Connect with us

TEMUAN

Salah Satu Program Dumisake Minim Realisasi, Persoalan Internal di Dinas ESDM Diduga Jadi Sebabnya

DETAIL.ID

Published

on

DETAIL.ID, Jambi – Salah satu program unggulan Gubernur Jambi yakni Dumisake masih belum dapat dirasakan bentuk nyatanya oleh masyarakat Jambi. Salah satunya yakni, program ketenagalistrikan seperti pemasangan kWh Meter dan Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) tahun anggaran 2022 yang merupakan program utama Gubernur Jambi Al Haris, yang diperuntukkan bagi masyarakat tidak mampu.

Berdasarkan keterangan sumber awak media ini yang telah lama memantau progres dari program Gubernur Al Haris terkait instalasi listrik bagi masyarakat tidak mampu tersebut. Terdapat sejumlah persoalan yang mendasari mandeknya program Gubernur Jambi sampai ke masyarakat.

Hal tersebut diduga kuat bersumber dari permasalahan internal di tubuh instansi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jambi, Bidang Ketenagalistrikan. Kondisi yang tidak kondusif di Bidang Ketenagalistrikan tersebut bahkan diduga telah berlangsung lama.

Sumber bahkan menyebutkan jika sejak tahun anggaran 2020 telah terjadi hubungan kerja yang tidak harmonis di antara Kepala Bidang Ketenagalistrikan dengan sejumlah aparatur di bawahnya sehingga berpengaruh pada ketidaknyamanan staf pelaksana di bidang ketenagalistrikan dalam menjalankan tugas masing-masing dan tidak terealisasinya program bagi masyarakat di daerah.

Salah satu imbasnya tak bisa disepelekan, pemasangan kWh Meter LTSHE tahun anggaran 2022 pada seksi pengembangan ketenagalistrikan yang salah satu kegiatannya merupakan penganggaran bantuan bagi masyarakat tidak mampu. Sampai saat ini progresnya masih sangat minim. Hanya sebatas data calon penerima bantuan.

Sementara untuk mekanisme lebih lanjut keberlangsungan kegiatan bantuan tersebut, diungkap oleh sumber belum ada evaluasi, informasi atau arahan kepada Kepala Seksi. Padahal realisasi fisik kegiatannya telah dianggarkan pada tahun anggaran 2022 ini.

Hal diatas masih salah satu dari sekian banyak karut marut persoalan di Internal Dinas ESDM Provinsi Jambi dalam hal ini Bidang Ketenagalistrikan. Masih terdapat sejumlah persoalan besar lainnya.

Yussvioza selaku Kepala Bidang Ketenagalistrikan dinilai telah menyebabkan sejumlah permasalahan dalam menjalankan tupoksinya. Sehingga merembes pada kegaduhan dan ketidakmaksimalan kinerja para aparatur di bawah komandonya.

Belakangan juga diperoleh informasi bahwa sejumlah staf Bidang Kelistrikan di Dinas ESDM Provinsi Jambi telah bersurat pada Gubernur Jambi, Al Haris yang juga ditembuskan pada Ketua DPRD Provinsi Jambi, Edi Purwanto dan Inspektur Daerah Provinsi Jambi, Agus Heriyanto agar Kabid Ketenagalistrikan Dinas ESDM Provinsi Jambi, Yussvioza agar segera dievaluasi kinerjanya.

Menyikapi persoalan tersebut, Mirza selaku Ketua DPP LSM Sapurata dengan tegas meminta agar Pemerintah Provinsi Jambi segera bersikap tegas. Karena kemanfaatan program pemerintah harus dapat dirasakan oleh masyarakat.

“Jika persoalan seperti ini dibiarkan berlarut-larut, saya kira lama-kelamaan masyarakat akan menilai jika Program Dumisake Gubernur Jambi hanya sebuah janji manis semata tanpa ada realisasinya di lapangan. Dinas terkait dalam Hal ini Dinas ESDM Provinsi Jambi saya minta bisa profesional dalam bekerja sehingga program pemerintah seperti persoalan kelistrikan ini dapat bermanfaat bagi masyarakat,” kata Mirza pada Kamis, 16 Juni 2022.

Sementara itu, meski dinilai lamban dalam menyelesaikan persoalan internal instansi, baik Kabid Ketenagalistrikan Dinas ESDM Provinsi Jambi, Yussvioza maupun Kadis ESDM Provinsi Jambi Harry Andria saat dikonfirmasi via WhatsApp belum ada memberikan pernyataan.

