DETAIL.ID, Jambi – Beberapa komoditas unggulan ekspor Indonesia mengalami tren negatif. Terdapat penurunan nilai ekspor jika dilihat secara bulanan. Terutama pada bulan Mei. Menurut data BPS, sektor ekspor batu bara misalnya. Terdapat penurunan senilai 2,83 persen menjadi USD 4,44 miliar US atau senilai Rp 65,7 triliun.
Begitu pula dengan perkembangan ekspor besi dan baja. Pada bulan Mei, ada penurunan sebesar 4,53% menjadi USD 2,72 miliar atau senilai Rp 40,25 triliun.
Meski demikian, jika dilihat secara tahunan, ekspor batu bara serta besi dan baja mengalami kenaikan sigifikan. Sektor batu bara sendiri meningkat 2 kali lipat lebih atau senilai 141,97 persen.
Sementara itu, sektor ekspor besi dan baja meningkat 81,28 persen dari tahun sebelumnya.
Kondisi paling parah baik secara bulanan maupun tahunan terjadi pada sektor ekspor minyak kelapa sawit. Pada bulan Mei saja, Indonesia sudah kehilangan USD 2,03 miliar atau Rp 30,04 triliun atau turun sebesar 87,72 persen dari bulan April.
Nilai ekspor minyak kelapa sawit Indonesia hanya tersisa USD 284,6 juta atau senilai Rp 4,21 triliun saja dari sebelumnya Rp 34,25 triliun.
Sementara itu, secara tahunan, sektor Industri minyak kelapa sawit mengalami penurunan sebesar 87.54 persen.
“Secara bulanan, kita mengalami penurunan ekspor. Meski begitu, ada kenaikan ekspor migas sebesar 20,31%,” ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto dalam konferensi pers baru-baru ini.
Discussion about this post