DETAIL.ID, Medan – Kabupaten Asahan kini memiliki tatengger atau prasasti batu tertulis sebagai tanda lokasi bersejarah perjuangan rakyat Asahan yang menetang dampak dari Perjanjian Renville.
Ketua Umum Badan Pembudayaan Kejuangan DHD’45 Sumut, Mayjen TNI Purn M Hasyim, kepada para wartawan di Medan, Selasa 16 Agustus 2022, menyebutkan tatengger itu telah ditandatangani oleh Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi di Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman 41, Medan, Senin 15 Agustus 2022 lalu.
Kata dia, saat itu hadir juga Sekretaris Umum DHD45 Sumut Eddy Syofian, Ketua IV Dartatik Damanik, Ketua Bidang Pembudayaan / Sejarawan Ichwan Azhari, dan Ketua Bidang Humas Sakhira Zandi, serta mewakili Ketua DHC’45 Asahan Irwan Panjaitan.
Kata dia, tatengger yang dibuat ini untuk mengenang bahwa salah satu wilayah Perjanjian Renville untuk wilayah Sumatera Timur ditetapkan Sungai Asahan, yang mengalir dari Porsea sampai Tanjungbalai, menjadi Garis Demarkasi Status Quo .
Tatengger ini nanti akan dipasang di halaman Rumah Makan Status Quo di Kecamatan Pulau Rakyat, Jalan Lintas Sumatera (Kisaran – Labura).
Hasyim menyatakan, momentum menyambut HUT ke-77 Kemerdekaan RI ini menghimbau agar semua tugu ataupun tatengger yang ada di Kabupaten/Kota dapat dirawat dan direvitalisasi.
Sebagai bahan data di Sumut saat ini sudah ada tugu/tetengger yang berdiri sebanyak 81 tugu, yang tersebar di Kota Medan (13 ), Langkat (6), Karo (6), Deliserdang/ Tebingtinggi (7).
Lalu, di Simalungun dan Kota Pematangsiantar ( 8 ), Dairi (5), Asahan dan Kota Tanjungbalai (12), Labuhanbatu (6), Tapanuli Utara (Taput) (5), Tapanuli Tengah (Tapteng) dan Kota Sibolga (6), dan Tapanuli Selatan (Tapsel) ( 7 ) .
“Banyaknya tugu sebagai bukti tingginya perlawanan rakyat Sumut mewujudkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia,” ujar Hasyim.
Tatengger Status Quo
Hasyim lalu menjelaskan tentang Tatengger Status Quo. Kata dia, pada 16 Juli 1947, Belanda melakukan Agresi I di Indonesia.
Lalu atas rekomendasi Dewan Keamanan PBB pada 17 Agustus 1947 disepakati genjatan senjata. Pada 8 Desember 1947 dilaksanakan perjanjian di atas kapal perang Inggris “Renville” yang difasilitasi Komisi 3 Negara ( Australia- Belgia – Amerika Serikat ).
Untuk Sumatera Timur ditetapkan Sungai Asahan yang mengalir dari Porsea sampai Tanjung Balai, menjadi garis Demarkasi Status Quo. Tatengger ini menjadi bukti perjuangan rakyat di Kecamatan Pulau Rakyat, Kabupaten Asahan, dan memori sejarah untuk pembelajaran bagi generasi muda.
Reporter: Heno
Discussion about this post