DETAIL.ID, Muarojambi – Sebagian masyarakat tidak terima dengan nilai ganti rugi proyek Jalan Tol Jambi-Rengat menggugat Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP). Sidang dengan agenda saksi dari pemohon pun digelar di Pengadilan Negeri Sengeti, Muarojambi pada Kamis, 24 Maret 2022.
Ganti rugi proyek tol Jambi-Rengat terkesan dipaksa, masyarakat Simpang Selat, Kelurahan Pijoan, Kecamatan Jambi Luar Kota yang terdampak jalur Tol merasa diintimidasi KJPP.
“KJPP semena-mena, sawit produktif usia 10-12 tahun cuma dihargai Rp 418.000,- per batangnya. Sedangkan usia sawit kita masih produktif. Biasanya per pokok sekali panen bisa 2 tandan. Satu tandan itu 40kg. Kalikan saja dengan harga sekarang Rp 3.300-3.600,” ujar Dede, salah satu saksi pemohon bernada kesal.
ArtikelTerkait
Menurutnya nilai ganti rugi tersebut tidak masuk akal. “Kalau dilepas pun nantinya otomatis pendapatan kami terhenti. Itu belum dihitung bibit, biaya perawatan, pemupukan. Kami merawatnya 12 tahun, bukan beli kebun sudah jadi,” ucapnya.
“Lebih kerasnya, KJPP ini akhlak tak punya, ilmu pun tak ada, main tembak saja di atas kuda,” kata Dede.
Dede mengatakan bahwa sebenarnya masyarakat tidak punya niat menjual. “Apalagi dengan harga yang masih bagus-bagusnya sekarang. Tapi karena ini program pak Jokowi, kami dukung penuh. Tapi tolonglah KJPP kasih harga yang pantas,” tuturnya.
Dari 119 warga yang lahannya akan dibebaskan, ada yang berupa kebun sawit ada pula yang berupa rumah dan pekarangan. Masyarakat hanya berharap ganti rugi diberikan dengan nilai yang pantas, sesuai pasaran semestinya. Mereka merasa berat melepaskan lahan yang dirawat bertahun-tahun dengan nilai yang dianggap tak masuk akal.
Reporter: Febri Firsandi
Discussion about this post