DETAIL.ID, Jakarta – Peretasan aset kripto senilai US$ 600 juta atau sekitar Rp 8,63 triliun (asumsi kurs Rp 14.385 per dolar AS) dialami oleh Poly Network, platform keuangan terdesentralisasi, atau DeFi.
Pihak Poly Network lantas mendesak peretas untuk mengembalikan asset yang telah dicuri. Peretasan terjadi di sebuah sebuah platform yang menghubungkan berbagai blockchain dengan mengeksploitasi kerentanan system di Poly Network.
Poly Network merupakan platform keuangan terdesentralisasi. DeFi adalah istilah luas yang mencakup aplikasi keuangan berdasarkan teknologi blockchain yang terlihat memotong perantara seperti broker dan bursa. Oleh karena itu, ini disebut terdesentralisasi.
“Jumlah uang yang Anda retas adalah yang terbesar dalam sejarah defi,” kata Poly Network dalam unggahannya di Twitter.
Poly Network mengancam akan mengambil tindakan hukum jika peretas tidak juga mengembalikan hasil tindak kejahatan mereka.
Melansir dari CNBC, Kamis 12 Agustus 2021, peretas dilaporkan telah mengembalikan lebih dari US$ 4,8 juta ke Jaringan Poly pada Rabu pagi. Kemudian pada pukul 11:00 waktu setempat, sekitar US$ 258 juta atau sekitar Rp 3,71 triliun telah kembali dikirim.
“Saya pikir ini menunjukkan bahwa bahkan jika Anda dapat mencuri aset kripto, mencucinya dan menguangkannya sangat sulit, karena transparansi blockchain dan penggunaan analitik blockchain,” ujar Kepala Ilmuwan perusahaan analitik blockchain Elliptic, Tom Robinson.
Para peneliti di perusahaan keamanan SlowMist mengatakan total kripto senilai lebih dari US$ 610 juta atau sekitar Rp 8,77 triliun telah ditransfer ke tiga alamat berbeda. Dengan rincian sebesar US$ 33 juta atau sekitar Rp 474,64 miliar Tether yang merupakan bagian dari pencurian telah dibekukan, menurut penerbit stablecoin.
“Peneliti kami telah memahami kotak surat penyerang, IP, dan sidik jari perangkat. Serta melacak kemungkinan petunjuk identitas yang terkait dengan penyerang Poly Network,” kata SlowMist.
Ahli perusahaan itu menyimpulkan, pencurian tersebut kemungkinan merupakan serangan yang telah lama direncanakan, terorganisir dan siap yang mana DeFi telah menjadi target utama serangan.
Discussion about this post