Reporter: Juan Ambarita

TEMUAN

Temuan Kuatkan Dugaan RSP Rantau Rasau Tak Sesuai Spek, Beberapa Konsultan Diduga Digeser PT Belimbing Sriwijaya

DETAIL.ID

Published

on

DETAIL.ID, Tanjungjabung Timur – Berbagai temuan serta indikasi yang mencuat, kian menguatkan dugaan bahwa proyek pembangunan RS Pratama Rantau Rasau di Tanjungjabung Timur yang menelan duit Rp 43.8 miliar dari dana DAK, dikerjakan asal jadi.

Lihat saja kondisi fisiknya yang sudah banyak mengalami keretakan pada beberapa sisi gedung yang kemudian diperparah lagi dengan buruknya sanitasi di gedung pelayanan kesehatan tersebut, yang hanya berselang beberapa bulan pasca diresmikan.

Seakan minim perencanaan sebelum pekerjaan, gedung rumah sakit yang digarap oleh kontraktor pelaksana PT Belimbing Sriwijaya bersama KSO PT Bukit Telaga Hasta Mandiri dengan pengawasan PT Kalimanya Exspert Konsultan pun tak henti-henti menuai sorotan.

Informasi juga dihimpun bahwa dalam prosesnya, pelaksana disinyalir mengganti beberapa personel dari konsultan pengawas, dengan dalih menghalangi proses pekerjaan. Hal itu pun semakin menguatkan dugaan bahwa banyak item pekerjaan bangunan gedung RSP Rantau Rasau yang tidak sesuai spesifikasi.

Soal ini, Binanga selaku PPTK proyek RSP Rantau Rasau dikonfirmasi via WhatsApp tidak merespons hingga berita ini tayang. Begitupula dengan pihak pengawas Joel Lubis — bos PT PT Kalimanya Exspert Konsultan. Kadinkes Tanjungjabung Timur, Ernawati juga nampak memilih tak merespons. Mereka tak mau ambil pusing.

Dengan respons minimnya keterbukaan informasi dari para pihak bertanggungjawab, angan-angan Rumah Sakit Pramata senilai Rp 43,4 miliar dari dana DAK tersebut menjadi pusat layanan kesehatan yang memadai dan nyaman bagi warga 4 kecamatan sekitar yakni Sadu, Nipah Panjang, Rantau Rasau, dan Berbak pun seolah kian jauh dari realita.

Pihak terkait didesak tanggung jawab atas proyeknya. Serta lembaga berwenang atau aparat penegak hukum untuk melakukan audit menyeluruh atas proyek gede tersebut. Mengingat tujuan pembangunan RSP Pratama yang tak lain untuk menghadirkan pelayanan kesehatan prima bagi warga sekitar.

Reporter: Juan Ambarita

Continue Reading

TEMUAN

Diduga Asal Jadi, Proyek DAK Garapan PT Belimbing Sriwijaya RS Pratama Rantau Rasau Terus Jadi Sorotan

DETAIL.ID

Published

on

DETAIL.ID, Tanjungjabung Timur – Baru beberapa bulan beroperasi tepatnya November 2024, kondisi fisik gedung Rumah Sakit Pratama Rantau Rasau Tanjungjabung Timur sudah mengalami sejumlah kerusakan, hal ini pun menuai sorotan tajam dari publik luas.

Berbagai temuan lapangan pun kian menguatkan dugaan bahwa proyek garapan PT Belimbing Sriwiaya bersama KSO PT Bukit Telaga Hasta Mandiri tersebut dikerjakan asal, material tak sesuai spek, serta tanpa perencanaan matang.

Angan-angan untuk rumah sakit pramata senilai Rp 43,4 miliar dari dana DAK tersebut dapat menjadi pusat layanan kesehatan yang memadai dan nyaman bagi warga 4 kecamatan sekitar yakni Sadu, Nipah Panjang, Rantau Rasau, dan Berbak pun kian jauh dari realita.

Bayangkan saja informasi dihimpun bahwa terdapat banyak keretakan pada beberapa sisi dinding rumah sakit, sanitasi pun juga tak luput dari masalah. Alih-alih jadi tempat pelayanan kesehatan, gedung tersebut pun malah terkesan memprihatinkan.

