Connect with us

NIAGA

Rupiah Melemah, Inflasi di Depan Mata, Sumut Bakal Gigit jari

DETAIL.ID

Published

on

DETAIL.ID, Medan – Nilai mata uang kita, Rupiah, akhirnya melemah dan tembus Rp 15.000/Dollar AS. Situasi ini bakal menimbulkan sejumlah kemungkinan negatif pada ekonomi Provinsi Sumatra Utara.

“Pemicu pelemahan masih dikarenakan oleh rencana kebijakan suku bunga yang agresif oleh Bank Sentral AS atau The FED,” kata ekonom Medan, Gunawan Benjamin, kepada para wartawan di Medan, Kamis 7 Juli 2022.

Untuk itu, akademisi di sejumlah kampus di kota Medan ini meminta Pemerintah Provinsi Sumatra Utara (Pemprovsu) untuk mengantisipasi dampak pelemahan Rupiah terhadap potensi kenaikan sejumlah harga kebutuhan masyarakat.

Ia paham jauh-jauh hari sebelumnya harga bahan pokok pun sudah mengalami kenaikan yang dipicu oleh beberapa kombinasi sentimen buruk eksternal, seperti kenaikan harga kebutuhan pangan dan enerji hingga bahan baku.

“Nah saat Rupiah melemah, hal tersebut juga berdampak pada semakin mahalnya barang kebutuhan impor,” kata Gunawan. Ia meminta semua pihak tidak menyepelekan impor. Sebab bagi Indonesia impor memiliki peranan penting dalam pembangunan dan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat.

Kata Gunawan, sejumlah bahan pangan impor seperti bawang putih, kedelai, gandum, memiliki peranan besar pada pemenuhan sejumlah kebutuhan hidup masyarakat.

Di sisi lain, ia menyebutkan barang-barang modal, bahan baku, maupun sejumlah biaya input produksi berpeluang mengalami kenaikan.

“Jadi tekanan inflasi di bulan Juli ini berpeluang untuk berlanjut sekalipun di bulan Juni inflasi sudah mencetak kenaikan angka yang signifikan. Sejauh ini belum ada indikasi bahwa di bulan Juli Indonesia akan mengalami deflasi,” kata dia.

Kata dia, deflasi bisa saja terjadi setelah pemerintah menaikkan tarif dasar listrik masyarakat ekonomi kelas tertentu. Jadi, ia melihat potensi laju inflasinya masih sangat terasa sejauh ini.

“Sejauh ini, secara nasional inflasi di bulan Juli 2022 masih berpeluang untuk naik dalam rentang 0.1% hingga 0.17%. Sementara itu, khusus untuk Sumatera Utara, pertumbuhan ekonominya justru memiliki korelasi yang kuat dengan pertumbuhan impornya,” kata dia.

Karena itu ia melihat pelemahan Rupiah yang menyentuh Rp 15.000/Dollar AS akan menekan pertumbuhan ekonomi Sumut sendiri. Namun di sisi lain Gunawan masih yakin ekonomi Sumut masih bisa tumbuh di rentang 6.3% hingga 6.7% secara kuartalan di kuartal kedua tahun 2022 ini.

Tetapi di sisi lain ia melihat pelemahan nilai mata uang rupiah tidak akan banyak menolong perekonomian Sumut karena sejauh ini ekspor banyak komoditas unggulan Sumut masih tersandera oleh serangkaian kebijakan pemerintah yang tengah mengendalikan harga minyak goreng di Tanah Air.

“Praktis Sumut akan kehilangan potensi pendapatan yang seharusnya bisa dioptimalkan saat terjadi pelemahan rupiah. Pendapatan yang dimaksud adalah dari sisi ekspor,” kata dia.

Hal ini mengingat saat rupiah melemah maka hitungannya harga barang ekspor Sumut menjadi lebih mahal. Terlebih saat ini harga CPO berada dalam tren turun mendekati RM 4.000 per ton.

“Justru yang muncul saat ini adalah potensi kenaikan laju tekanan inflasi di Sumut akibat melemahnya mata uang Rupiah tersebut,” kata dia.

Reporter: Heno

NIAGA

DBH Sawit Bagi Provinsi Jambi Alami Tren Penurunan Sejak 2023

DETAIL.ID

Published

on

DETAIL.ID, Jambi – Alokasi Dana Bagi Hasil (DBH) Sawit yang dikucurkan oleh Pemerintah Pusat bagi Provinsi Jambi tercatat mengalami tren penurunan sejak 2023 lalu.

Berdasarkan penjelasan Kadis Perkebunan Provinsi Jambi, Hendrizal, alokasi DBH Sawit untuk Provinsi Jambi senilai Rp 23 M untuk tahun 2025. Lebih kecil dari tahun sebelumnya yakni Rp 33 M. Padahal awalnya di 2023 alokasi dana mencapai Rp 38 M.

