LIBUR Hari Raya Idul Fitri akan segera berakhir. Perasaan liburan yang menyenangkan, bertemu dengan orang tua, bersilaturrahmi sanak keluarga menjadi momen yang terlupakan. Tapi, ‘apa yang hendak dikata’, ‘liburan spritual ini’ harus segera diakhiri dengan kembali bekerja seperti biasa.
Namun, tidak semua orang bisa kembali bekerja dengan semangat seperti sebelum liburan. Bisa jadi, kita terkena ‘syndrome’ demotivasi atau penurunan motivasi kerja yang disebabkan masih terkenang ‘enaknya’ masa liburan, apalagi liburan lebaran penuh kenangan.
Memang harus ada ikhtiar untuk mengembalikan semangat bekerja seperti sedia kala. Pertama, bersyukur adalah hal utama yang mesti dilakukan, berterima kasih atas nikmat Allah yang diberikan kepada kita. Kemudian, bersyukur dengan hati, dengan mengakui dan meyakini bahwa nikmat tersebut semata-mata datangnya dari Allah SWT. Selanjutnya, bersyukur dengan lisan, dengan memuji dan menyanjung Dzat yang telah memberikan nikmat tersebut pada kita dengan mengatakan “Alhamdulillâh”. (Ibnul Qayyim)
Bekerja merupakan fondasi kehidupan. Hidup manusia dapat berjalan baik jika setiap orang mau bekerja untuk memenuhi kebutuhannya. Harus diakui, dengan bekerja, kita dapat membangun kepercayaan dirinya bahkan merasa terhormat di hadapan orang lain, tentu, bekerja dengan hati nurani, bekerja dengan berlandaskan pada pusat kesadaran manusia.
Kedua, menanamkan nilai-nilai spiritual dalam bekerja, bekerja yang diniatkan sebagai ibadah. Ketika kita bekerja dengan kesadaran spiritual, kita akan selalu merasa dilihat, dipantau, dinilai, dan diawasi Allah SWT, sehingga tidak membutuhkan ‘sidak’ dari manusia. Prinsipnya, ada atau tidak ada pengawasan dari pimpinan, kita selalu menampilkan yang terbaik. Kerja spiritual inilah yang diharapkan muncul dan bisa ‘mendongkrak’ memotivasi untuk bekerja prestatif.
Ketiga, alangkah bijak dalam bekerja, kita ‘belajar’ dari lebah, makhluk yag mengandung banyak hikmah. Rasulullah SAW bersabda, “Perumpaan orang beriman itu bagaikan lebah. Ia makan yang bersih, mengeluarkan sesuatu yang bersih, hinggap di tempat yang bersih dan tidak merusak atau mematahkan (yang dihinggapinya).” (HR Ahmad, al-Hakim, dan al-Bazzar).
Lebah hanya memakan hal-hal yang baik saja, Dalam bekerja, kita mengerja hal hal yang baik dan bermanfaat institusi dimana kita bekerja. Bekerja sesuai dengan Tupoksi (tugas pokok dan fungsi) yang sudah ditetapkan. Lebah selalu memilih untuk hanya mengambil makanan dari bunga yang segar, bersih, dan baik (Rani). Kita harus memilih strategi, metode, media dan sarana yang sesuai dengan karakter pekerjaan kita.
Lebah tidak akan mengambil sesuatu dari bunga tanpa memberikan manfaat kepadanya, Sama seperti lebah yang punya hubungan dengan bunga, dalam bekerja, kita punya relasi dengan teman yang lainnya. Kita sebaiknya memberikan sesuatu yang membuat kehidupan orang lain menjadi lebih baik, dan jangan ambil sesuatu yang dapat menimbulkan kerugian bagi orang lain. Jangan terlalu mengharapkan dari orang lain, tapi utamakan bagaimana kita bisa menyumbang lebih banyak manfaat bagi mereka.