Binanga Solih, selaku PPK proyek tersebut nampak tak mau ambil pusing. Dikonfirmasi via WhatsApp, dia tak merespons. Dalam pemberitaan pada beberapa media massa, dia malah lempar tangan dengan dalih tugasnya sudah selesai lantaran proyek tersebut sudah serah terima dengan PA atau pengelola.

Sementara itu Kadis Kesehatan Tanjungjabung Timur Ernawati dikonfirmasi lewat WhatsApp sama sekali tak merespons hingga berita ini terbit.

Kondisi tersebut pun semakin menguatkan dugaan adanya ketidakberesan dalam proyek milik Dinkes Tanjabtim yang digarap oleh PT Belimbing Sriwiaya bersama KSO PT Bukit Telaga Hasta Mandiri tersebut.

Menanggapi kondisi RS Pratama Rantau Rasau tersebut, sosok aktivis yang selama ini vokal terhadap berbagai perkembangan isu di Tanjabtim menilai Pemda atau Dinkes Tanjabtim harus bertanggungjawab.

“Harus tanggung jawab. Kalau perbaikan ga cukup itu cuman dicat-cat gitu aja. Kalau saya bilang itu dibongkar, baru bangun lagi. Karena kondisinya udah retak dimana-mana, sanitasi juga,” kata Arie Suryanto pada Jumat, 14 Februari 2025.

Arie juga menilai bahwa kondisi proyek tersebut kini menunjukkan bahwa tidak adanya landasaan perencanaan yang matang. Sehingga terkesan dipaksakan agar Pemda beroleh dana DAK.

“Harapannya ya diperbaiki betul. Jangan sampai masyarakat kesitu berobat mau sehat malah tambah sakit nantinya. Ini tanggung jawab Pemkab,” katanya.

Proyek RSP Rantau Rasau pun kini jadi sorotan publik, pihak terkait didesak betul-betul bertanggungjawab serta adanya audit menyeluruh atas gedung pelayanan kesehatan yang bersumber dari dana DAK Pusat tersebut.

Reporter: Juan Ambarita

Continue Reading

TEMUAN

Pelaksana Disinyalir Tak Becus Laksanakan Pengadaan Sapi, Namun Disbunak Muarojambi Malah Bungkam

DETAIL.ID

Published

on

Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) Muarojambi. (ist)

DETAIL.ID, Muarojambi – Dugaan permainan antara Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) Muarojambi dengan CV Fathan Utama Jaya selaku penyedia atau pelaksana proyek Pengadaan Sapi Jantan dan Sapi Betina yang bersumber dari APBD Muarojambi TA 2024, semakin mencuat.

Sebagaimana pemberitaan tersebar, setidaknya terdapat 10 ekor bantuan sapi dari Disbunak Muarojambi yang bermatian, tak lama berselang pasca diserahkan pada sejumlah kelompok tani.

Padahal, informasi dihimpun bahwa setidaknya program pengadaan sapi tersebut telah menelan APBD sebanyak Rp Rp 1,5 miliar. CV Fathan Utama Jaya selaku pelaksana proyek pengadaan pun jadi sorotan.

Tak berhenti disitu, Disbunak Muarojambi malah terkesan tak acuh akan persoalan ini. Plt Kadisbunak Muarojambi, Ridwan dikonfirmasi lewat pesan dan telepon WhatsApp sama sekali tak merespons hingga berita ini tayang.

Upaya konfirmasi terhadap Sekretaris Disbunak Muarojambi, Suharyanto juga berujung jalan buntu. Dia berdalih bahwa akan mencoba meneruskan konfirmasi awak media kepada Plt Kadis.

“Semalam sudah saya teruskan ke beliau Bang, terkait hal tersebut. Nanti saya coba konfirmasi lagi, Bang,” ujarnya pada Kamis, 13 Februari 2025.

Sikap yang ditunjukkan oleh Disbunak Muarojambi pun semakin menguatkan dugaan adanya kongkalingkong dengan CV Fathan Utama Jaya. Bayangkan sapi-sapi dari APBD tersebut bermatian tak lama pasca diserahkan pada para kelompok tani.

Mirisnya tak ada penegasan dari Disbunak Muarojambi selaku empunya proyek terhadap pelaksana yang disinyalir becus dalam pengadaan proyek ini.

Sampai berita ini terbit, awak media masih berupaya menghimpun informasi lebih lanjut dari berbagai pihak terkait.

Reporter: Juan Ambarita

Continue Reading
Advertisement