Menurut Hendrizal, pasca ditransfer ke kas daerah atau BPKPD duit DBH tersebut bakal diperuntukkan bagi pendataan, rencana aksi daerah tentang kelapa sawit berkelanjutan, hingga jaminan sosial bagi buruh tani sawit.

“Sejauh ini porsinya sesuai PMK 91, porsi maksimal 20% di bidang perkebunan. 80% untuk infrastruktur,” ujar Hendrizal, Selasa, 24 Juni 2025.

Dia pun menyoal porsi dana yang bersumber dari Pungutan Ekspor CPO yang ditetapkan oleh pusat tersebut. Sebab menurutnya jika peruntukan dana lebih difokuskan spesifik pada infratruktur semacam jalan usaha tani, tentu bakal lebih menopang produktivitas hasil perkebunan rakyat.

Sementara itu terkait program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), dimana insentif dana peremajaan sawit kini menjadi Rp 60 per hektar sejak September 2024 lalu. Kadis Perkebunan Provinsi Jambi tersebut menilai belum berdampak signifikan terhadap animo petani untuk ikut PSR.

“Kondisi di daerah beda-beda ya. Untuk petani yang lahannya cuman sedikit, misal cuman 2 ha dia ga akan mau. Karna ketika ditebang mau makan apa sampai 5 tahun. Beda dengan yang punya lahan luas,” katanya.

Adapun untuk tahun 2025, Disbun Provinsi Jambi menargetkan PSR seluas 14.100 hektar. Sebelumnya di tahun 2023 lalu, dari 10 ribu ha target PSR, terealisasi seluas 7800 ha atau sekitar 70% dari target.

“2025 target 14.100. Mestinya tercapai inikan masih proses. Yang lama itu tadi penyiapan status tanah. Itukan minimal 50 ha, anggota kelompok minimal 20. Kita optimislah, kalaupun tidak 100%, 70% mungkin terkejar,” katanya.

Reporter: Juan Ambarita

Continue Reading

NIAGA

Harga TBS Sawit Periode 6 – 12 Juni Turun Tipis

DETAIL.ID

Published

on

DETAIL.ID, Jambi – Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Provinsi Jambi untuk periode 6 – 12 Juni 2025 mengalami penurunan, Kamis, 5 Juni 2025.

Berdasarkan hasil rapat penetapan harga oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, harga TBS untuk usia tanaman 10 – 20 tahun ditetapkan sebesar Rp 3.287,72 per kilogram, turun Rp 1,09 dari periode sebelumnya.

Penurunan harga juga tercatat secara rata-rata pada seluruh umur tanaman, yaitu sebesar Rp 0,68 per kilogram.

“Harga rata-rata minyak sawit mentah (CPO) pada periode ini tercatat sebesar Rp 13.026,14 per kilogram, sementara harga rata-rata inti sawit mencapai Rp 11.879,60 per kilogram,” kata Kadis Perkebunan Hendrizal, Kamis 5 Juni 2025.

Harga tersebut berdasarkan pada indeks K yang digunakan dalam penetapan harga adalah 94,56 persen.

Reporter: Juan Ambarita

Continue Reading

NIAGA

Harga TBS Sawit Provinsi Jambi Turun Periode 16–22 Mei 2025, Berikut Harga CPO dan Kernel

DETAIL.ID

Published

on

DETAIL.ID, Jambi – Pemerintah Provinsi Jambi melalui Dinas Perkebunan (Disbun) Bidang PSPHP telah menetapkan harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit untuk periode 16 hingga 22 Mei 2025.

Hasil rapat yang digelar pada Kamis, 15 Mei 2025 mencatat adanya penurunan harga TBS dibandingkan periode sebelumnya.

“Harga TBS untuk umur tanaman 10–20 tahun ditetapkan sebesar Rp 3.292,77/kg, turun Rp 149,39/kg dari harga pekan lalu. Rata-rata penurunan harga TBS berdasarkan umur tanaman mencapai Rp 136,40/kg,” kata Kabid Sarpas Disbun Provinsi Jambi, Bukri pada Jumat, 16 Mei 2025.

Adapun harga rata-rata Crude Palm Oil (CPO) tercatat sebesar Rp 12.797,50 sementara harga rata-rata inti sawit atau kernel mencapai Rp 12.921,05 dengan indeks K yang digunakan dalam perhitungan harga berada pada angka 94,18%.

Menurut Bukri, penurunan harga TBS disebabkan oleh melemahnya permintaan pasar global serta turunnya harga minyak nabati lainnya, yang turut memengaruhi harga sawit.

“Penyebab harga turun, permintaan melemah. Minyak nabati lain juga turun,” katanya.

Reporter: Juan Ambarita

Continue Reading
Advertisement ads ads
Advertisement ads

Dilarang menyalin atau mengambil artikel dan property pada situs