Lebah tidak akan mengharap terlalu berlebihan dan tidak memaksakan kehendak kepada makhluk lain (bunga). Dalam bekerja, kita harus menginstrospeksi diri kita apakah terlalu banyak menuntut dan meminta hak melebihi yang dikerjakan. Ini harus diperbaiki agar kita tidak menjadi seseorang yang terlalu menuntut, karena bisa jadi apa yang kita lakukan tersebut bisa membuat orang lain merasa tertekan.
Lebah adalah makhluk sosial yang tidak iri satu sama lain (UII). Mereka membuat sarangnya secara kolektif. Mereka bekerja bersama untuk kepentingan bersama. Sudah waktunya, kita menghindari perasaan iri ketika melihat kesuksesan yang diperoleh orang lain. Sering, ketika kita sukses, kita enggan berbagi kepada pihak lain karena khawatir orang tersebut akan berhasil dan sukses seperti kita atau mungkin malah melebihi apa yang kita peroleh.
Lebah mampu membangun “rumah” yang memberi rasa aman dan nyaman. Perasaan aman dalam bekerja merupakan prasyarat utama mencapai kesuksesan. Untuk itu, ruang kantor merupakan unit terkecil dan basis utama untuk membangun sebuah komunitas yang berkualitas, baik secara lahir maupun batin, dengan mengoptimalkan segala potensi yang dimilikinya. Rasa aman tersebut hanya bisa dirasakan bila kebutuhan dalam bekerja bisa terpenuhi.
Kerja sama bagi lebah lebih diutamakan dibandingkan dengan kompetisi. Apalagi di zaman serba digital yang sangat kompetitif, dunia kerja sarat akan kompetisi, penuh persaingan. Banyak yang ‘salah tingkah, seolah ‘kursinya’ akan tergeser jika tak berkompetisi. Namun tidak bagi lebah. Mereka tahu bahwa mereka tak mungkin bisa mencapai tujuan seorang diri, sehingga mereka bekerja sama untuk membangun tim yang solid untuk hidup secara rukun dengan rekannya.
Loyalitas adalah kunci kerja berkualitas. Lebah setia terhadap pekerjaan yang mereka lakukan. Jika mereka membutuhkan waktu yang lama untuk mengambil madu dari satu bunga, maka mereka akan melakukannya terus-menerus (Rani). Pekerja yang baik juga harus setia pada pekerjaannya, tidak boleh cepat bosan. Kalau capek, silakan istirahat, dan kemudian dilanjutkan lagi.
Lebah itu pekerja keras, bekerja terus menerus, bekerja dengan giat. Tak ada kesuksesan dan keberhasilan yang bisa dicapai tanpa kerja keras dan ketekunan. Mereka yang bermalas-malasan dipastikan akan semakin tertinggal dan tergeser oleh yang bekerja keras. Bekerja keras itu berarti bekerja secara profesional dan efektif dalam penggunaan-penggunaan waktu kerja.
Ketepatan waktu adalah etika profesional yang harus ditaati oleh semua pihak. Bagi lebah, tak boleh ada kata terlambat. Mereka bergantung pada matahari saat mencari makan, sehingga lebah akan berangkat ketika matahari terbit dan pulang saat matahari terbenam. Tepat waktu adalah cara paling konsisten untuk untuk mendapatkan hasil optimal. (UII)
Kewajiban dahulu, baru Hak. Bagi lebah, kepentingan kawanannya adalah yang harus diutamakan terlebih dahulu, baru kemudian kepentingan pribadinya. Mereka bekerja mengambil madu untuk kepentingan kawanan. begitu juga dengan lebah yang bertugas menjaga sarang, semuanya dilakukan demi kepentingan kawanan (UII). Dalam bekerja, utamakan menyelesaikan kewajiban secara maksimal, inshaallah, hak kita akan segera diberikan. (diadopsi dari berbagai sumber)
Mari kita mulai bekerja dengan semangat tinggi untuk negeri tercinta.
*) Penulis adalah Pendidik di Madrasah
Discussion about this post