DETAIL.ID, Merangin – Harga tandan buah sawit di tingkat petani saat ini berkisar Rp 1.500-1.550/kg di Kabupaten Merangin. Menurut Hasanudin, petani yang tergabung juga dalam DPD Apkasindo Merangin, harga ini sangat murah dan sangat tidak pantas.
“Bila dibandingkan dengan harga kebutuhan pokok, juga pupuk yang memang sudah tak terbeli lagi,” ujar Hasanudin yang pernah menjadi koordinator lapangan aksi serentak beberapa waktu lalu.
Menurutnya, Pokja Provinsi menetapkan harga juga sepertinya main-main. “Seperti harga pokja saat Rp 1.900-2.390/kg padahal sawit ini kan komoditi ekspor. Sedangkan harga ekspor saat sedang bagus-bagusnya. Ada apa dengan pokja provinsi ini?” ujar Hasan.
Tentang upaya pemerintah untuk menaikkan harga TBS menjadi Rp 3.000 di tingkat petani, Hasan ragu.
“Saya khawatir tak tercapai sebab tingkat kepatuhan produsen terhadap pemerintah saat ini rendah sekali. Apalagi pemerintah provinsi dan kabupaten sepertinya tidak mereka anggap. Buktinya pemerintah provinsi dan kabupaten sudah berkali-kali mengimbau agar pks membeli sawit petani tidak beda jauh dengan harga pokja tapi pks tak pernah menghiraukan ini. Bahkan mereka membeli dengan harga semaunya saja,” tutur Hasan kesal.
“Kita tak tahu apa penyebabnya sehingga pemerintah RI dari pusat sampai daerah kecil sekali di mata produser CPO. Indonesia harus hati-hati sebab sudah pasti negara negara di dunia ini akan berusaha agar menjadi produsen sawit karena hasilnya sangat menjanjikan untuk masyarakat dan pemasukan negara,” tuturnya.
Kondisi ini membuat Hasan khawatir. Jika dibiarkan terus menerus, bisa saja sawit Indonesia tak lagi punya masa depan.
“Bukan tidak mungkin Indonesia akan kalah lagi. Seperti karet kita kalah telak dengan negara lain bahkan nyaris tak dilirik oleh pasaran dunia. Apa nasib sawit kita akan seperti nasib karet? Tinggal waktu yang menjawab,” kata Hasan.
Reporter: Febri Firsandi
Discussion about this post