DETAIL.ID, Jakarta – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN membukukan laba bersih sebesar Rp 2,28 triiun hingga akhir kuartal III – 2022. Total perolehan laba bank spesialis kredit perumahan ini tumbuh 50,11 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp 1,51 triliun.
“Transformasi Bank BTN yang sejalan dengan Transformasi dari Kementerian BUMN telah membuahkan hasil yang positif. Sehingga kinerja perseroan pada kuartal III/2022 ini semakin baik dan akan terus berlanjut hingga akhir tahun ini,” ujar Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo dikutip dari keterangan tertulis, Kamis, 27 Oktober 2022.
Haru menjelaskan, kenaikan laba bersih perseroan, ditopang keberhasilan Bank BTN menjalankan inisiatif strategis pada kuartal III, diantaranya peningkatan penyaluran kredit, biaya dana atau cost of fund yang berhasil ditekan seiring dengan peningkatan penghimpunan dana murah, ditambah perbaikan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) yang terus menurun.
Menurut Haru, hingga akhir kuartal III – 2022, Bank BTN berhasil menyalurkan kredit Rp 289,6 triliun. Angka ini meningkat 7,18 persen dari posisi yang sama tahun lalu senilai Rp 270,27 triliun. Sebagian besar porsi penyaluran kredit itu berasal dari penyaluran kredit perumahan.
Besaran kredit perumahan yang disalurkan Bank BTN hingga akhir kuartal III – 2022 mencapai Rp 256,48 triliun. Terdiri dari KPR Subsidi sebesar Rp 140,97 triliun atau tumbuh 8,46 persen dan KPR Non Subsidi yang tumbuh 6,4 persen menjadi Rp 87,11 triliun.
Sementara itu, rasio kredit bermasalah gross pada kuartal III – 2022 berada pada level 3,45 persen, lebih rendah dari sebelumnya di level 3,94 persen. Sedangkan NPL Nett tercatat sebesar 1,23 persen atau turun dari posisi 1,50 persen periode sebelumnya.
Kenaikan kredit berdampak pada pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) yang tumbuh 31,84 persen pada kuartal III – 2022 menjadi Rp 11,54 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 8,75 triliun.
“Lonjakan NII tersebut membuat rasio net interest margin (NIM) Bank BTN juga mengalami kenaikan dari 3,52 persen pada akhir September 2021 menjadi 4,51 persen di kuartal III/2022,” ujar Haru.
Dari sisi DPK, Haru mengungkapkan pada periode hingga akhir September 2022 itu berhasil terkumpul mencapai Rp 312,84 triliun naik 7,41 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 291,26 triliun. Perolehan dana murah atau CASA itu ikut naik 18,7 persen menjadi Rp 143,59 triliun dibandingkan akhir September 2021 sebesar Rp120,96 triliun.
“Kenaikan CASA yang cukup tinggi tersebut membuat kontribusi dana murah mengalami kenaikan menjadi 45,9 persen dari total DPK Bank BTN pada kuartal III – 2022,” ucapnya.
Haru menegaskan, kenaikan dana murah Bank BTN berhasil menekan biaya dana atau cost of fund Bank BTN pada akhir September 2022 menjadi 2,36 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,28 persen.
“Kinerja Bank BTN pada akhir September 2022 yang cukup gemilang ini, mendorong aset perseroan meningkat sebesar 5,77 persen menjadi Rp 389,29 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 368,05 triliun,” tutur Haru.
Discussion about this post