DETAIL.ID, Jakarta – Kepolisian Negara Republik Indonesia melakukan pendalaman dugaan kelalaian dari produsen obat sirup. Pendalaman tersebut dilakukan menindaklanjuti kasus gagal ginjal akut pada anak di Indonesia yang semakin marak terjadi.
Kepolisian melalui Bareskrim Polri mendalami dugaan adanya kesengajaan dari perusahaan obat sirup yang menggunakan etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) yang melebihi ambang batas aman.
Peristiwa gagal ginjal akut pada anak yang membludak baru- baru ini diduga akibat mengonsumsi obat sirup yang mengandung cemaran dua zat tersebut.
“Terkait apakah ada kelalaian, ada kesengajaan, kemudian kami juga bukan hanya sekadar pada produk obat. Tapi kami juga akan mengembangkan pada bahan baku yang digunakan, bahan baku yang digunakan itu dari mana saja apakah diimpor, apa diproduk dalam negeri,” ujar Direktur Tindak Pidana Tertentu (Dirtipidter) Bareskrim, Brigjen Pipit Rismanto dalam tayangan Youtube Badan POM RI pada Senin, 31 Oktober 2022.
Perusahaan yang diduga memproduksi obat sirup mengandung cemaran EG dan DEG dari zat pelarut tambahan adalah PT Yarindo Farmatama dan PT Universal Pharmaceutical Industries, seperti dilansir kompas.com.
Lebih lanjut, Pipit mengatakan pendalaman yang akan dilakukan meliputi semua hal yang terkait dengan produksi obat sirup dari dua perusahaan tersebut. Mulai dari izin edar hingga pelaksanaan produksi.
“Nanti kita akan kembangkan bersama bahkan mungkin apakah di situ sudah ada izin edar, kita akan melihat, kita akan mendalami, prapoduksi (hingga) pelaksanaan produksi,” katanya.
Ia mengatakan kasus gagal ginjal akut ini bukan hanya menjadi masalah bagi sejumlah instansi saja. Namun, kejadian ini merupakan masalah bersama yang perlu dituntaskan bersama-sama. Pipit juga mengatakan pihaknya akan melakukan penegakan hukum secara transparan dan objektif.
“Masalah bersama ya, agar ini bisa diselesaikan, masyarakat mendapatkan kepastian obat-obat mana yang layak dikonsumsi dan mana yang tidak aman dikonsumsi dan sesegera mungkin mampu memberikan pencegahan agar ini tidak terulang kembali,” ujar Pipit.
Discussion about this post