN RI. Informasi dihimpun bahwa NN, sosok ajudan Hendri sebenarnya baru bekerja hitungan bulan sebagai tenaga honor di BNNK Tanjabtim.
Namun oleh Hendri, dibuatkan seolah-olah sudah bekerja selama 2 tahun agar syarat mutlak minimal telah bekerja terpenuhi. Hal itupun tampak miris, sebab masih dalam lingkup BNNP Jambi yakni BNNK Jambi dan Batanghari terdapat honorer atau PPNPN yang tidak dapat diajukan menjadi PPPK lantaran belum mencapai masa kerja minimal 2 tahun.
Hal tersebut juga menunjukkan bahwa sosok Kepala BNNK di wilayah tersebut benar-benar mempedomani aturan yang disyaratkan okeh BKN RI.
Sementara Emanuel Hendri Wijaya sendiri dikonfirmasi lewat pesan WhatsApp pada Rabu 24 September lalu, memilih untuk tidak merespons.
Reporter: Juan Ambarita
TEMUAN
Kacau! Kepala BNNK Tanjungjabung Timur Diduga Palsukan Dokumen Buat Pengajuan Data PPPK Sesprinya

DETAIL.ID, Jambi – Dugaan pemalsuan dokumen dalam pengajuan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) TA 2025 oleh Kepala BNN Kabupaten Tanjungjabung Timur terhadap sosok ajudan pribadinya, mencuat ke permukaan.
Informasi dihimpun dari sejumlah sumber terpercaya, Kepala BNNK Tanjabtimur, Emanuel Hendry Wijaya diduga turut serta membantu pemalsuan data atas sekretaris/ajudan pribadinya berinisial NN.
Padahal NN sendiri diketahui belum memenuhi kriteria untuk pengajuan PPPK, lantaran dia belum genap 1 tahun sebagai tenaga honor di BNNK Tanjabtim. Sementara syarat mutlak untuk pengajuan PPPK yakni minimal sudah bekerja selama 2 tahun.
“Sampai sekarang kalau dihitung baru 11 bulan tapi laporan ke BKN. Dio buatlah lebih 2 tahun, pemalsuan data,” ujar salah seorang sumber yang meminta dirahasiakan.
Sementara itu, masih di instansi serupa informasi diperoleh bahwa di BNNK Kota Jambi maupaun di BNNK Batanghari terdapat PPNPN yang masa kerjanya kurang beberapa bulan dari syarat 2 tahun. Namun tidak dapat diajukan. Lantaran Kepala BNNK masing-masing mempedomani betul aturan yang disyaratkan oleh BAKN Pusat.
Sementara itu Kepala BNNK Tanjabtim, Emanuel Hendry Wijaya dikonfirmasi lewat pesan WhatsApp pada Rabu, 24 September 2025, belum merespons hingga berita ini terbit.
Tim awak media masih terus menghimpun informasi lebih lanjut.
Reporter: Juan Ambarita
TEMUAN
Rumah Subsidi di Alfar Residence Ini Disulap Jadi Rumah Mewah, Kok Bisa?

DETAIL.ID, Jambi – Tinggal sedikit lagi, renovasi rumah subsidi jadi rumah mewah di komplek perumahan subsidi Alfar Residence yang terletak di Jalan Pinang Merah, Kelurahan Bagan Pete, Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi selesai dan menjadi rumah mewah yang bertetangga dengan rumah-rumah subdisi.
Pemandangan tak biasa ini tentu menimbulkan tanya, bagaimana bisa sebuah rumah subsidi yang belum genap 5 tahun pasca selesai digarap pembangunannya oleh developer lokal PT Swadaya Ribani Properti, bisa langsung direnovasi besar-besaran oleh si pemilik buat jadi semacam rumah mewah dua lantai?
Soal ini Riwa dari PT Swadaya Ribadi Properti ketika dikonfirmasi mengakui bahwa komplek perumahan yang ia bangun berstatus rumah subsidi. Ketika dikonfirmasi lebih lanjut soal renovasi total dari salah satu unit rumah tersebut, Riwa bilang bahwa si pemilik membeli unit secara tunai alias tidak lewat skema Kredit Perumahan Rakyat (KPR).
“Dia beli cash jadi enggak KPR. Itu yang punya orang Sarolangun dia beli terus mungkin pengembangan jadi saya enggak tahu kalau mau dibuat apa, yang pasti ga KPR itu,” kata Riwa pada Kamis lalu, 11 September 2025.
Menurut Riwa, pihaknya selaku developer tidak ada masalah dengan renovasi besar-besaran rumah tersebut. Alasannya kembali karena si pemilik membeli secara tunai. Selain itu, rumah tersebut sudah jadi hak milik, cukup lama pasca dibeli yakni 3 tahun yang lalu dan baru belakangan ada renovasi.
Sementara itu Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Jambi, Abror Lubis masih merespons singkat soal pengembangan total satu unit rumah subsidi tersebut.
“Ini yang punya tidak ikut asosiasi REI,” kata Abror Lubis pada Senin, 15 September 2025.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari ketentuan Permen PUPR No. 20/PRT/M/2014 dan aturan subsidi perumahan, menyebut; “Penerima rumah bersubsidi tidak boleh mengalihkan kepemilikan atau mengubah bentuk bangunan secara permanen dalam jangka waktu 5 tahun.”
Larangan ini berlaku untuk semua pembeli, baik KPR maupun cash. Alasannya, rumah subsidi hanya untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) bukan untuk investasi cepat.
Reporter: Juan Ambarita