DETAIL.ID, Pematang Siantar – Beberapa wkatu ini para penenun tradisional yang ada di berbagai kabupaten dan kota di Sumatera Utara pusing luar biasa.
Pasalnya mereka kesulitan untuk mendapatkan benang yang merupakan modal utama dalam proses kreatif menenun. Selain itu, harga benang yang semakin naik pun membuat para penenun semakin kesulitan.
Menyikapi hal itu, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sumatera Utara Nawal Lubis mengakui telah berkomunikasi dengan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumut Aspan Sofian Batubara.
Hal itu dikatakannya saat saat membuka Pelatihan Perwarnaan Alami Zona Dataran Tinggi 1, di Hotel Horison, Kota Pematangsiantar, Senin 29 Agustus 2022 sore. Menurut Nawal, tahun depan Disperindag Sumut akan berupaya memperlancar distribusi benang ke Sumut.
“Saya sudah mengobrol dengan Pak Aspan, kita akan upayakan distribusi benang, mungkin kita akan buat distributor atau bagai mana nantinya, tetapi yang pasti kita akan upayakan tahun depan,” kata istri Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi ini.
Melalui ketersediaan benang dan pewarna alami, Nawal Lubis percaya, tenun Sumut akan lebih bersaing. Apalagi menurutnya, hasil tenun Sumut sangat diminati masyarakat baik dalam maupun luar negeri.
“Produk kita ini sangat diminati. Kemarin waktu ibu Panglima TNI, ibu Hetty borong hasil tenun Sumut. Begitu juga saat W20, mereka suka sekali dengan tenun kita,” kata Nawal Lubis.
Pewarna alami saat ini memiliki nilai jual yang bagus menurut Nawal Lubis. Bahan baku yang sering dijadikan pewarna alami seperti tawas, tunjung, kayu zior, secang, kayu kuning atau, jolawe.
“Produk ramah lingkungan banyak dilirik orang saat ini dan kita punya banyak bahan bakunya, dan konsep-konsep go green, back to nature, diminati, jadi produk kita harus unggul di situ,” terang Nawal.
Sementara itu, Ketua Dekranasda Pematangsiantar Kusma Erizal Ginting mengatakan, pengrajin butuh distributor benang agar harganya stabil dan lebih murah. Dengan begitu pengrajin tetap bisa berproduksi dengan lancar dan harga produknya tidak tinggi.
“Ada 347 pengrajin di sini, tetapi karena bahan bakunya kadang sulit, jadi produksi mereka tidak stabil. Kalau ini kita selesaikan cost produksi tentu berkurang signifikan,” kata Kusma.
Pelatihan ini akan berlangsung selama empat hari, dari 29 Agustus hingga 1 September 2022, diikuti 20 pengrazin dari Zona Dataran Tinggi Sumut. Diharapkan peserta yang hadir menjadi agen-agen didaerahnya untuk mengembangkan kain tenun Sumut.
“Setelah kegiatan ini kami harap peserta bisa membagikan ilmunya dan menjadi agen-agen perubahan di tempatnya masing-masing,” tambah Kusma.
Hadir pada pelatihan tersebut, Sekretaris Dekranasda Sumut Hasnah Lely, Ketua Dekranasda Kabupaten Simalungun Ratnawati Radiapoh Hasiholan Sinaga dan Ketua Dekranasda Kabupaten Humbahas Kristina Dosmar Banjarnahor.
Hadir juga advisor community development Toba Tenun Erlina Pardede dan OPD terkait Pemprov Sumut, serta Pemko Pematangsiantar.
Reporter:Â Heno
Discussion about this post