DETAIL.ID, Batanghari – Mashuri, petani sawit sekaligus Ketua DPD Apkasindo Batanghari kesal dengan kenaikan tarif BBM. Kepada awak media ini, ia curahkan keluh kesahnya. Menurutnya, kenaikan BBM sangat berdampak bagi petani sawit.
“Yang sudah terasa sekarang ini armada mobil yang beli solar dengan pertalite. Kalau kita kaitkan dengan harga sawit murah di bawah harga Rp 3.000 sekarang ini. Sangat terasa di petani, semua serba naik,” katanya, Senin 5 September 2022.
Menurut dia, dengan kenaikan BBM saat ini seharusnya harga sawit petani sudah harus berada di angka Rp 4.000 – Rp 5.000/kg.
“Baru tidak ketemu dengan yang namanya inflasi itu. Baru rakyat merdeka sesuai dengan kata UUD 1945 tu,” katanya lagi.
Kemudian, Mashuri juga bercerita imbas lain dari kenaikan BBM yakni masalah upah buruh panen sawit petani. Memang diakui olehnya untuk saat ini belum ada kenaikan, namun hal itu dipandang hanya masalah waktu saja. Belum lagi masalah pupuk yang terus melonjak tinggi.
“Upah panen masih di harga Rp 200,000/ton, belum ada kenaikan. Kalau harga pupuk sudah naik lagi, termasuk obat racun rumput, pupuk subsidi, semua sudah dibatasi untuk keluarnyo. Jadi kita-kita ini nunggu keputusan MK (yang maha kuasa) aja sekarang,” ujarnya kesal.
Jadi, kata dia, seluruh petani Indonesia, khusus kami Apkasindo memohon kepada pemerintahan NKRI ini.
“Tolong bantu nasib rakyat kecil, petani kecil, yang hidupnya semakin terpuruk dengan semua kebijakan pemerintah pusat yang mencabut dan membatasi subsidi,” katanya memohon.
Reporter: Juan Ambarita
Discussion about this post