DETAIL.ID, Lubuk Pakam – Problem jalan rusak yang selama ini identik dengan provinsi Sumatera Utara secara bertahap akan mulai terurai dan berkurang. Hal ini ditandai dengan peluncuran resmi proyek pembangunan dan perbaikan jalan provinsi yang rusak sepanjang 450 Km.
Dari informasi yang diperoleh Detail.id, Selasa 28 Juni 2022, proyek ini senilai Rp 2,7 triliun dan ditargetkan rampung pada akhir tahun 2023. Termasuk di anara proyek ini adalah jalan baru yang menghubungkan Kota Medan dengan Kabupaten Tanah Karo.
“Proyek pembangunan dan pemeliharaan jalan tersebut sudah sangat mendesak dan tidak bisa ditunda-tunda lagi. Apalagi, proyek ini sepenuhnya untuk kepentingan rakyat Sumut,” kata Gubernur Sumut Edy Rahmayadi saat acara groundbreaking Pembangunan dan Peningkatan Jalan, Jembatan dan Drainase di Desa Suka Makmur, Kutalimbaru, Kabupaten Deliserdang, Senin 27 Juni 2022 sore.
Hadir dalam acara groundbreaking pembangunan jalan dan jembatan Wakil Ketua DPRD Sumut Rahmansyah Sibarani, Bupati Deliserdang Ashari Tambunan, Bupati Karo Corry Sriwaty Sebayang dan Kepala BPKP Perwakilan Sumut Kwinhatmaka. Hadir juga Forkopimda Sumut, DPRD Karo dan DPRD Deliserdang serta jajaran Waskita sebagai kontraktor utama.
Berdasarkan data dari Bina Marga dan Bina Konstruksi Sumut ada sekitar 580 Km jalan provinsi dengan status rusak total. Hanya saja, dana Pemprov Sumut sebesar Rp2,7 triliun bisa dimaksimalkan untuk 450 Km atau 81% dari jalan yang rusak.
“Kita maunya semua, tetapi sampai 2024 dana yang kita miliki Rp2,7 triliun dan itu hanya bisa untuk 450 Km, jadi kita harus memilih yang prioritas. Kedepannya, kita akan selesaikan semuanya,” kata Gubernur.
Jalan sepanjang 450 km yang dibangun dan diperbaiki ini tersebar di 33 kabupaten/kota (Kecuali Labusel) salah satunya di Desa Suka Makmur, Kutalimbaru, Kabupaten Deliserdang.
Di Suka Makmur jalan yang akan dibangun sepanjang 12 km ditambah jembatan. Jalan ini akan menjadi jalan alternatif yang sejajar dengan jalan utama Medan-Berastagi.
Ada tiga skala prioritas pada pembangunan jalan, drainase dan jembatan ini yaitu jalan strategis pariwisata unggulan, jalan penunjang prioritas nasional dan usulan kepala daerah. Jalan di Desa Makmur termasuk prioritas utama karena Berastagi merupakan kawasan pariwisata unggulan Sumut.
“Ini salah satunya yang kita bangun panjangnya 12 Km, drainase dan jembatan. Jalan ini strategis, jadi kita buat harus sejajar dengan jalan utama, bukan alternatif biasa karena kita perlu memperlancar arus wisatawan, distribusi hasil tani dan pembangunan. Labusel tidak termasuk karena disana tidak ada jalan berstatus provinsi,” kata Edy Rahmayadi.
Menurut keterangan Kepala Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Sumut Bambang Pardede, dari 450 Km yang akan dibangun dan ditingkatkan terdapat 250 km yang masih jalan tanah. Sedangkan untuk drainase Pemprov Sumut akan membangun sepanjang 71 km dan jembatan sebanyak 20 titik
“Itu satu paket, jalan harus punya drainase agar bertahan lebih lama dan jembatan untuk menyambungkan jalan tersebut. Jembatan ada 20 titik dengan desain rangka baja, beton dan box culvert,” kata Bambang Pardede usai acara groundbreaking.
Pembangunan jalan sepanjang 450 Km, 71 Km drainase dan 20 titik untuk 121 jalan dan dibagi 163 paket. Metode pekerjaannya design built terintegrasi (rancang & bangun) dikerjakan secara simultan dan paralel sehingga lebih cepat rampung ketimbang menggunakan metode konvensional.
Pembayaran juga dilakukan dengan sistem multiyears (3 tahun anggaran) dari tahun 2022 hingga 2024. Pembayaran pertama dilakukan akhir 2022 sebesar Rp 500 M, akhir 2023 Rp1,5 triliun dan akhir 2024 Rp 700 M.
“Targetnya 18 bulan selesai dan dengan metode ini kita bisa lebih cepat dari metode konvensional karena tidak perlu menunggu DED (Detail Engineering Design) baru pengerjaan fisik, ini sudah diterapkan teman-teman di Kementerian PUPR,” kata Bambang Pardede.
Reporter: Heno
Discussion about this post